Pemilihan kepala daerah menjadi salah satu momen politik yang terjadi 5 tahun sekali. Khususnya pada tahun ini banyak para paslon memanfaatkan sepenuhnya perkembangan teknologi digital, termasuk dalam penggunaan influencer sebagai salah satu strategi kampanye. Â Komisi pemilihan umum mencatat bahwa pemilih dalam pemilu 2024 didominasi oleh kelompok generasi z dan generasi milenial, yakni sebanyak 56% dari total keseluruhan pemilih. Keberadaan influencer memiliki pengaruh besar di beberapa platform digital seperti Instagram, Tiktok, YouTube, dan Facebook menjadi aset penting dalam menarik perhatian publik, terutama generasi muda. Para calon gubernur di NTB, seperti pasangan Rohmi - Firin, Zul - Uhel, dan Iqbal - Dinda, semakin sadar akan kekuatan influencer untuk menyampaikan pesan politik dengan cara yang lebih santai, personal, dan relatable.
penggunaan influencer dalam kampanye Pilgub NTB 2024 mencerminkan bagaimana media sosial telah menjadi alat utama dalam membentuk opini publik. Dengan strategi yang tepat, influencer dapat membantu menyampaikan pesan kampanye secara efektif, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memperkuat demokrasi. Akan tetapi, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada cara penggunaannya apakah mampu menjaga kepercayaan publik dan mendorong dialog yang sehat di tengah masyarakat.
Peran Strategis Influencer dalam Kampanye
Influencer merupakan figur publik yang memiliki pengaruh signifikan di media sosial karena jumlah pengikut yang besar dan interaksi yang aktif. Dalam kontestasi pilgub ini, influencer memiliki peran strategis dalam beberapa hal berikut:
1. Meningkatkan Awareness
Influencer bisa membantu meningkatkan visibilitas pasangan calon kepada masyarakat luas. Dengan pemanfaatan platform media massa seperti Instagram dan TikTok, influencer dapat menjangkau masyarakat yang mungkin tidak tersentuh oleh media konvensional atau iklan politik tradisional. Contohnya, akun Tiktok "Ucok_Suka_Jajan" seorang influencer lokal di NTB yang populer di kalangan anak muda dapat memperkenalkan program-program kandidat Zul-Uhel dengan gaya yang menarik, sehingga pesan kampanye menjadi lebih mudah diterima.
2. Membentuk Kedekatan Emosional
Pesan kampanye yang disampaikan oleh influencer cenderung lebih personal dan autentik dibandingkan dengan iklan formal. Ketika influencer menceritakan pengalaman mereka bertemu dengan kandidat atau menyatakan dukungan terhadap program tertentu, pengikut mereka merasa bahwa pesan tersebut lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini efektif dalam membangun hubungan emosional antara kandidat dan pemilih.
3. Menjangkau Generasi Muda
Generasi muda atau biasa disebut Gen Z, yang merupakan pengguna aktif media sosial, sering kali merasa lebih terhubung dengan influencer dibandingkan tokoh politik tradisional. Dalam Pemilihan Gubernur, influencer lokal dengan konten kreatifnya seperti vlog, video Tiktok, atau Instagram Story dapat menjadi jembatan untuk menyampaikan isu-isu penting, seperti pendidikan, lapangan kerja, dan pengembangan ekonomi kreatif.
4. Mengemas Pesan Politik Secara Kreatif