Mohon tunggu...
Muhamad Saban
Muhamad Saban Mohon Tunggu... Freelancer - Apa diberikan itulah yang akan dibawa dan bukan yang kita simpan

📝📧: muhammad.syaban.ms@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekasih Belum Tentu Jadi Jodoh

5 Januari 2020   11:42 Diperbarui: 5 Januari 2020   13:03 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senang dan bahagia pasti kalau kita mempunyai kekasih hati, tambatan hati, belahan jiwa, cinta sejati atau apa pun namanya dari seseorang yang disayangi. Hari-hari akan terasa lebih berwarna dan indah. 

Meskipun tidak selalu begitu, tapi setidaknya hidup yang kita jalani tidak terlalu hambar dan tidak datar-datar banget. Pasti akan selalu ada dinamika dalam hubungan, namanya juga hubungan.

Akan ada yang selalu mengingatkan kamu untuk melakukan sesuatu hal atau mengingatkan kamu untuk tidak melakukan sesuatu hal selain dari keluarga. Misalnya aja; sayang jangan telat makan siang, supaya tidak sakit maag. 

Hal sepele, tapi itulah kalau orang lagi sayang, kasmaran. Akan ada yang temani kamu dalam keadaan apa pun kalau lagi butuh. Akan ada yang menjadi tempat curhat kamu, kalau lagi punya masalah. Akan ada yang sesekali memberi kejutan, akan ada yang kasih hadiah kalau ulang tahun.

Dalam hal ini, kamu yang tadinya tidak bisa banyak mengerjakan sesuatu tapi demi kekasih hati apa pun pasti diusahakan untuk menyenangkan pujaan hatinya. Secara tidak langsung kamu dituntut untuk multitasking. Sudah seperti gadget saja. Tapi ada juga orang yang tidak terlalu banyak menuntut dari kekasihnya, hanya sekedar minta untuk bisa meluangkan waktu.

Tapi apa jadinya kalau kekasih banyak maunya. Tapi kamu tidak bisa memenuhi keinginan orang yang kamu sayang. Ketika kekasih menginginkan sesuatu yang lebih dari kamu. Menuntut lebih agar kamu bisa memenuhi segala keinginannya. Pasti itu akan menjadi masalah rumit, kalau menurut kamu, itu terlalu sulit untuk bisa dijangkau.

Lalu apa yang terjadi kalau kamu tidak bisa mengabulkan keinginan sang kekasih?
Kekasih kamu pasti akan marah, kesal, dan mungkin juga tidak mau berhubungan lagi alias putus. Karena kamu dianggap tidak sayang dan tidak serius dalam menjalin hubungan.

Iya, begitulah kalau orang sudah punya keinginan yang menggebu-gebu. Ibarat anak kecil yang menangis merengek minta dibelikan mainan sama orang tuanya, kalau belum dibelikan, anak itu akan terus menangis.

Aneh ada orang seperti itu, status masih pacaran tapi banyak menuntut dari kekasihnya padahal belum resmi menikah. Ya, begitulah risiko yang harus dihadapi kalau punya kekasih yang banyak maunya. 

Sekeras apa pun kamu berusaha meyakinkan kekasih kamu, akan memenuhi keinginan kekasih kamu tapi kalau tidak terpenuhi maunya kekasih seperti itu, pasti tahu kan dampaknya. 

Hubungan yang dijalani jadi tidak jelas statusnya. Itu masih mending, tapi yang lebih parah kekasih kamu bakal berpaling dari kamu dengan menjalin hubungan dengan orang yang lebih dari kamu secara materi. Dan status kamu bakal di gantung tidak jelas.

Melihat Keadaan Seperti Itu Apa yang Harus Dilakukan?

Apa Harus Berlari ke Hutan Belok ke Pantai
Dalam hati pasti akan bergejolak, benci dengan keadaan dirimu sendiri, mungkin. Bingung mesti berbuat apalagi kalau kemampuan materi yang dimiliki tidak bisa mengimbangi banyaknya keinginan kekasih.

Mungkin ini yang namanya cinta berat di ongkos, sebagian orang kadang masih menganggap uang atau materi sebagai tolak ukur dalam menentukan hasil. Mungkin ini juga yang namanya Ketika Sang Pejuang Dikalahkan Sang Ber'Uang.

Pesan yang ingin disampaikan dari tulisan yang sangat biasa-biasa saja ini, yang sangat sederhana ini adalah tetap berbaik sangka dengan Yang Maha Kuasa, sabar. Kita tidak pernah tahu rencana seperti apa yang sedang rancang oleh Yang Maha Mengetahui. Dan yakinlah itu adalah rencana yang Terbaik dari-Nya untuk manusia.

Jangan terlalu berharap memaksakan ingin selalu bersama, menyatu dengan orang yang kita sayang, orang yang disukai. Karena sekeras apa pun, sekuat apa pun perjuangan kalau belum jodoh tidak akan bisa menyatu. Akan selalu ada jalan untuk terpisah. 

Sebaliknya sekeras apa pun, sekuat apa pun kita menolak dan menghindar dari seseorang kalau memang sudah jodoh, pasti akan selalu ada jalan untuk mempersatukan. Karena jodoh kita semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Sudah ditentukan dengan siapa?
Sudah ditentukan kapan waktu bertemu?
Dalam keadaan seperti apa?
Melalui apa?

Sebab apa yang kita mau belum tentu baik untuk diri kita dan apa yang tidak kita mau dan tidak diharapkan belum tentu buruk untuk kita.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216).

Saya teringat perkataan salah seorang tokoh agama. Beliau berkata; Jodoh kita adalah cerminan diri kita sendiri. Jadi jika ingin sedikit mengetahui gambaran jodoh kita seperti apa, lihatlah bagaimana sifat, karakter, kepribadian diri kita sendiri.

Dan percayalah bahwa laki-laki yang baik akan bertemu dan berjodoh dengan perempuan yang baik pula. Begitu juga perempuan yang baik akan bertemu dan berjodoh dengan laki-laki yang baik pula.

Sebaliknya pun begitu, perempuan yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik. Dan laki-laki yang tidak baik hanya untuk perempuan yang tidak baik pula.

"Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Jangan pernah menuntut yang lebih baik pada calon pasangan kita nantinya, kalau diri kita sendiri masih belum baik. Maaf, tidak bermaksud untuk menggurui. Saya mengajak diri saya pribadi dan kita semuanya. 

Kita sama-sama mulai dari sekarang mengubah apa tidak baik pada diri kita menjadi pribadi yang baik dan yang sudah baik dari diri kita, kita tingkatkan menjadi lebih baik lagi. Baik yang sudah memiliki pasangan apalagi yang belum. Sebab perilaku yang kita lakukan akan kembali dan berdampak pada diri sendiri. Baik itu positif atau negatif.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun