Mohon tunggu...
Muhamad Nurdin
Muhamad Nurdin Mohon Tunggu... Penulis - Mari Sama-sama Menjadi yang Terbaik

Mari Sama-sama Menjadi yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menikahlah, Anda Akan Kaya

11 Februari 2024   13:27 Diperbarui: 14 Februari 2024   04:34 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembaca yang huebat..

Ketika dilontarkan pertanyaan, siapa yang mau menikah? 

Setelah menikah rezeki bertambah, bertambah, bertambah, dan juga berkah? 

Baca juga: Dahsyatnya Cinta

Sambil baca artikel ini terus koprol, lalu bilang wow gitu? Hehe, yang pasti semuanya bilang mauuu, karena itu adalah fitrah manusia. 

Apakah karena ada masalah mereka bilang tidak mau menikah?

Sejatinya, Allah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini berpasang-pasangan. Seperti malam dan siang, kaya dan miskin, matahari dan bulan, cantik dan kurang cantik, ganteng dan kurang ganteng, pria dan wanita. 

Tujuannya adalah untuk saling melengkapi, saling berbagi, saling bekerja sama, saling mengisi dan saling menyempurnakan.

Pernahkah kita membayangkan kalau saja, alam ini siang terus dan tidak pernah berputar ke malam? Lalu, bagaimana tubuh kita bisa beristirahat? 

Selain itu, sudah dipastikan bahwa bumi ini akan hancur akibat dahsyatnya sinar matahari. Atau kebalikannya, pernahkah kita membayangkan bagaimana jika malam terus menerus 24 jam tanpa adanya siang? Tubuh ini mungkin akan kaku karena kedinginan, dan bumi pun membeku.

Demikian halnya juga dengan manusia. 

Sudah kodratnya bahwa kita diciptakan berpasang-pasangan. Secara fisik dan fungsional, laki-laki adalah pasangan wanita. 

Jika mereka tidak berpasangan, maka hasil akhirnya adalah masalah, baik secara individual maupun sosial. 

Mengapa demikian? 

Karena memang sudah kodratnya seperti itu. Itulah fitrah manusia yang memang harus berpasangan. Begitulah kesempurnaan Sang Pencipta mendesainnya. 

Allah telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidup kita kelak. Setelah mengetahui bahwa memang fitrahnya manusia memiliki pasangan, lalu pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah jodoh kita? 

Nah ini dia pertanyaan yang kadang membuat hati dag dig dug. 

Apakah kita sudah siap untuk menikah? 

Jawabnya belum punya pekerjaan, belum punya penghasilan dan lain-lain.

Saya ingin bercerita tentang perjalanan panjang kehidupan saya. Saya memberanikan diri menikah dalam keadaan tidak punya apa-apa, alias bermodalkan tekad, dan percaya sama ayat Allah yang mendorong-dorong untuk menikah. Inilah petikan ayat Allah yang bersahaja dan memberikan dorongan itu. 

Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya (QS. An-Nur :32).


Menikahlah! 

Anda pasti kaya raya. 

Bahkan Abdullah bin Mas’ud, seorang sahabat Nabi yang terpercaya pernah membuat testimoni 

“Temukanlah kekayaan dengan menikah”

ya, dengan menikah hidup Anda bisa berubah. Carilah kekayaan lewat pernikahan. 

Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih aneh daripada seorang laki-laki yang tidak mencari kekayaan lewat pernikahan, demikian Umar bin Khattab, memberikan penjelasan kepada kita.

Bermodalkan nekad, 

itulah awal mula saya menikah. 

Bagaimana reaksi orang tua? 

Mereka menolaknya, dengan alasan belum punya pekerjaan, reaksi mertua pun nyaris sama penolakannya. 

Bagaimana dengan calon istri? Dia bersikukuh ingin menikah denganku tidak ada pacaran, alias nikah kilat. 

 Akhirnya setelah lulus kuliah saya melamar perempuan yang sekarang menjadi istri saya. 

Awal mulanya dipertemuan oleh seorang teman, dan nyaris tanpa beban, saya datangi tuh rumahnya. 

Singkat cerita saya jadi menikah.

Apa akhirnya setelah menikah langsung menjadi kaya?

Belum, saya lakoni kehidupan dengan menggantungkan segala permasalahan hidup ini hanya kepada Allah. 

Dilorong-lorong kehidupan, dihimpit dengan derita, saya melakoni kehidupan dengan menjadi sales asuransi, saya menjadi guru, saya menjadi account refresentative (AR) Harian Umum Republika, dan ini sejarah dalam hidup saya. Selanjutnya saya menjadi dosen, terus  menjadi PNS, sambil buka usaha laundry.

Bagaimana dengan kekayaan? 

Ternyata pembaca, sahabat heubat! 

Setelah sekian lama menikah, Allah berikan jaminan kepuasan kepada hambanya. 

Allah anugerahkan kekayaan yang berlimpah kepada saya dan keluarga. Dari pernikahan bermodal nekad, menjadi kaya dengan menikah. 

Saya lipatgandakan kemampuan berhubungan dengan Allah, jika Anda mencintai Allah dengan sepenuh cinta, maka Dia akan memberi apa yang Anda minta! Percayalah. 

Oleh karena itu, saya bangun tengah malam tahajud, (tau-tau hajat terwujud, tahu-tahu harta bersujud). Shalat dhuha  saya lipatgandakan, Alhamdulilah Allah mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan.

Andaikan saja doa kita belum dikabulkan, Allah masih senang mendengar rintihan dan tangisan kita, 

Allah rindu ingin berjumpa dengan kita. 

Lalu, dimana letak kesulitan jika Allah Yang Maha Rahman, terus menerus menaburkan kasih sayang kepada para hamba-Nya. Dimana letak keputusasaan ketika Allah membuka pintu kasih sayang-Nya lebar-lebar? Dimana letak kesengsaraan jika Allah terus menerus menghamparkan rezekinya yang tidak terbatas itu kepada para hamba-Nya? Dimana letak kesulitan itu? Tidak ada, andaikan kita pandai bersyukur dan selalu berusaha dan ber khusnudhan  kepada pemilik segala alam ini yaitu Allah.

Hambaku, 

Aku disini, mintalah, 

karena Aku teramat malu meninggalkan kedua belah tanganmu yang terbuka meminta kepada Ku, 

lalu kutinggalkan tanpa sesuatu pun. 

Hambaku, Aku disini. Jangan bersedih dan putus asa. Hadapi hidup dengan gembira, 

karena Aku tidak mungkin membiarkanmu larut dalam kesulitan.

 Hambaku, Aku disini.

Setelah menikah, pasti Allah berikan kekayaan kepada kita, asal kita yakin se yakin yakinnya. Jangan sampai antara permintaan hati dan pikiran kita tidak sejalan. Maka sinkronkan keinginan dihati dan dibibir, dan pikiran kita. Insya Allah keajaiban itu akan datang secara tiba-tiba. Intinya, jika Allah sudah berjanji, pasti akan ditepati. Percayalah! masihkah Anda meragukannya?

Nikah itu jangan dibikin sulit, enjoy aja lagi. Tidak mau menikah karena belum sukses. Mungkin ini menjadi prinsip yang banyak dianut oleh kebanyakan orang. Mereka sudah cukup umur, bahkan sudah melewati, namun masih belum berani memutuskan untuk menikah. Diantara mereka juga sudah ada yang punya calon istri, tapi masih juga belum berani menikah. Alasannya satu: belum sukses!

Bercita-cita untuk sukses secara materi itu tidak salah. Kita mesti hati-hati dengan pandangan sukses dahulu sebelum nikah. 

Banyak sekali yang beranggapan seperti itu yang kemudian berakhir dengan tragis. Setelah bertahun-tahun mencari kesuksesan, ternyata hal itu tak datang sesuai harapan. 

Di sisi lain, umur semakin tua, diakhir cerita gigit jari meratapi nasib, sukses secara materi tidak, menikah pun tidak jadi. Sekali lagi, apa harus bilang wow gitu?

Di lain pihak kita bisa menyaksikan banyak orang yang serba kekurangan disaat menikah, namun seiring berjalannya waktu kehidupan mereka menjadi lebih baik. 

Tahapan nasib begitu kentara, walaupun berjalan secara tertatih-tatih, akhirnya mereka kaya juga. 

Ada ungkapan begini: “nikah atau tidak nikah, kita tetep susah”.

Nah jika demikian kita pilih mana?

Kalau saya pilih “susah tapi bisa nikah”, daripada “udah susah kita pun tidak berhasil nikah”. 

Sama-sama susah kan? tapi bedanya yang satu nekad dan bisa nikah, yang lain tidak bisa nikah. 

Bagaimana dengan Anda? 

Go nikah, go nikah, go nikah. Salam sukses.

Kuningan, 11/02/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun