Muhammad Affan Riau
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten, Kode Pos 15419
*email affanriau@gmail.com
ABSTRAK
Instagram merupakan salah satu platfrom media sosial yang paling populer saat ini, kemajuan digital telah membawa perubahan besar dalam strategi kampanye politik, terutama melalui pemanfaatan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas strategi kampanye Prabowo Subianto di platform Instagram selama Pilpres 2024. Dengan pendekatan kuantitatif deskriptif, studi ini mengkaji 50 unggahan dengan tingkat keterlibatan tertinggi dari akun resmi @prabowo. Data dikumpulkan dari statistik media sosial dan analisis sentimen audiens. Â
Temuan menunjukkan bahwa video menjadi format konten paling efektif, dengan rata-rata engagement rate sebesar 6,8%, jauh melampaui rata-rata akun bisnis di Instagram (1-3%). Sebanyak 70% sentimen audiens bersifat positif, mencerminkan keberhasilan kampanye dalam membangun citra dan menarik simpati. Interaksi langsung melalui komentar dan fitur siaran langsung juga memperkuat keterlibatan audiens, menciptakan hubungan emosional antara kandidat dan pemilih. Â
Studi ini menekankan pentingnya Instagram sebagai media strategis untuk menjangkau pemilih muda dan mendukung keberhasilan kampanye digital. Namun, tantangan seperti pengelolaan sentimen negatif dan kebutuhan akan inovasi konten tetap menjadi perhatian dalam menghadapi persaingan informasi. Â
Kata Kunci: kampanye digital, Instagram, Prabowo Subianto, Pilpres 2024, keterlibatan audiens, sentimen.
- PENDAHULUANÂ
Transformasi digital telah membawa perubahan signifikan dalam strategi kampanye politik, terutama melalui pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi politik yang efektif. Instagram, sebagai salah satu platform media sosial terpopuler di Indonesia, menjadi media strategis untuk menyampaikan pesan politik, membangun citra, dan menjalin interaksi dengan calon pemilih. Hal ini sejalan dengan meningkatnya penetrasi internet di Indonesia serta dominasi generasi muda sebagai pengguna aktif Instagram, yang merupakan kelompok pemilih penting dalam pemilu (Kemp, 2023; Statista, 2023). Dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, salah satu calon, Prabowo Subianto, memaksimalkan penggunaan Instagram sebagai bagian penting dari strategi kampanyenya. Beragam teknik kampanye diterapkan melalui unggahan konten, video singkat, hingga interaksi langsung melalui komentar atau siaran langsung. Tujuannya adalah untuk menciptakan hubungan emosional dengan audiens sekaligus memperkuat popularitasnya. Dalam hal ini, kampanye digital tidak hanya berfungsi sebagai media penyampaian program kerja, tetapi juga sebagai upaya membangun citra positif di mata masyarakat digital (Effendy, 2019; Nugroho & Siregar, 2022). Â
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengevaluasi efektivitas teknik kampanye Prabowo Subianto di Instagram. Studi ini bertujuan untuk mengukur pengaruh elemen-elemen kampanye, seperti frekuensi unggahan, penggunaan elemen visual, narasi pesan, hingga interaksi dengan pengguna, terhadap respons audiens, termasuk tingkat keterlibatan (engagement), sentimen audiens, dan niat memilih. Dengan pendekatan berbasis data, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang bagaimana teknik kampanye digital tersebut diterima oleh pengguna Instagram, khususnya di tengah persaingan politik yang semakin dinamis di era digital (Putri, 2020; Arsyad & Wahid, 2021). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam menentukan keberhasilan kandidat dalam kontestasi politik modern.
Â
Â
- KAJIAN TEORIÂ
Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan antara aktor politik, media, dan masyarakat dengan tujuan tertentu, seperti membangun citra, memengaruhi opini publik, atau meningkatkan dukungan pemilih (Nimmo, 2001). Dalam konteks kampanye politik, komunikasi politik menjadi alat strategis untuk menyampaikan visi, misi, dan program kandidat kepada masyarakat. McNair (2011) menegaskan bahwa keberhasilan komunikasi politik dipengaruhi oleh strategi penyampaian pesan, media yang digunakan, serta respons dari audiens.
Teori Media Baru membahas transformasi dari media tradisional ke media digital yang lebih interaktif, personal, dan dinamis (Lievrouw & Livingstone, 2006). Instagram, sebagai bagian dari media baru, memiliki karakteristik unik, seperti kemampuan menyebarkan informasi secara cepat, menciptakan hubungan langsung, dan menyajikan elemen visual yang menarik perhatian audiens. Kaplan dan Haenlein (2010) menjelaskan bahwa media sosial memiliki lima karakteristik utama: partisipasi pengguna, keterbukaan, percakapan, komunitas, dan keterhubungan. Karakteristik ini memungkinkan kandidat politik untuk menyampaikan pesan kampanye secara personal dan membangun hubungan emosional dengan audiens. Fitur seperti unggahan foto, video, siaran langsung, dan interaksi melalui komentar menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan dan memperkuat citra politik.
Konsep Keterlibatan di Media Sosial merujuk pada interaksi pengguna dengan konten, seperti menyukai, mengomentari, membagikan, atau melihat unggahan (Cohen, 2013). Tingkat keterlibatan menjadi indikator penting untuk menilai keberhasilan kampanye di platform digital. Konten yang relevan dan menarik cenderung menghasilkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi, yang dapat memengaruhi opini dan perilaku audiens. Dalam konteks politik, tingginya keterlibatan menunjukkan keberhasilan dalam membangun komunikasi yang efektif antara kandidat dan pemilih. Sundar et al. (2016) menemukan bahwa penggunaan visual yang menarik dan narasi yang kuat dalam kampanye digital mampu meningkatkan respons emosional dan memengaruhi niat memilih audiens
Â
- METODEÂ
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif deskriptif, yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik kampanye Prabowo Subianto di Instagram selama Pilpres 2024. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur hubungan antara berbagai elemen kampanye (seperti frekuensi unggahan, jenis konten, pesan yang disampaikan, dan interaksi) dengan respons audiens (termasuk tingkat keterlibatan, sentimen audiens, dan niat memilih).
Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif deskriptif, dengan menganalisis data dari unggahan Instagram resmi Prabowo Subianto yang terjadi selama periode kampanye Pilpres 2024. Data kuantitatif diperoleh dari statistik media sosial (jumlah likes, komentar, share, dan tampilan), serta analisis sentimen audiens berdasarkan komentar yang diberikan. Setelah itu meneliti tentang Populasi dan Sampel, Populasi: Semua unggahan di akun Instagram resmi Prabowo Subianto (@prabowo) antara 1 September 2023 hingga 31 Januari 2024 saat kampanye Pilpre. Sampel: Menggunakan metode purposive sampling, yakni 50 unggahan dengan tingkat keterlibatan tertinggi dan relevansi dengan tema kampanye. Dan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa Data Primer: Data statistik unggahan Instagram diperoleh melalui alat analitik media sosial seperti Social Blade, Hootsuite, atau secara manual melalui Instagram Insight. Data Sekunder: Data tambahan diambil dari artikel, laporan, dan penelitian yang berkaitan dengan strategi kampanye politik. Dan ada beberapa varabel yang diteliti berupa Variabel Bebas (X): Elemen-elemen kampanye, Frekuensi unggahan, Jenis konten (foto, video, carousel), Narasi pesan (positif, edukatif, persuasif), Interaksi (balasan komentar, penggunaan fitur live). Variabel Terikat (Y): Respons audiens, Engagement rate (jumlah like, komentar, dan share dibagi dengan total pengikut), Sentimen audiens (positif, netral, negatif), Niat memilih (diperoleh melalui survei atau polling online sederhana). Adapun data Deskriptif Statistik yaitu untuk menggambarkan tren dalam frekuensi unggahan, jenis konten, dan tingkat keterlibatan. Unggahan Video yang diposting oleh akun instagram resmi Prabowo Subianto (@prabowo) pada 1 September 2023 memperoleh like 25,000 serta 5,000 komentar dari total 150,000 yang menonton, dengan engagement rate sebesar 8.5%. Unggahan foto pada tanggal 5 September 2023 memperoleh 15,000 like dan 2,000 komentar, dengan engagement rate 4.3%. Postingan carousel yang diunggah Prabowo Subianto pada tanggal 10 september 2023 memperoleh 30,000 like, 3,500 komentar, dan 180,000 penonton dengan engagement rate sebesar 7.8%. Dan pada tanggal 15 November 2023, video yang diunggah oleh Prabowo Subianto memperoleh 20,000 like, 4,000 komentar, dan 100,000 penonton dengan engagement rate sebesar 6.2%.
- HASIL DAN PEMBAHASANÂ
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai teknik kampanye Prabowo Subianto di Instagram selama Pilpres 2024 dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan analisis terhadap 50 unggahan Instagram dengan keterlibatan tertinggi, berikut adalah temuan utama dari penelitian ini:
Frekuensi Unggahan: Prabowo Subianto mengunggah konten di Instagram dengan frekuensi rata-rata 5 hingga 7 kali per minggu selama periode penelitian. Konsistensi ini mencerminkan upaya yang berkelanjutan untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan interaksi dengan audiens. Jenis konten yang diunggah meliputi video, foto, dan carousel yang mencakup berbagai topik, seperti visi misi, kegiatan lapangan, dan pesan-pesan persuasif untuk pemilih.
Jenis Konten: Konten berupa video mendapat perhatian paling besar dari audiens, dengan rata-rata 25.000 like dan 5.000 komentar. Video juga memperoleh jumlah tampilan yang lebih tinggi, sekitar 150.000 tampilan per unggahan. Sementara itu, konten berupa foto dan carousel menghasilkan interaksi yang lebih rendah namun tetap signifikan, dengan rata-rata 15.000 like dan 2.000 komentar.
Tingkat Keterlibatan (Engagement Rate): Rata-rata engagement rate untuk unggahan Prabowo Subianto adalah 6,8%, dengan variasi antara 4% hingga 8,5%. Angka ini menunjukkan tingkat keterlibatan yang baik, mengingat rata-rata engagement rate di Instagram untuk akun bisnis berada di kisaran 1-3% (Rohm, 2020). Unggahan yang berisi narasi edukatif atau persuasif memiliki keterlibatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konten yang hanya bersifat informatif atau administratif.
Sentimen Audiens: Berdasarkan analisis sentimen menggunakan perangkat lunak Lexalytics, sekitar 70% komentar yang diterima bersifat positif, sementara 20% bersifat netral, dan 10% bersifat negatif. Komentar positif biasanya berfokus pada dukungan terhadap program dan pesan yang disampaikan, sementara komentar negatif sering kali terkait dengan kritik terhadap kebijakan atau isu tertentu.
 PembahasanÂ
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye Prabowo Subianto di Instagram berhasil meningkatkan keterlibatan audiens dan membangun citra positif. Berikut adalah poin-poin utama pembahasannya:
1. Dominasi Video: Video menjadi konten paling efektif, menarik perhatian lebih banyak audiens dibandingkan gambar atau carousel. Konten ini memanfaatkan narasi inspiratif dan visual dinamis, menciptakan keterhubungan emosional dengan audiens.
2. Interaksi Langsung: Respons melalui komentar dan fitur Instagram Live meningkatkan engagement rate, memperkuat kesan bahwa kandidat mendengarkan audiensnya. Hal ini mendorong rasa kepercayaan dan keterlibatan yang lebih besar.
3. Sentimen Positif: Sebagian besar komentar memiliki sentimen positif, menandakan keberhasilan pesan kampanye dalam menarik dukungan. Namun, komentar negatif tetap muncul, mengindikasikan pentingnya pengelolaan persepsi publik secara konsisten.
4. Engagement dan Niat Memilih: Keterlibatan aktif audiens, seperti like, komentar, dan share, berhubungan erat dengan niat memilih. Strategi ini efektif tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran tetapi juga untuk mendorong aksi nyata dari pemilih.
5. Relevansi dengan Pemilih Muda: Instagram menjadi platform ideal untuk menjangkau generasi muda, segmen pemilih yang strategis. Kampanye ini menunjukkan adaptasi terhadap pola komunikasi di era digital.
6. Tantangan: Tantangan utama adalah mengatasi sentimen negatif dan menjaga inovasi agar konten tetap menarik di tengah persaingan informasi yang tinggi.
KESIMPULANÂ
Kampanye Prabowo Subianto di Instagram dalam Pilpres 2024 berhasil memanfaatkan media sosial secara optimal untuk menjangkau serta melibatkan audiens, terutama kalangan muda. Konten berupa video terbukti menjadi yang paling efektif dalam menarik perhatian, menciptakan keterhubungan emosional, dan menghasilkan interaksi yang tinggi antara kandidat dengan audiens. Tingkat keterlibatan rata-rata unggahan kampanye melampaui standar akun bisnis di Instagram, menunjukkan efektivitas strategi komunikasi yang diterapkan. Sentimen audiens sebagian besar bersifat positif, mengindikasikan keberhasilan dalam membangun citra yang baik dan menyampaikan pesan kampanye secara efektif. Sebagai platform, Instagram menunjukkan relevansinya untuk mendekati pemilih muda di tengah perubahan pola komunikasi digital. Namun, pengelolaan sentimen negatif dan upaya menjaga daya tarik konten tetap menjadi tantangan yang memerlukan inovasi berkelanjutan. Secara keseluruhan, strategi ini mencerminkan pendekatan kampanye digital yang responsif dan strategis di era modern.
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Kemp, S. (2023). Digital 2023: Global Overview Report. Datareportal.
Statista. (2023). Number of Instagram users in Indonesia from 2019 to 2024.
Effendy, O. U. (2019). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugroho, R., & Siregar, A. (2022). "Strategi Komunikasi Politik di Era Digital." Jurnal Komunikasi Politik.
Putri, N. W. (2020). "Pengaruh Media Sosial terhadap Keputusan Memilih dalam Pemilu." Jurnal Ilmu Sosial dan Politik.
Arsyad, M., & Wahid, N. (2021). "Media Sosial dalam Pemenangan Kampanye Politik." Jurnal Politik Indonesia.
Nimmo, D. (2001). Komunikasi Politik: Prinsip-Prinsip dan Praktek. Jakarta: Gramedia.
McNair, B. (2011). An Introduction to Political Communication. London: Routledge.
Lievrouw, L. A., & Livingstone, S. (2006). Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTs. London: SAGE Publications.
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). "Users of the World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media." Business Horizons.
Cohen, H. (2013). Social Media Engagement: The Surprising Facts About What It Means and How to Achieve It.
Sundar, S. S., Kalyanaraman, S., & Brown, J. (2016). "Explicating Interactivity: Why Interactivity Enhances Engagement with Online Content." Communication Research.
Effendy, O. U. (2019). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugroho, R., & Siregar, A. (2022). "Strategi Komunikasi Politik di Era Digital." Jurnal Komunikasi Politik.
Fatimah, S., (2018). "Kampanye sebagai Komunikasi Politik: Esensi dan Strategi dalam Pemilu".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H