Mohon tunggu...
Muhamad Hafdi
Muhamad Hafdi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Inggris

I am a life time learner and an English Educator.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Etis dalam Pendidikan: Refleksi dari Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Modul Guru Penggerak

24 Oktober 2024   22:30 Diperbarui: 24 Oktober 2024   22:55 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan untuk mengelola dan menyadari aspek sosial emosional juga sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Ketika seorang guru mampu mengelola emosinya sendiri dan memahami emosi orang lain, dia dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan adil. Ini tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang positif tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik dengan siswa dan rekan kerja. Dalam modul Guru Penggerak, kami belajar tentang pentingnya refleksi dan evaluasi diri dalam pengambilan keputusan. Melalui refleksi, kita dapat mengevaluasi keputusan yang telah diambil, melihat dampaknya, dan mencari cara untuk memperbaikinya jika diperlukan. Ini adalah bagian penting dari proses belajar dan pengembangan diri sebagai pemimpin pembelajaran.

Materi pengambilan keputusan juga berkaitan erat dengan kegiatan 'coaching' yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita. Coaching membantu dalam mengevaluasi efektivitas keputusan yang telah diambil, memberikan kesempatan untuk refleksi, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul. Ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar mendukung proses pembelajaran yang lebih baik. Coaching juga berfungsi sebagai mekanisme umpan balik yang berkelanjutan, yang memungkinkan pemimpin pembelajaran untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan pendekatan mereka dalam pengambilan keputusan.

Sebagai pemimpin pembelajaran, keputusan yang diambil dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan siswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang dilema etika dan bujukan moral, empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip pengambilan keputusan, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pemahaman ini membantu dalam mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih baik dan menghadapi situasi moral yang kompleks dengan lebih baik. Misalnya, pemahaman tentang paradigma individu vs. komunitas dapat membantu dalam membuat keputusan yang seimbang antara kebutuhan individu siswa dan kebutuhan komunitas sekolah.

Kesimpulannya, pembelajaran dari modul ini menunjukkan betapa pentingnya etika dan moral dalam pengambilan keputusan pendidikan. Pengalaman ini juga menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang tepat dan etis oleh pemimpin pembelajaran dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, dan mendukung pembelajaran yang memerdekakan siswa. Dengan demikian, pemahaman dan penerapan konsep-konsep ini tidak hanya memperkaya keterampilan pribadi saya sebagai pendidik, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Sebagai pendidik, kita tidak hanya bertanggung jawab untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter dan moral yang kuat dalam diri siswa kita. Ini adalah tugas yang mulia dan menantang, tetapi dengan pemahaman dan keterampilan yang tepat, kita dapat mencapainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun