Lebih dari itu, meski sering kali rakyat merasa bahwa keberadaan pemerintahnya sebenarnya lebih banyak mengganggu daripada membantu, lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, atau lebih banyak mengisruhkan daripada menenangkan, rakyat tak akan pernah mengungkapkan kandungan hatinya itu dengan sporadis.
Itulah rakyat sebagai kekasih sejati, para calon seharusnya sudah menerka-nerka akan dibawa kemana hati para pemilih dan pendukungnya, pun yang tidak mendukungnya adalah sebagai warga yang terus harus diayomi. Manakala tidak? Rakyat memang tidak akan protes, hanya mengelus dada.
Semoga saja senyum di baliho, dan menyebut sebagai pendekar rakyat akan terus dibawa ke gedung-gedung rakyat, disana akan digodok, mana kepentingan rakyat, mana kepentingan tim sukses, mana kepentingan keluarga. Jangan sampai  ketika masih calon di undang kedaerah pinggiran sangat antusias, tapi setelah jadi malas ah, Emang Gue Pikirin, nah lho?  Di hari hari terakhir,  selamat berkampanye landai landai.
Muhamad Nurdin
Kuningan, 11/02/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H