Sebagai negara yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian, tentu sektor pertanian sebagai penopang ekonomi negara yang cukup besar. Dari sektor pertanian tersebut, tentu membutuhkan pasokan air yang melimpah hingga masa panen tiba. Akan tetapi, pada beberapa wilayah di Negara Indonesia pasokan airnya masih terbatas. Maka dari itu dibutuhkannya teknologi yang dapat menunjang pertanian di Indonesia.
Untuk mewujudkan trobosan di sektor pertanian, terutama pada efisiensi penggunaan air irigasi, Mahasiswa KKN MMD Universitas Brawijaya yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Candra Dewi, S.Kom., M.Sc. dan Sari Proboayu sebagai penanggung jawab program kerja, mengenalkan sistem pengairan basah kering dan teknologi sederhana Alternate Wetting Drying (AWD) kepada kelompok tani Desa Banjarsari, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.
Teknologi AWD adalah salah satu teknologi yang menggunakan metode pengelolaan pengairan sawah berselang yang dapat diukur secara praktis. Sistem pengelolaan air basah-kering (AWD) dilakukan untuk tujuan efisiensi dalam penggunaan air padi. Dalam penggunaannya teknologi tersebut dapat menghemat air hingga 20%. Sehingga sangat efektif jika diterapkan pada lahan-lahan yang mendapat pasokan pengairan terbatas. AWD diterapkan saat mulai tanam hingga tanaman berumur satu minggu sebelum tanaman berbunga. Sehingga sawah baru diairi jika kedalaman permukaan air tanah mencapai lebih dari 15 cm dari permukaan tanah.
Dalam pengenalan tersebut dihadiri oleh gabungan kelompok tani Desa Banjarsari, beberapa perangkat desa, dosen pembimbing lapangan, serta perwakilan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya. Setelah diadakannya pengenalan terkait hal tersebut, selanjutnya dilaksanakan praktek penggunaan teknologi di salah satu lahan sawah milik warga desa. Pada praktek lapangan yang dilakukan bersama gabungan kelompok tani, terlihat antusiasme masyarakat dengan menyampaikan beberapa pertanyaan terkait teknis pemasangan alat di lahan.
Penggunaan AWD ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) yaitu Climate Action. AWD dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sawah karena menurunkan emisi metana yang biasanya dihasilkan dari sawah yang selalu tergenang air. Dengan mengadopsi sistem AWD, para petani dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan tersebut melalui praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H