Mohon tunggu...
Muhamad AdySulistyo
Muhamad AdySulistyo Mohon Tunggu... Lainnya - Wibowo

Nikmati alurnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Islam: Aliran-Aliran atau Sekte-Sekte dalam Islam

18 Oktober 2021   15:30 Diperbarui: 18 Oktober 2021   15:32 10526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Islam telah menunjukkan adanya alira atau sekte didalamnya. Sekte ini muncul karena adanya pandangan atau perspektif yang berbeda sehingga melahirkan gagasan yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya upaya untuk pembaharuan Islam. Dalam pembaharuan tersebut, menghasilkan ajaran atau aliran baru yang disetujui maupun tidak dari kelompok masyarakat. Dengan kata lain, aliran atau sekte ini merupakan salah satu tanda terdapat perpecahan yang terjadi dalam sebuah agama. Namun perpecahan dalam hal ini hanya sebatas adanya perbedaan pandangan  terhadap kepemimpinan atau faktor politik.

Dalam sejarah tercatat bahwa kepemimpinan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW, adalah dipimpin oleh Abu Bakar As-Shidiq atas musyawarah kaum Muslim. Kemudian Umar bin Khattab menjadi pemimpin umat Muslim selanjutnya yang dipilih melalui penunjukan secara langsung oleh Khalifah sebelumnya. Khalifah Usman bin Affan dipilih menjadi pemimpin umat Muslim melalui lembaga masyarakat. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib menjadi pemimpin selanjutnya bagi umat Muslim setelah melalui persetujuan dari sebuah pertemuan terbuka.

Permasalahan terkait aliran ini diawali ketika adanya peristiwa tafkhim (perundingan) yang terjadi pada Perang Shiffin atau Perang Saudara Islam antara pendukung Ali bin Abi Thalib melawan Muawiyah bin Abi Sufyan saat masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Meski mendapat penolakan dari pendukungnya, Ali bin Abi Thalib tetap menerima perundingan atau arbitrase tersebut guna membahas solusi dari permasalahan yang dihadapi waktu itu.

Dari pihak Ali bin Abi Thalib diwakili Abu Musa Al Asyari sedangkan pihak Muawiyah diwakili Amr bin Ash. Pada akhirnya dari perundingan tersebut tidak menemukan solusi karena pihak Ali bin Abi Thalib menolak menurunkan jabatan sebagai Khalifah dan Muawiyah masih bersikeras ingin manjadi seorang Khalifah. Dari peristiwa tafkhim, lahir 3 aliran Islam yaitu Khawarij, Syiah dan Murjiah. Dan seiring berjalannya waktu, aliran-aliran tersebut tidak hanya sebatas pada gejolak politik, tetapi mulai masuk pada aqidah, prinsip, dan kepercayaan sehingga menyebabkan adanya saling tuduh menuduh dan saling membenarkan diri tentang aliran yang dimiliki.

Diantaranya yang termasuk ke dalam Sekte atau Aliran Islam yaitu:

1. Syiah,

Syiah merupakan sekte pertama dalam Islam. Menurut Syahrastani, Syiah memercayai bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan satu-satunya kandidat Khalifah atau pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW, sehingga mereka tidak mengakui Khalifah sebelumnya yakni Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

2. Khawarij,

Khawarij merupakan sebutan terhadap kelompok yang menolak perundingan atau arbitrase yang dilayangkan oleh Muawiyah pada Perang Shiffin. Kelompok ini memiliki pandangan bahwa Ali bin Abi Thalib telah melakukan dosa besar karena telah menerima arbitrase tersebut sehingga darahnya hala dibunuh. Dan hal itu juga berlaku kepada para sahabat-sahabat Nabi yang lain seperti Muawiyah, Amr bin Ash hingga Abu Musa Al Asyari.

3. Murjiah,

Murjiah merupakan kelompok yang memilih netral saat terjadinya tafkhim. Mereka tidak ingin mendapat hujatan sehingga memutuskan untuk tidak ikut campur atau cenderung memisahkan diri dari perselisihan tersebut. Kelompok Murjian berprinsip bahwa penetapan kafir atau tidaknya seseorang dikembalikan kepada Allah SWT.

4. Qadariyah,

Qadariyah merupakan kelompok yang meyakini bahwa kebebasan dalam menjalani kehidupan adalah milik setiap orang. Adapun perbuatan baik dan buruk yang dilakukan adalah atas kehendak diri. Kelompok ini dikatakan sebagai sebuah siasat politik untuk melawan kebijakan pemerintahan Bani Umayyah yang dirasa melampaui batas dan dipelopori oleh Ghilan Ad-Dimasqyi yakni pemuka aliran Murjiah.

5. Jabariyah,

Jabariyah merupakan kelompokyang meyakini bahwa segala perbuatan yang baik dan buruk yang dilakukan manusia sudah ditakdirkan oleh Sang Pencipta. Pemahaman ini muncul dari seorang bernama Jahm bin Safwan dari Khurasan. Aliran ini mulai muncul pada masa Bani Umayyah dan banyak membahas mengenai masalah Qadha dan Qadar.

6. Mu’tazilah,

Mu’tazilah merupakan kelompok yang memisahkan diri dari umat Islam karena adanya kekecewaan terhadap keputusan dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang memberikan kepemimpinan kepada Muawiyah. Kaum Mu’tazilah ini pertama kali muncul di Baghdad dan terkenal dengan sebutan kaum rasionalis Islam karena mereka mereduksi problematika aliran menyimpang melalui akal dan logika.

7. As’ariyah,

As’ariyah merupakan kelompok yang muncul untuk menjawab kelemahan dari Mu’tazilah yang tidak dapat menjawab persoalan dari As’ariyah. Jadi As’ariyah merupakan aliran yang memiliki nilai-nilai pembaharuan yang ajarannya bercorak konvensional dengan mengedapankan Al-Qur’an dan Hadist sehingga dapat berkembang pesat dala waktu singkat terutama di wilayah Basrah.

8. Maturidiyah,

Maturidiyah merupakan aliran yang dipelopori oleh Abu Mansur Al Maturidi. Kelompok ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap aliran Mu’tazilah yang dianggap berlebihan dalam memberikan otoritas pada akal sehingga banyak prinsip ulama salaf tidak dapat diterima seutuhnya yang membuat kekhawatiran bagi umat Muslim. Oleh karena itu, kelompok ini mengembangkan metode pemikiran melalui sinkronisasi dalil Naqli dan Aqli yang menghadirkan prinsip Mu’tazilah yang rasional dan Hambali yang tradisional. Sehingga sebagian ulama berpandangan bahwa Maturidiyah merupakan titik temu antara As’ariyah dan Mu’tazilah sedangkan As’ariyah berpandangan bahwa titik temunya adalah Mu’tazilah dan Ahli Hadist. Adapun kaum As'ariyah dan Maturidiyah ini sering disebut sebagai Ahlu Sunnah Wal Jama'ah.

            Berdasarkan beberapa aliran atau sekte dalam ajaran Islam terjadi karena adanya gejolak politik dalam hal kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Dari perbedaan pada faktor politik tersebut muncul beberapa kubu dan dari kubu tersebut berakar pada lahirnya aliran-aliran atau sekte-sekte dalam Islam yaitu Syiah, Khawarij, Murjiah, Qadariyah, Jabariyah, Mu’tazilah, As’ariyah dan Maturidiyah. Dan mungkin masih banyak lagi aliran dalam Islam karena perspektif seorang dalam memahami sebuah ajaran berbeda-beda. Sehingga dalam menyikapi adanya aliran-aliran atau sekte-sekte tersebut dibutuhkan kehati-hatian dan dalam hal ini perlu guru yang dapat dipercayai agar kita mendapati ajaran Islam yang benar, yakni Islam yang rahmatan lil alamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun