In this article, the writer will compare online learning and face-to-face learning, then the effectiveness between online learning and face-to-face learning of Senior Highschool Students. The instrument of this study is questionnaire. The writer has arranged 10 questions for being answered by students randomly and voluntarily. The result of this research shows that face-to-face learning is dominant to be applied as learning model during COVID-19 pandemic rather than online learning models.
Keywords: comparison, effectiveness, online learning, and face-to-face learning
Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan seluruh negara dan setiap sektor seperti: Kesehatan, ekonomi, dan Pendidikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak dari Covid-19 khususnya di sektor Pendidikan karena terbatasnya peralatan yang mendukung pembelajaran online (koneksi internet, dawai elektronik, dan kesiapan materi) di beberapa daerah Indonesia. Situasi pandemi ini telah memaksa murid-murid Indonesia untuk mengadopsi pembelajaran online dan tatap muka.Â
Pada awal COVID-19, pemerintah Indonesia mempublikasikan peraturan pembelajaran online sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran COVID-19, akan tetapi ketika angka penyebaran COVID-19 menurun dan dinyatakan sudah dalam zona hijau, Pemerintah Pusat mulai menawarkan system partsial kehadiran pembelajaran tatap muka di Sekolah dengan menerapkan protokol Kesehatan yang diatur oleh Menteri Kesehatan.Â
Pada akhir tahun 2021 sampai awal tahun 2022, banyak sekolah telah menerapkan pembelajaran tatap muka karena situasi dan kondisi yang sudah memungkin dan banyaknya komplain dari murid, orang tua murid, dan guru juga merupakan salah satu factor untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Di dalam artikel ini, Penulis akan membandingkan pembelajaran online dan tatap muka, dan mengukur keefektifan pembelajaran online dan tatap muka untuk murid-murid SMA. Instumen yang digunakan dalam studi ini adalah kuesioner. Penulis membuat 10 pertanyaan untuk dijawab oleh murid-murid secara acak dan sukarela. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tatap muka lebih dominan untuk diterapkan selama pandemic COVID-19 dibandingkan dengan pembelajaran online.
Kata Kunci: Perbandingan, Keefektifan, Pembelajaran Online, dan Pembelajaran Tatap Muka.
 Introduction
The Corona Virus Disease (COVID-19) pandemic has brought many effects to over 200 countries in the world, especially in Indonesia. It has drove its own obstacles for the educational sectors, specifically Highschool Students. In 2020, the Corona disease has increased, and the Government should take an action to decrease the spread of COVID-19.Â
This situation enables the Government to stipulate various regulation, from isolation, social and physical distancing to Large-Scale Social Restrictions (PSBB) (Article 4 paragraph 1 on the Regulation Number 21 of 2020). Therefore, the Government considers the educational sectors, then makes a regulation for the students in Indonesia based on the zonation of district regarding the spread of COVID-19 (The Circular Letter No. 15 of 2020).
The Circular letter No. 15 of 2020 stipulated that to prevent the COVID-19, The teaching and learning activities must conduct via online learning due to the increase of COVID-19. This action is used for ensuring the students to obtain the educational facilities during COVID-19 pandemic, to protect the educational sectors from the worse effect of COVID-19, to prevent the transmission and infection of Corona disease, including to complete the psychosocial of teachers, students, and student's guardian. The materials during online learning are associated with the students' grade, cultural context, characteristics of each school in the area which are impacted by COVID-19 (The Circular Letter No. 15 of 2020). Â Â