Di saat ini aku baru menyadari bahwa dirimu adalah malam yang abadi seperti kutub utara, yang dingin dan tak pernah tersentuh oleh kehangatan matahari. Aku mengira ada harapan di sana, karena aku melihat pelangi di matamu. Aku berusaha belajar dari kesalahan untuk menghangatkan dirimu agar aku-kamu tetap menjadi kita, dan, pelangi yang ada di matamu akan menjadi miliku yang abadi.
Tapi aku tidak menyadarinya, bahwa, malam yang ingin aku hangatkan itu mustahil untuk terjadi, karena pelangi  yang ada pada matamu adalah keindahan Tuhan yang ada pada malam kutub utara, bukan harapan dalam hati yang kamu berikan padaku untuk menjadi abadi terhadapku. Andai pelangi tak di matamu, andai rasa tak sehebat ini, andai tak seperti malammu, mungkin tak akan sedalam ini aku mengagumimu.
Kawangkoan, 17 januari, 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI