Mohon tunggu...
Muhamad Raihan romadhon
Muhamad Raihan romadhon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama. : MUHAMAD RAIHAN ROMADHON Nim. :2410416110008 Program Studi :S1 Geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyalin Peta Tematik di Provinsi Jawa Tengah: Langkah-Langkah dan Peran Persebaran Bahasa di Jawa Tengah

7 Oktober 2024   22:47 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:33 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : MUHAMAD RAIHAN ROMADHON

Nim. :2410416110008

Program Studi :S1 Geografi

Kelas :A

Dosen :Dr. ROSALINA KUMALAWATI, S.Si..M.Si

 

Definisi umum peta tematik

Peta tematik adalah jenis peta yang fokus menampilkan informasi tertentu yang lebih spesifik daripada peta topografi umum. Berbeda dengan peta dasar yang menggambarkan elemen-elemen umum seperti jalan, sungai, dan perbatasan, peta tematik dirancang untuk menunjukkan pola, distribusi, atau hubungan berdasarkan tema tertentu. Tema tersebut dapat berupa berbagai aspek seperti demografi, geologi, penggunaan lahan, iklim, atau data statistik lainnya. Peta ini sangat berguna untuk analisis dan penyajian data yang dapat membantu pengguna dalam memahami fenomena atau permasalahan tertentu.

Pada dasarnya, peta tematik berfungsi untuk menyajikan informasi terfokus yang berkaitan dengan suatu fenomena. Misalnya, peta curah hujan akan menyoroti pola distribusi curah hujan di suatu wilayah selama periode tertentu. Penggunaan warna, simbol, atau gradasi akan membantu membedakan intensitas data atau membandingkan variasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Teknik visualisasi seperti ini membuat peta tematik menjadi alat yang kuat untuk menampilkan tren data yang mungkin tidak langsung terlihat dalam peta umum.

Peta tematik dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tema yang diangkat. Salah satu contohnya adalah peta koroplet, di mana wilayah pada peta diisi dengan warna atau pola tertentu untuk menggambarkan intensitas atau nilai data, seperti kepadatan penduduk atau tingkat pendidikan. Ada juga peta isoline yang digunakan untuk menunjukkan data kontinyu seperti suhu atau ketinggian dengan menggunakan garis-garis yang menghubungkan titik-titik dengan nilai yang sama. Selain itu, terdapat peta simbol proporsional yang menggunakan simbol dengan ukuran bervariasi untuk menunjukkan jumlah atau volume tertentu.

Penggunaan peta tematik sangat bermanfaat di berbagai bidang seperti perencanaan wilayah, manajemen sumber daya alam, dan analisis sosial-ekonomi. Para ahli geografi, perencana tata kota, dan ilmuwan lingkungan sering menggunakan peta tematik untuk mengidentifikasi pola-pola yang mendasari fenomena alam atau sosial. Misalnya, dalam konteks perencanaan kota, peta tematik dapat digunakan untuk memetakan zona rawan banjir atau distribusi fasilitas umum sehingga pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan data visual yang disajikan.

Dengan demikian, peta tematik tidak hanya membantu memvisualisasikan data kompleks, tetapi juga menyediakan alat analisis yang dapat digunakan untuk memahami dinamika suatu wilayah. Kombinasi data statistik dan elemen visual yang mudah dipahami menjadikan peta tematik sebagai media penting dalam menyampaikan informasi yang berkaitan dengan berbagai isu yang spesifik dan relevan

Persebaran Bahasa Sunda dan Jawa di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman bahasa yang luar biasa, salah satunya adalah Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa, dua bahasa daerah yang memiliki sejarah panjang dan jumlah penutur yang besar. Bahasa Sunda umumnya digunakan oleh masyarakat di Provinsi Jawa Barat, sedangkan Bahasa Jawa memiliki penyebaran yang lebih luas, tidak hanya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi juga di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa.

 Persebaran pemakaian bahasa Indonesia di berbagai wilayah di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Namun, hasil penelitian proporsi pemakaian bahasa Indonesia dan daerah di seluruh Indonesia yang dilakukan oleh Muhadjir dan Lauder (1992) menunjukkan bahwa sekitar 85% penduduk Indonesia masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari di rumah. 

Dengan demikian, sebenarnya secara umum pemakaian bahasa daerah masih kuat meskipun mengalami gejala penurunan di mana-mana. Hal ini tampak dari banyaknya keluhan yang muncul ditujukan terutama pada pemakaian bahasa daerah di kalangan generasi muda. Kondisi ini berkaitan dengan gejala makin berkurangnya kemampuan generasi muda dalam hal penguasaan bahasa daerah (Sobarna, 2007)

Bahasa Sunda dan Wilayah Persebarannya

Bahasa Sunda adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Sunda, yang umumnya mendiami wilayah Jawa Barat, Banten, serta sebagian kecil DKI Jakarta dan Lampung. Sebagai bahasa daerah terbesar kedua di Indonesia, Bahasa Sunda memiliki pengaruh budaya yang kuat di wilayahnya. Dialek-dialek Sunda sendiri bervariasi di beberapa daerah, seperti dialek Priangan, Banten, dan Cirebon, yang mencerminkan keberagaman budaya lokal. 

Meskipun jumlah penuturnya besar, persebaran Bahasa Sunda secara geografis cenderung terbatas di wilayah Barat Pulau Jawa. Karena itulah, Bahasa Sunda lebih sering terdengar di daerah-daerah tersebut dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Bahasa Jawa dan Penyebarannya yang Lebih Luas

Bahasa Jawa, sebagai bahasa daerah terbesar di Indonesia, memiliki jumlah penutur yang jauh lebih besar dibandingkan Bahasa Sunda. Bahasa ini tidak hanya digunakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, tetapi juga tersebar di berbagai wilayah di luar Pulau Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Hal ini disebabkan oleh adanya migrasi besar-besaran orang Jawa selama era kolonial, terutama melalui program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah. Bahasa Jawa juga memiliki banyak dialek, mulai dari dialek Solo, Yogyakarta, hingga dialek Jawa Timuran. 

Meskipun demikian, Bahasa Jawa tetap mempertahankan kohesinya sebagai bahasa yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat di wilayah-wilayah tersebut. Dengan persebaran yang luas, Bahasa Jawa menjadi salah satu bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Ciri-Ciri Bahasa Sunda dan Jawa

Meskipun berasal dari pulau yang sama, Bahasa Sunda dan Jawa memiliki perbedaan mencolok dari segi kosakata, intonasi, serta penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari.

  • Bahasa Sunda dikenal dengan penggunaan nada yang halus dan lebih ringan dalam pengucapannya. Bahasa ini juga dikenal dengan kehalusan tingkatan bahasanya, meski tidak sekompleks Bahasa Jawa.
  • Bahasa Jawa memiliki sistem tingkatan bahasa yang lebih rumit, mulai dari ngoko (bahasa sehari-hari), madya (bahasa menengah), hingga krama (bahasa yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat). Tingkatan ini masih banyak digunakan terutama di daerah-daerah yang kental dengan budaya Jawa, seperti Yogyakarta dan Solo.

Kegunaan dan Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah

Persebaran Bahasa Sunda dan Jawa menunjukkan betapa pentingnya menjaga keanekaragaman budaya di Indonesia. Bahasa adalah salah satu identitas budaya yang sangat berharga. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, melestarikan bahasa daerah seperti Sunda dan Jawa menjadi sangat penting untuk menjaga identitas lokal. 

Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting dalam melestarikan bahasa-bahasa ini, baik melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah, maupun melalui berbagai kegiatan kebudayaan yang memperkenalkan dan memperkuat penggunaan bahasa daerah di tengah masyarakat.

Langkah-Langkah Menyalin Peta Persebaran Bahasa Sunda dan Jawa ke Media Kertas Kalkir atau Plastik Transparan

Berikut adalah langkah-langkah untuk menyalin peta persebaran bahasa Sunda dan Jawa ke media kertas kalkir atau plastik transparan:

1. Persiapkan Alat dan Bahan

((gamabar 1) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 1) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)

   - Media: Kertas kalkir atau plastik transparan.

   - Alat tulis: Pensil, spidol permanen, atau pena tinta.

   - Peta asli: Peta persebaran Bahasa Sunda dan Jawa yang ingin disalin.

2. Penempatan Media

((gamabar 2) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 2) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
  • Letakkan peta asli di bawah media yang telah dipilih.
  • Pastikan peta asli dan media berada dalam posisi sejajar untuk memudahkan proses penyalinan.

3. Menggambar Kontur

((gamabar 3) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 3) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
  • Gunakan pensil untuk menggambar garis kontur peta, seperti batas wilayah persebaran Bahasa Sunda dan Jawa.
  • Jika menggunakan plastik transparan, Anda bisa langsung menggunakan spidol permanen.

4. Penambahan Detail

((gamabar 4) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 4) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
  • Setelah menggambar kontur, tambahkan detail seperti simbol persebaran bahasa, serta keterangan penting lainnya sesuai dengan peta asli.
  • Pastikan semua detail terlihat jelas dan rapi.

5. Pewarnaan (Opsional)

((gamabar 5) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 5) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
  • Jika ingin menambahkan warna, untuk kertas kalkir gunakan pensil warna agar hasilnya lebih halus.
  • Untuk plastik transparan, gunakan spidol permanen dengan warna berbeda untuk membedakan wilayah persebaran Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa.

6. Pemeriksaan Akhir

((gamabar 6) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 6) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
  • Setelah selesai, periksa kembali hasil salinan untuk memastikan semua elemen sudah tergambar dengan baik dan akurat.
  • Pastikan tidak ada detail yang terlewat atau garis yang kurang jelas.

((gamabar 7 penyalinan di kertas platik transparansi) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)
((gamabar 7 penyalinan di kertas platik transparansi) prov.jawa tengah oleh muhamad raihan romadhon)

KESIMPULAN

Peta tematik berperan penting dalam menyajikan data spesifik terkait fenomena tertentu. Berfokus pada tema-tema seperti geografi, demografi, dan iklim, peta ini memungkinkan kita untuk mengenali pola-pola yang terjadi di suatu wilayah dengan lebih jelas. Salah satu penerapan peta tematik adalah untuk menggambarkan persebaran bahasa, seperti Bahasa Sunda dan Jawa, yang memiliki penutur serta cakupan wilayah yang luas di Indonesia.

Bahasa Sunda banyak digunakan di Jawa Barat dan sekitarnya, sementara Bahasa Jawa tersebar lebih luas, termasuk di luar Pulau Jawa. Meskipun penggunaan bahasa daerah masih cukup kuat, ada gejala penurunan di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, melestarikan bahasa daerah sangat penting untuk mempertahankan kekayaan budaya bangsa.

Dalam proses memetakan persebaran bahasa, penyalinan peta ke media kertas kalkir atau plastik transparan memerlukan ketelitian, mulai dari menggambar garis kontur hingga menambahkan detail dan warna. Peta persebaran ini menjadi alat visual yang efektif untuk memahami serta melestarikan penggunaan bahasa daerah di era modern.

RUJUKAN

Ramadhan, W. S. (2024). ANALISIS SPASIAL MITIGASI RISIKO BENCANA DALAM PENYUSUNAN PETA RISIKO MULTIHAZARD DI KABUPATEN GARUT (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Fariha, E. SEJARAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PERSATUAN BANGSA INDONESIA YANG HARUS DILESTARIKAN OLEH GENERASI MUDA.

Fitrianingrum, R. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Peta Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia pada Siswa Kelas V di SD Negeri Jetis Ponorogo (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).

Masreng, R. (2015). Diplomasi bahasa menjembatani keragaman bahasa daerah dan pengutamaan bahasa Indonesia. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 155-167.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun