Mohon tunggu...
Muhamad Mustaqim
Muhamad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Peminat kajian sosial, politik, agama

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlukah Sertifikasi Ulama?

21 Mei 2018   10:19 Diperbarui: 21 Mei 2018   10:47 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini dilakukan dengan dalih stabilitas dan standarisasi dakwah agama. Sehingga ketika ada pengajian umum yang tanpa ijin dari militer (Koramil) maupun kepolisian, atau ada muballigh yang tidak memiliki SIM, maka siap-siap saja berurusan dengan pihak yang berwajib.

Munculnya berbagai doktrin dan pemahaman yang berbasis kekerasan yang selama ini ada dalam masyarakat harus disikapi dengan bijak. Untuk meghadirkan Islam yang rahmatan li al- alamin maka harus dimulai dari pemahaman keagamaan yang inklusif dan mengdepankan nilai humanisme. Dari sini para pemuka agama, kiayi, ustadz dan lainnya harus mampu menghadirkan pemahaman agama yang inklusif dan toleran kepada masyarakat.

Cara beragama yang toleran dalam hal ini harus menjadi paradigm dalam pendidikan agama, karena pada dasarnya agama mempunyai dua sisi yang berbeda dan bahkan saling bertentangan. Di satu sisi agama memiliki nilai inklusifitas yang mengajarkan untuk menebarkan rahmat bagi semesta alam. Di sisi lain juga mempunyai watak eksklusif, di mana dalam islam misalnya, menganggap bahwa agama yang paling benar di sisi Allah hanyalah Islam. 

Beragama secara toleran mencoba menekankan pada inklusifitas nilai agama dalam sisi sosial. Terorisme dengan dalih apapun, termasuk berkedok agama adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai humanisme Islam.

Menghadirkan islam sebagai rahmat harus dibangun melalui pendidikan dan dakwah Islam yang humanis dan toleran. Melalui pendidikan yang berbasis multikulturalisme, maka ummat akan mampu dipahamkan akan realitas sosial yang majemuk dan varian. Perbedaan keyakinan tidak  menjadi alat untuk memecah belah dan saling menyerang. Setiap orang, siapapun dia yang mengajarkan nilai kekerasan adalah musuh agama itu sendiri. Karena agama pada dasarnya mempunyai wajah damai dan anti kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun