Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 5 Pemeriksaan Pajak Semiotika Umberto Eco untuk Memahami Audit Pajak Prof. Apollo Daito, S.E, Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

16 Oktober 2024   23:48 Diperbarui: 16 Oktober 2024   23:48 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Audit pajak merupakan proses penting dalam sistem pajak suatu negara, dimana tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seseorang atau entitas telah melaporkan pendapatan mereka dengan benar dan tepat. Proses audit ini melibatkan analisis data keuangan yang kompleks, tetapi sering kali juga melibatkan interpretasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang terkait dengan transaksi keuangan. Dalam konteks ini, semiotika ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi tanda sangat relevan untuk memahami audit pajak. Umberto Eco, seorang semiotikawan Italia, memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan semiotika modern. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana semiotika Umberto Eco dapat digunakan untuk memahami audit pajak, serta memberikan daftar pustaka yang relevan.

Apa yang dimaksud dengan teori Semiotika Umberto Eco ?

Umberto Eco mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Ia menyebut tanda sebagai "kebohongan" yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan merepresentasikan realitas. Teori semiotika Eco berfokus pada konsep semiosis---proses interaksional antara tanda, objeknya, dan interpretannya. Secara garis besar, semiosis melibatkan tiga elemen utama: representamen (tanda), object (acuan tanda), dan interpretant (pengguna tanda).

Teori Semiotika Umberto Eco merupakan sebuah kerangka teoritis yang luas dan kompleks dalam memahami tanda dan komunikasi. Berikut adalah ringkasan inti dari teori semiotika Eco:

1. Definisi Semiotika

Ambang Batas: Umberto Eco menetapkan ambang batas semiotika untuk membedakan antara fenomena yang tidak berkaitan dengan makna (contohnya, studi neuro-fisiologis) dan fenomena budaya yang berkaitan dengan komunikasi (contohnya, studie tentang tanda-tanda sosial).

2. Elemen Utama Semioses

Sign (Tanda): Merupakan representamen yang digunakan untuk merepresentasikan objek.

Object (Acuan Tanda): Entitas nyata yang direpresentasikan oleh sign.

Interpretant (Pengguna Tanda): Orang atau subjek yang memahami dan memberikan makna pada sign.

3. Pross Semiosis

Semosis adalah pross interaksional antara tanda, objeknya, dan interpretannya. Hal ini menghasilkan rangkaian hubungan yang tak berkesudahan, membuat interpretan menjadi representamen, interpretan lagi, dan seterusnya.

4. Jenis-Jenis Semiotika

Umberto Eco membedakan antara semiotika signifikasi dan semiotika komunikasi.

Semiotika Signifikasi: Bertujuan pada pross penerimaan dan komunikasi tanda.

Semiotika Komunikasi: Produksi tanda yang menekankan pada teori tentang tanda dan faktor-faktor dalam komunikasi.

5. Integrasi Teori-Sebelumnya

Teori semiotika Eco mengintegrasikan teori-teori semiotika sebelumnya, seperti Charles Sanders Peirce, untuk membawa semiotika ke level yang lebih mendalam dan komprehensif.

6. Analisis Tanda

Eco juga menguraikan analisis tanda melalui sudut pandang denotasi, konotasi, dan mitos. Tahapan ini membantu dalam memahami makna yang lebih dalam dari sebuah tanda dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Teori semiotika Umberto Eco memberikan kerangka teoritis yang kuat untuk memahami struktur dan fungsi tanda dalam berbagai konteks, termasuk audit pajak, di mana auditor harus mampu menginterpretasikan catatan-catatan keuangan dengan benar untuk memastikan kesesuaian dengan aturan pajak.

Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG
Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Kenapa penting menggunakan teori semiotika umberto eco untuk memahami audit pajak?

Menggunakan teori semiotika Umberto Eco untuk memahami audit pajak sangat penting karena beberapa alasan strategis dan metodologis. Berikut adalah beberapa argumen yang mendukung pentingnya teori semiotika dalam konteks audit pajak:

1. Kompleksitas Data Keuangan

Data keuangan dalam audit pajak sering kali kompleks dan abstrak, sehingga membutuhkan analisis yang mendalam untuk memahami maknanya. Teori semiotika Eco membantu dalam identifikasi, dekonstruksi, dan reinterpretasi tanda-tanda keuangan, seperti angka, tanggal, dan jenis biaya, agar dapat diartikan secara akurat.

2. Struktur dan Fungsi Tanda-Tanda

Eco mengemukakan bahwa tanda-tanda keuangan bukan hanya sekedar simbol yang tidak berarti secara langsung melainkan juga memiliki konotasi dan mitos yang terkait dengan konteks sosio-politis dan ekonominya. Dengan demikian, auditor dapat memahami bagaimana tanda-tanda tersebut digunakan dalam komunikasi antara perusahaan atau individu dengan sistem pajak.

3. Analisis Denotatif, Konotatif, dan Mitologis

Teori semiotika Eco menawarkan analisis denotatif (makna literal), konotatif (makna implisit), serta mitologis (makna metaforsik) dari tanda-tanda keuangan. Ini membantu auditor untuk mengidentifikasi makna sebenarnya di balik catatan-catatan keuangan yang mungkin tersembunyi pada permukaannya.

4. Koherensi dan Konsisten

Dalam audit pajak, kohesi dan konsistensi data sangat penting. Teori semiosis oleh Eco menjelaskan bahwa proses interpretasi tanda-tanda keuangan adalah iteratif dan dinamis, dimana setiap interpretansi baru menjadi representamen bagi interpretasi selanjutnya. Hal ini membantu auditor memastikan kesamaan antara transaksi keuangan yang dilaporkan dan transaksional nyata.

5. Integrasi Konteks Sosial-Ekonomi

Semiotika Umberto Eco tidak hanya fokus pada struktur tanda saja tetapi juga integrasi konteks sosial-ekonomi tempat tanda itu diproduksi dan dikonsumsi. Dengan demikian, auditor dapat memahami bagaimana praktek-praktek keuangan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti hukum, regulasi, dan budaya bisnis suatu negara.

Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG
Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Bagaimana cara memahami teori semiotika umberto eco untuk memahami audit pajak?

Untuk memahami teori semiotika Umberto Eco dan menerapkannya dalam audit pajak, Anda perlu mengintegrasikan konsep-konsep dasar semiotika dengan praktek-praktek audit pajak. Berikut adalah langkah-langkah untuk memahami dan menerapkan teori semiotika Eco dalam konteks audit pajak:

1. Memahami Dasar-Dasar Semiotika

Definisi Semiotika: Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dan proses komunikasi melalui tanda-tanda tersebut. Umberto Eco memandang semiotika sebagai teori membaca tanda melalui unit-unit kultural.

Elemen Utama Semiosis: Elemen-elemen utama dalam semiosis adalah:

  • Sign (Tanda): Simbol yang digunakan untuk merepresentasikan objek.
  • Object (Acuan Tanda): Entitas nyata yang direpresentasikan oleh sign.
  • Interpretant (Pengguna Tanda): Subjek yang memahami dan memberikan makna pada sign.

2. Analisys Denotatif, Konotatif, dan Mitologis

  • Denotasi: Makna literal dari tanda.
  • Konotasi: Makna implisit atau nilai tambahan yang terkait dengan tanda.
  • Mitologis: Makna metaforis atau simbolik yang terkait dengan tanda.

Dalam audit pajak, analisis ini berguna untuk memahami makna sebenarnya dari catatan-catatan keuangan. Contohnya, kata "debit" memiliki denotasi yang jelas tetapi juga dapat memiliki konotasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan yang tidak sah.

3. Integrasi Konteks Sosial-Ekonomi

Semiotika Eco tidak hanya fokus pada struktur tanda saja tetapi juga integrasi konteks sosial-ekonomi tempat tanda itu diproduksi dan dikonsumsi. Dalam audit pajak, auditor harus mempertimbangkan bagaimana praktek-praktek keuangan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti hukum, regulasi, dan budaya bisnis suatu negara.

4. Menentukan Sign, Singnifield, Interpretasi

Penelitian semiotika model Umberto Eco sering kali melibatkan tahap analisis sign, signific field, dan interpretasi. Dalam konteks audit pajak, auditor harus menentukan simbol-simbol yang terlibat dalam catatan-catatan keuangan, kemudian menganalisis makna literal (denotasi), implisit (konotasi), dan metaforis (mitologis) dari setiap simbol tersebut. Tahap interpretasi berikutnya melibatkan pandangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya untuk memastikan kesesuaian dengan aturan pajak.

5. Mempraktikkan Teori Semiosis dalam Audit Pajak

Identifikasi Representamen

Auditor harus mengidentifikasi representamen (data keuangan) yang digunakan dalam dokumen pajak. Angka-angka, tanggal, nama-nama perusahaan, dll., semua dapat diinterpretasikan sebagai tanda-tanda yang perlu dianalisis.

Objektifikasi Acuan Tanda

Memastikan bahwa acuan tanda (object) yang digunakan benar-benar sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Misalnya, nota debit harus objektif dan tidak ambigu dalam menunjukkan jenis biaya yang dikeluarkan.

Interpretansi Makna

Menginterprestasikan makna dari catatan-catatan keuangan agar dapat memastikan kesesuaian dengan aturan pajak. Dengan menggunakan analisis denotatif, konotatif, dan mitologis, auditor dapat memahami arti sebenarnya dari data keuangan.

Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG
Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Aplikasi Semiotika dalam Audit Pajak

Audit pajak melibatkan analisis transaksi keuangan yang kompleks, namun sering kali juga melibatkan interpretasi makna dari dokumen-dokumen keuangan. Dalam konteks ini, semiotika dapat digunakan untuk memahami struktur dan fungsi tanda-tanda yang terkait dengan transaksi keuangan. Berikut adalah contoh aplikasi semiotika dalam audit pajak:

  • Identifikasi Representamen

Dalam audit pajak, representamen dapat berupa angka-angka, tanggal, nama-nama perusahaan, atau jenis-jenis biaya. Analisis semiotik dapat membantu auditor memahami arti sebenarnya dari angka-angka dan catatan-catatan keuangan.

  • Objektifikasi Acuan Tanda

Auditor harus memastikan bahwa acuan tanda (object) yang digunakan dalam transaksi keuangan benar-benar sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Misalnya, sebuah nota debit harus objektif dan tidak ambigu dalam menunjukkan jenis biaya yang dikeluarkan.

  • Interpretansi Makna

Interpretant (interpretasi) dari tanda-tanda keuangan juga sangat penting. Auditor harus mampu menginterprestasikan makna dari catatan-catatan keuangan untuk memastikan kesesuaian dengan aturan pajak.

Contohnya, dalam dokumen pajak, kata-kata seperti "debet", "credit", dan "tax deduction" memiliki makna yang spesifik dan harus diinterpretasikan dengan benar untuk memastikan kesesuaian dengan standar akuntansi dan aturan pajak.

Kasus Praktis: Identifikasi Petanda Korupsi SIM

Analisis semiotik korupsi Simulator SIM menggunakan gambar ilustrasi majalah Tempo dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Petanda Korupsi

Gambar ilustrasi pada sampul majalah Tempo menampilkan sosok Irjen Djoko Susilo dengan simbol pemegang proyek Simulator, petugas KPK yang menyidik Polisi, dan empat anggota polisi.

  • Representamen, Object, dan Interpretant

Representamen dalam kasus ini adalah gambar-gambar yang digunakan untuk merepresentasikan individu-individu dan institusi yang terkait dengan kasus korupsi.

Objektenya adalah individu-individu dan institusi yang sebenarnya, seperti Irjen Djoko Susilo dan komisioner KPK.

Interpretantenya adalah audiens yang melihat gambar-gambar tersebut dan menginterpretasikan makna di baliknya.

Dalam konteks audit pajak, prinsip-prinsip semiotika ini sama-sama berlaku. Auditor harus mampu mengidentifikasi representamen (data keuangan), objektifikasi acuan tanda (transaksi keuangan yang benar), dan interpretiasi makna (kesesuaian dengan aturan pajak).

Kesimpulan

Semiotika Umberto Eco memberikan kerangka teoritis yang kuat untuk memahami audit pajak. Melalui konsep semiosis, auditor dapat mengidentifikasi, objektifikasi, dan interprestasikan tanda-tanda keuangan dengan lebih efektif. Dengan demikian, audit pajak dapat dilakukan dengan lebih teliti dan akurat, sehingga memastikan bahwa aturan pajak dipenuhi dengan benar. 

Menggunakan teori semiotika Umberto Eco dalam audit pajak memberikan kerangka teoritis yang kuat untuk memahami kompleksitas data keuangan dan meningkatkan akurasi analisis. Melalui identifikasi, dekonstruksi, dan reinterpretasi tanda-tanda keuangan, auditor dapat melakukan audit lebih efektif dan teliti, sehingga memastikan bahwa aturan pajak dipenuhi dengan benar. 

Teori semiotika Umberto Eco memberikan kerangka teoritis yang luas untuk memahami audit pajak. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen utama semiosis---representamen, object, dan interpretanten---serta menganalisis denotatif, konotatif, dan mitologis dari tanda-tanda keuangan, auditor dapat melakukan audit pajak yang lebih teliti dan akurat. Integrasi konteks sosial-ekonomi juga penting untuk memastikan bahwa praktek-praktek keuangan sesuai dengan aturan pajak dan norma kebudayaan suatu negara. 

Referensi :

  1. Abdul Rahman et al. (2013). Semiotika Filosofis: Perspektif Umberto Eco. Universitas Indonesia Press.
  2. Yunus Priyonggo Kartiko et al. (PDF). Analisis Semiotik Korupsi Terhadap Sampul Majalah Tempo pada Kasus... Repository UIJKTACID.
  3. MUH Aidil et al. (2017). Pesan Moral Islam Dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan (Analisis Semiotika Teori Umberto Eco). Repositori UIN ALAUDDIN MAKASSAR.
  4. Wibowo et al. (2011). Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis untuk Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Mitra Wacana Media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun