Sebelum:Â Fokus pada pemanfaatan sumber daya yang ada secara terpisah dan sering kali reaktif.
Sesudah:Â Mengembangkan strategi jangka panjang yang mengintegrasikan berbagai modal seperti modal manusia, sosial, budaya, dan fisik secara holistik. Saya mulai membuat rencana yang mempertimbangkan sinergi antar modal untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas.
Pemanfaatan Modal Sosial dan Budaya:
Sebelum:Â Kurang memanfaatkan modal sosial dan budaya dalam pengembangan program sekolah.
Sesudah:Â Lebih aktif melibatkan komunitas dan memanfaatkan modal sosial serta budaya. Misalnya, saya mulai mengadakan kegiatan budaya yang melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar untuk mendukung proses pembelajaran siswa. Ini juga meningkatkan rasa memiliki dan keterlibatan mereka dalam pendidikan.
Kepemimpinan Pembelajaran:
Sebelum:Â Keputusan lebih banyak diambil secara top-down tanpa melibatkan banyak pihak.
Sesudah:Â Mengadopsi pendekatan kepemimpinan pembelajaran yang lebih inklusif dan partisipatif. Saya lebih banyak melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada kepentingan siswa.
Refleksi dan Evaluasi Berkelanjutan:
Sebelum:Â Refleksi dan evaluasi dilakukan secara sporadis dan tidak sistematis.
Sesudah:Â Mengadopsi praktik refleksi dan evaluasi berkelanjutan untuk menilai efektivitas penggunaan sumber daya. Saya mulai menggunakan data dan feedback untuk terus memperbaiki strategi pengelolaan sumber daya.