Mohon tunggu...
MUHAMAD BAYHAKI
MUHAMAD BAYHAKI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknologi Informatika Universitas Nadhlatul Ulama Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mendidik Generasi yang Siap Menanamkan Kesadaran akan Risiko Pernikahan Dini dan Kenakalan Remaja

25 Desember 2024   17:02 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaina Materi oleh : Dr. Vika Nurul Mufidah, M. Si., PhD.

Cibeuteung Udik, Ciseeng, Senin 09 Desember 2024 -- Dalam upaya mengurangi kenakalan remaja dan tingginya angka pernikahan di usia dini, Mahasiswa KKN MD-03 Attaftazani Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia mengadakan kegiatan seminari remaja dengan tema "Mendidik Generasi yang Siap Menanamkan Kesadaran akan Resiko Pernikahan Dini dan Kenakalan Remaja" Kegiatan yang diadakan di Yayasan Al Manar Kp.Cisuuk, Ds. Cibeuteung di hadiri oleh DPL KKN MD-03, Mahasiswa KKN MD-03, dan seluruh siswa - siswi kelas 12 dari SMK dan MA Al Manar.

Seminar yang dimulai dari pukul 10.00 -- 12.00 WIB di isi oleh Narasumber yaitu Dr. Vika Nurul Mufidah, M. Si., PhD. selaku Dosen Unusia, yang sudah banyak mengisi kegiatan seminar terhadap remaja. Dalam sosialisasi ini Ibu Dr. Vika Nurul Mufidah, M. Si., PhD. menyampaikan beberapa permasalahan yang sering terjadi dan dihadapi oleh remaja diantaranya adalah Kenakalan dan pernikahan diusia dini.

Masa remaja merupakan masa transisi yang di rasakan oleh setiap individu. Masa transisi seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, disatu pihak masih kanak -- kanak dan dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Hal ini dapat menimbulkan konflik dalam diri remaja yang sering menimbulkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol akan menimbulkan kenakalan pada remaja salah satunya berupa risiko perilaku seksual berisiko.

Dikutip dari beberapa sumber, remaja memiliki definisi sebagai berikut :

1. Menurut WHO, remaja adalah masa dari munculnya tanda seks sekunder hingga mencapai kematangan seksual dan reproduksi.

2. Menurut syari'ah, remaja adalah orang yang sudah menginjak aqil baligh dan memasuki kategori mukallaf, yaitu orang yang sudah mendapat beban kewajiban melakukan syariat.

3. Menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun.

4. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Dengan demikian, bisa dikatakan remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai dengan berbagai perkembangan fisik, psikis, dan psikososial.

Dr. Vika Nurul Mufidah, M. Si., mengatakan "ciri - ciri remaja mencakup beberapa aspek, aspek biologis, aspek psikologis, dan aspek sosial. Ciri Biologis Ditandai dengan Terjadinya pubertas yang meliputi pertumbuhan tinggi badan, perubahan bentuk tubuh, dan pematangan organ reproduksi. Ciri Psikologis memiliki tanda Adanya Pencarian identitas, dengan artian Remaja mulai mencari jati diri dan mengeksplorasi nilai, minat, serta tujuan hidup. Sedangkan ciri Sosial ditandai dengan adanya Pengaruh teman sebaya, Remaja cenderung lebih terpengaruh oleh kelompok Teman dibandingkan keluarga"

Setelah memaparkan definisi dan ciri dari remaja, beliau Dr. Vika Nurul Mufidah, M. Si., kemudian melanjutkan pemaparan tentang materi yang menjadi inti dari seminar kali ini, kenakalan remaja. Menurut beliau, Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan) yang melanggar nilai dan norma sosial serta mengganggu ketertiban umum. Perilaku ini dapat menimbulkan kerugian bagi diri pelaku sendiri dan masyarakat. Pada umumnya, kenakalan remaja ditandai oleh dua karakteristik, yaitu adanya keinginan untuk melawan dan adanya sikap apatis (acuh atau cuek) yang disebabkan rasa kecewa terhadap suatu kondisi yang terjadi di dalam masyarakat. Orang tua dan pihak berwenang wajib mengontrol perkembangan perilaku remaja karena mereka lebih terbuka dan mudah menerima perubahan (bersifat permissive). Pengawasan dapat dilakukan dengan menanamkan nilai dan norma yang sesuai.

Kenakalan remaja terbagi menjadi dua bentuk :

  • Kenakalan yang tidak melanggar hukum, seperti melakukan tindakan-tindakan indisipliner (melanggar disiplin), di sekolah, di rumah, dan tempat-tempat umum. Misalnya, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah Kabur, meninggalkan rumah tanpa izin orang tua Keluyuran, pergi sendiri atau berkelompok tanpa tujuan dan kerap kali menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
  • Kenakalan yang melanggar hukum, seperti memakai dan mengedarkan obat-obatan terlarang pelanggaran tata susila: menjual buku, foto, atau film porno aksi corat-coret dan perusakan (vandalisme) di tempat-tempat umum Kelompok tawuran Pemerkosaan Penganiayaan Pencurian dan penipuan.

Penanggulangan kenakalan remaja membutuhkan kerjasama dari semua pihak, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah serta remaja itu sendiri. Berikut saran upaya penanggulangan kenakalan remaja, seperti dikutip di buku Komunikasi oleh Zurriyatun Thoyibah, yaitu :

  • Tindakan Preventif/Pencegahan
  • Mempersiapkan mental anak memasuki memasuki masa remaja. Anak diperkenalkan pada pertumbuhan fisik dan jiwanya sendiri. Dengan demikian, anak tidak bingung menyaksikan perubahan yang terjadi di dalam dirinya.
  • Tindakan Represif
  • Berupa pemberian sanksi atau hukuman ketika seseorang melakukan pelanggaran. Metode tindakan ini dijalankan aparat keamanan, seperti Polisi, bersifat menekan, memaksa, dan mengekang sehingga tindakan ini diharapkan para pelaku berpikir dua kali.
  • Tindakan Kuratif
  • Mengajarkan kepada remaja untuk memecahkan masalah, kontrol diri, dan mengembangkan perilaku prososial yaitu mengajarkan persahabatan dan komunikasi yang baik sehingga mereka dapat berinteraksi secara positif terhadap lingkungan.
  • Tindakan Rehabilitasi
  • Remaja yang sudah mengalami kenakalan remaja memerlukan monitoring secara terus menerus dan konsisten agar tidak mempunyai peluang kambuh lagi,maka diperlukan tindakan rehabilitasi.

Kegiatan ini tidak hanya penyampaian materi, tetapi juga melakukan diskusi dan tanya jawab yang dilakukan oleh para murid dengan narasumber. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang bagi para Murid agar dapat berinteraksi langsung dengan narasumber terkait dengah hal-hal yang berkaitan dengan kenakalan Remaja.

Salah satu siswa SMK Al Manar, Ananda Gajendra menanyakan, "Apa peran media sosial dalam perkembangan pada zaman sekarang?" Kemudian dijawab oleh narasumber "Semakin zaman bertambah maka akan semakin melek dan berkembang teknologi. Kita tidak bisa menutup mata atas hal tersebut. Media sosial pengaruhnya sangat signifikan, tergantung pada teman-teman untuk bisa meminimalisir dari kenakalan remaja misalnya terhadap video yang tidak pantas dan sangat vulgar. Dan kita sebagai remaja juga harus kritis dan tau betul dampak apa saja yang akan timbul dari hal tersebut. Salah satu contoh yang marak dalam penggunaan media sosial seperti judi online. Survei dari beberapa peneliti permainan judi online/ slot tersebut sangat mempengaruhi sikap dan karakter remaja yang buruk dan tidak bertanggung jawab". Point penting dari itu semua kita harus bijak dalam menggunakan sosial media dan selektif terhadap penggunaan media sosial khususnya bagi remaja yang sudah lepas dari pengawasan orang tua.

Selain itu, Ananda Najmudin assafi (siswa MA Al Manar) juga menanyakan, "Apa dampak panjang yang timbul dari pernikahan dini?" Jawaban dari narasumber "Pernikahan dini ini tidak dianjurkan karena ada bebrapa faktor yang membuat pernikahan dini ini tidak disarankan, pertama ; faktor fisik/ kesehatan, reproduksi bagi remaja itu belum maksimal sempurna, dalam ovum, rahim, serta pinggulnya perempuan remaja masih sempit dan kecil dan hal tersebut dapat mempengaruhi buruknya dampak pernikahan dini. Kedua; faktor psikis, karena menikah bukan hal mudah, bisa dikatakan sulit. Kita harus faham dang ngerti dari tanggung jawab sebagai suami dan istri. Karena kalau masih usia dini agak kesulitan dan agak berat karena menikah itu memgang tanggung jawab yang double dan banyak tuntutan, kalau tidak bisa di jalani dan di terima dengan baik maka akan menjadi depresi orang tersebut.  Contoh lain, depresi dan baby blues karena belum siap memiliki dan merawat anak. Kestabilan emosi dapat memutuskan suatu keputusan dengan akal. Ketiga; faktor finansial, hal yang sangat krusial bagi pasangan suami istri banyak yang berpisah karena belum matang secara finansial memaksa dan memutuskan untuk menikah. Karena keseharian, dan kebutuhan itu membutuhkan uang apalagi sudah menikah dan dikarunai anak"

Oleh karenanya, pikirkan dengan matang sebelum untuk memutuskan menikah di usia dini. Lebih baik belajar, memperdalam ilmu serta wawasan agar nanti bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bijaksana untuk menjalani rumah tangga impian. Narasumber menambahkan "Pesan saya kalau ada keingan atau cita cita mu tuangkan dan tuliskan kedalam buku harian mu agar menjadi satu langkah yang akan kamu selesaikan dan kamu capai nantinya dengan mudah dan terarah"

Ahmad Jalal, S.Pd. selaku kepala sekolah SMK Al Manar mengungkapkan, "KKN Attaftazani mengadakan seminar remaja ini merupakan salah satu terobosan yang istimewa bagi kami, kami apresiasi mudah-mudahan kegiatan ini dapat mengahasilkan ilmu yang bermanfaat kedepannya khususnya bagi kalian para remaja untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, sebagai remaja kalian harus dibekali beberapa ilmu dan keterampilan, salah satu untuk mendapatkan ilmu tersebut adalah dengan mengikuti seminar ini, jika kalian ikut secara daring harus bermodalkan kuota dan berbayar, nah alhamdulillah ini diadakan secara luring dan gratis, maka kami mengucapkan terimakasih setinggi-tingginya kepada mahasiswa mahasiswi KKN Attaftazani MD-03 Unusia yang telah melaksanakan kegiatan ini, semoga senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Aaaminn". 

Sri Wahyuni, M.Pd.I (DPL KKN MD-03) memberikan apresiasi kepada mahasiswa KKN-MD-03 'Attaftazani' yang telah menyelenggarakan kegiatan seminar remaja ini, "Alhamdulillah, saya berikan apresiasi kepada mahasiswa mahasiswi KKN Attaftazani MD-03 sehingga kegiatan ini dapat  terlaksana dengan baik. Rmaja adalah fase transisi kalian menuju dewasa, maka jadilah remaja yang dapat memilah dan memilih tindakan yang kalian lakukan, dengan adanya kegiatan ini kalian akan mendapatkan ilmu mengenai hal harus kalian lakukan pada fase remaja ini. Saya mengucapkan mohon maaf dan terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada yayasan Al Manar sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan lancar".

Foto Bersama Anggota KKN dan Peserta Seminar SMK dan MA Al-Manar
Foto Bersama Anggota KKN dan Peserta Seminar SMK dan MA Al-Manar

Demikian kegiatan seminar ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Siswa/i SMK dan MA Al Manar yang hadir dalam kegiatan ini juga sangat antusias dalam bertanya perihal masalah remaja kepada narasumber. Dengan ini kami mahasiswa KKN MD-03 'Attaftazani' Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia mengucapkan banyak terimakasih kepada para pendukung yang sudah berkontribusi dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aaaminn.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun