Mohon tunggu...
Muhamad RafliSubagja
Muhamad RafliSubagja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia yang sering tertarik kepada urusan sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

When Mayday Comes

3 Mei 2023   20:56 Diperbarui: 3 Mei 2023   20:59 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mayday atau Hari Buruh umumnya identik dengan aksi para buruh yang turun ke jalanan guna menyuarakan hak-hak mereka sebagai kelas pekerja.

Akan tetepi, pemandangan berbeda terlihat di kota Bandung pada Mayday 2023. Selain ada aksi unjuk rasa yang dilakukan di Taman Cikapayang. Sebagian warga Kota Kembang mengisi hari buruh dengan "Merayakan Sepakbola" di Lapangan Sepak Bola Progressif.

"Mayday Collective Football". Laga sepak bola yang digagas oleh komunitas sepak bola grass root asal Bandung yakni Riverside Forest, menjadi pembeda pada Mayday kali ini. Ajang ini juga seakan menunjukan bahwa membela hak buruh tidak selalu dilakukan dengan turun ke jalan.

Liga kolektif ini diikuti oleh enam klub dari enam kota. Riverside Forest (Bandung), Urbanside FC (Bekasi), Rainfall Football (Bogor), Amigos Indonesia (Malang), Southside Market SC (Solo), dan Port City Wanderers (Jakarta).

Semua suporter menyatu dalam satu tribun. Tak ada perbedaan warna klub lokal yang mereka dukung, yang ada hanya canda tawa dan suasana yang hangat pada sore itu. Tak lupa, mereka juga menyuarakan keresahan yang diarasakan oleh buruh melalui spanduk propaganda dan lagu yang mereka nyanyikan.

Jika merunut jauh ke belakang, sejarah sepak bola memang tidak bisa dilepaskan dengan kelas pekerja. Dahulu, sepak bola menjadi hiburan bagi parah buruh di sela kesibukan kerjanya.

Memisahkan sepak bola dengan buruh itu adalah hal yang mustahil. Semoga dengan adanya liga kolektif pada mayday kemarin di Bandung, bisa memebawa kembali makna sepak bola yang sebenarnya. Karena pada dasarnya, sepak bola adalah hiburan bagi semua kalangan, termasuk kelas pekerja. Sepak bola bukan alat bagi para kapitalis untuk meraup keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun