Mohon tunggu...
Muhamad Alfin
Muhamad Alfin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Saya adalah penulis pemula yang senang belajar banyak hal. Saat ini saya sedang menempuh kuliah si salah satu Universitas di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hubungan Kurang Tidur terhadap Prestasi Akademik, Mahasiswa Wajib Tahu

29 Agustus 2023   12:41 Diperbarui: 29 Agustus 2023   12:46 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika seseorang tidak menunjukkan indikator kurang tidur yang jelas dan tidak mengalami gangguan tidur, maka orang tersebut dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik. Insomnia cukup sering terjadi di kalangan dewasa muda, dan terutama terjadi di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat menyebabkan kinerja yang buruk di kelas serta masalah kesehatan di masa depan. Akibatnya, prestasi akademik siswa tidak dapat memenuhi harapan mereka. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa proses pembelajaran dapat terganggu. 

Salah satu prasyarat terpenting bagi keberadaan manusia adalah kebutuhan untuk tidur. Tubuh menjalani proses pembaharuan untuk memulihkan kekuatannya ke tingkat kinerja puncak ketika berada dalam keadaan yang ditandai dengan istirahat dan relaksasi. Meningkatnya aktivitas siang hari yang mengurangi kebutuhan tidur dan mendorong orang untuk memilih tidur lebih awal di siang hari adalah penyebab khas perubahan pola tidur orang. Ini karena aktivitas siang hari mengurangi kebutuhan tidur.

Berkurangnya kemampuan untuk fokus, membuat keputusan, dan mengambil bagian dalam aktivitas sehari-hari adalah akibat langsung dari kurang tidur. Sulit berkonsentrasi saat belajar adalah masalah umum di kalangan orang dewasa muda, dan sering kali akibat kurang tidur. Karena konsekuensi berbahaya dari kurang tidur terhadap pembelajaran, ingatan, dan kesehatan emosional, subjek ini memerlukan penyelidikan yang signifikan. Hasil belajar yang positif dapat dicapai melalui usaha yang terfokus.

Ketidakcukupan tidur adalah masalah yang signifikan, terutama dalam konteks akademik. Penyelesaian tesis atau disertasi yang menjadi salah satu kriteria ijazah fakultas kedokteran menjadi kendala terbesar yang harus diatasi. Jika tidak diselesaikan dengan cara yang tepat, situasi ini, apakah terjadi di dalam atau di luar kelas, berpotensi menimbulkan stres berat; tubuh bereaksi terhadap stres dengan cara yang dapat diprediksi. Ketidakmampuan untuk tidur atau tetap tidur, bangun dengan perasaan sangat lapar atau lelah, dan sulit tidur merupakan contoh gangguan tidur yang umum. 

Dalam kebanyakan kasus, masalah ini menjadi jelas di malam hari, yang merupakan waktu di mana orang-orang kemungkinan besar akan mencoba bersantai di siang hari. Tidur REM ditandai dengan fluktuasi suhu tubuh, seperti menggigil atau berkeringat, yang berhubungan langsung dengan suhu lingkungan sekitar. Ini mungkin disebabkan oleh variabel selain kualitas tidur yang buruk yang memengaruhi kinerja akademik. Faktor-faktor ini antara lain kesehatan fisik responden, kondisi emosional, kehidupan keluarga, komunitas, dan situasi keuangan.

Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi saat belajar, yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh yang merugikan pada prestasi akademik seseorang. Cara seseorang mempersiapkan diri untuk tidur di malam hari inilah yang menentukan kualitas tidur yang didapat seseorang di malam hari. Menurut temuan penelitian Indrawati, perbedaan tingkat konsentrasi siswa di kelas dapat dikaitkan dengan kualitas tidur mereka. Orang yang kurang tidur mengalami penurunan jumlah hemoglobin, yang membuatnya lebih sulit untuk belajar.

Penelitian baru yang dilakukan pada tahun 2013 di University of California, Berkeley oleh ahli saraf Drs. Bryce Mander dan Matthew Walker menunjukkan bahwa tidur berkualitas tinggi pada orang dewasa muda (berusia 18 hingga 25 tahun) membantu konversi memori jangka pendek yang disimpan di hippocampus menjadi memori jangka panjang yang disimpan di korteks prefrontal. Karena itu, ingatan seseorang akan lebih baik dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama. Kurang tidur terbukti berdampak buruk pada prestasi akademik, menurut penelitian yang dilakukan Puspito pada 2009 terhadap mahasiswa kedokteran. 

Tindakan tidur dikaitkan dengan produksi kekuatan yang luar biasa. Meremajakan tubuh dan pikiran melalui tidur meningkatkan berbagai fungsi kognitif dan emosional, termasuk kewaspadaan, suasana hati, ingatan, persepsi, dan fungsi kognitif (berpikir dan fokus). Individu muda lebih rentan mengalami masalah dalam proses belajar sebagai akibat langsung dari kurang tidur. Ketika mereka mencoba untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan, mereka mungkin mengalami perasaan lesu dan kurang motivasi sebagai akibatnya. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya kemampuan berkonsentrasi saat belajar, yang akan berujung pada prestasi akademik yang buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun