Mohon tunggu...
Muhamad Nurdin
Muhamad Nurdin Mohon Tunggu... Penulis - Mari Sama-sama Menjadi yang Terbaik

Mari Sama-sama Menjadi yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aisyah dan Kartini: The True Beauty

21 April 2024   19:59 Diperbarui: 21 April 2024   20:16 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aisyah dan Kartini: The True Beauty

Oleh: Muhamad Nurdin

Di tahun masehi kita mengenang, ada dua bulan  yang dijadikan moment penting, yaitu bulan Desember dan bulan April. Desember adalah hari ibu, sementara pada bulan April ada hari Kartini.

Kartini pada zamannya memperjuangkan hak-hak wanita di Indonesia, terutama nasib wanita remaja putri terhadap pendidikan. Nasib wanita putri yang terbelakang dalam hal pendidikan, bukan dikarenakan mahalnya biaya pendidikan seperti saat ini, melainkan karena terbelenggu oleh suatu tradisi yang kuat (terutama di Jawa).

Kartini adalah sosok yang digambarkan penuh energik, berpandangan luas, dan tentu saja mendobrak tradisi dari sistem pingitan menjadi manusia "merdeka".

Pada zamannya, wanita pada usia tertentu harus tinggal di rumah menjadi gadis pingitan. Mereka hanya boleh jalan antara kasur, dapur, dan  sumur. Hidupnya terkurung dan terkungkung antara tiga komponen itu. Pada saatnya pun wanita  dipaksa kawin dengan pilihan orang tuannya, tanpa ada reserve sedikitpun.

Realitas ini membangkitkan semangat Kartini untuk mendobrak tradisi dengan melakukan perubahan yang mendasar. Ia menuntut adanya suatu pembaharuan di bidang pendidikan. Ide-ide nya pun meluncur bak meteor yang menerangi  cakrawala semesta gagasan, melalui goresan pena-penanya, maka lahirlah buku "Habis gelap terbitlah terang".

Kartini menghendaki dibukanya wanita Indonesia dari "penjara" yang mengekang mereka, dan membelenggu kebebasan bergeraknya. Wanita Indonesia hendaknya mempunyai hak yang sama dengan pria untuk mengarungi dan menikmati indah serta mulianya dunia pendidikan. Konsep ini sejalan dengan amanat Rasul bahwa "Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian sampai keliang lahat". "Menuntut ilmu wajib bagi laki-laki maupun wanita" (Al-Hadis).

Selain pada Kartini, kemanakah para wanita muslimah mencari tokoh panutan? Nampaknya tak perlu memuja para artis dan selebritis dunia yang keimanannya pantas diragukan. Dalam Islam banyak bertebaran tokoh teladan yang dapat dijadikan panutan dan inspirasi. Ada Khadijah, Asma, Aisyah, Aminah dan lain-lain.

Aisyah adalah sosok teladan salah satu istri Nabi yang dinikahinya selagi masih gadis. Aisyah adalah sosok wanita cemerlang yang menyimpan segudang ilmu pengetahuan terutama dalam bidang hadis dan fiqh, pengetahuan agamanya, pandangan-pandangannya dalam persoalan hidup sehari-hari, keistimewaannya dalam karakter pribadinya, serta pengetahuan yang mendalam dalam syariat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun