Menurutnya menjadi orang yang bergelimang harta tidak serta merta menjadikan hidup lebih bahagia. Karena menurutnya menjadi orang kaya semakin banyak tekanan yang datang. Semakin banyak orang yang terlalu mengantungkan harapan padanya.
Ini membuat dirinya merasa sakit. Menurutnya menjadi guru lebih bisa membuat lebih bahagia dan senang, walau hanya di gaji dengan USD 12 atau setara Rp 160.000 per bulan.
Apakah menjadi orang sukses secara ekonomi/berkecukupan atau orang kaya itu baik, sudah pasti itu adalah hal yang baik. Tidak ada yang salah dengan hal itu.
Lantas mana yang harus di dahulukan, menggapai kesuksesan terlebih dahulu atau bahagia terlebih dahulu?
Jawabannya subjektif, tergantung bagaimana kita sebagai individu memandang hal tersebut. Atau mungkin di antara kita mempunyai jawaban & alasan tersendiri akan hal itu. Yang harus mendahulukan salah satu dari dua kata tersebut "sukses dan bahagia".
Bagaimana Cara Meraih Sukses dan Bahagia?
Dalam hal ini hanya ingin menyampaikan kalau bahagia bisa muncul tanpa ada kaitan dengan kesuksesan secara ekonomi atau menjadi orang yang kaya.
Karena perasaan bahagia yang sejati dapat muncul dari dalam hati. Hati yang senantiasa bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, bersyukur dengan apa yang di milikinya tanpa mengeluh kepada siapa pun dan apa pun.
Tetapi bukan berarti kita sebagai manusia pasrah begitu saja dengan keadaan. Kita sebagai manusia wajib berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik, terlepas apa pun hasilnya nanti yang di dapat.
Makanya saya pribadi tidak setuju dengan pernyataan sebagian orang yang menilai bahwa mereka yang bersyukur dengan keadaannya, mereka yang menerima keadaan hidupnya, mereka adalah orang-orang yang menikmati keadaannya yang serba kurang atau susah.