Lalu jangan lupakan nama Stefan Bajcetic. Direkrut Klopp dari akademi Celta Vigo di tahun 2020, Bajcetic sudah mengemas 11 laga Premier League bersama Virgil Van Dijk dkk. Memulai debutnya di bulan Agustus 2022 kala meluluhlantakan AFC Bournemouth 9-0, Bajcetic sempat menjadi titik terang di tengah krisis lini tengah Liverpool.
Sayang, cedera membuatnya harus menepi dari lapangan terlebih dahulu sejak pertengahan tahun kemarin. Sempat bermain kembali di September lalu sebagai starting eleven di match pertama UEL, namun harus ditarik keluar karena alasan kebugaran.
Pep Ljinders mengatakan melalui situs resmi Liverpoolfc.com bahwa Bajcetic belum bisa dipastikan kapan akan bisa diturunkan. Menarik untuk menunggu kontribusinya kembali.
Kebutuhan Liverpool akan skuad yang mumpuni untuk mengarungi sisa musim ini akan menjadi tantangan terberat Jurgen Klopp. Minimnya sokongan finansial dari FSG, ditambah berjejernya pemain-pemain inti di daftar cedera bisa dipastikan membuat sang pelatih pusing berat.
Harapannya saat ini adalah mempercayakan kekosongan sementara pilar-pilar utama Liverpool di kaki para pemain mudanya. Sembari menunggu Salah dkk kembali merumput untuk mengejar gelar Premier League yang bisa kapan saja disikut Manchester City dan Arsenal.
Menjadi musim terakhirnya di Liverpool, Klopp masih terbuka lebar untuk mempersembahkan beberapa trofi. Pasca trofi EFL, masih ada Premier League, UEL, dan FA Cup yang masih bisa diangkat Jurgen Klopp Bersama Liverpool.
Tapi ini bukan hanya tentang simbolitas dalam bentuk trofi semata yang menjadi warisan sang sutradara lapangan hijau asal Jerman tersebut. Ini tentang warisan tim nya yang beresonansi dengan hati seluruh penggemar Liverpool di seluruh dunia.
Klopp telah membuat mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Dari mengangkat trofi Liga Champions untuk keenam kalinya hingga mengakhiri penantian selama 30 tahun untuk menjadi juara Inggris, ini merupakan salah satu masa kejayaan dalam sepak bola Inggris.
“Dalam 20 tahun, jika anda berbicara tentang tim ini, saya tidak akan terkejut jika orang-orang akan berkata: Ya, mereka bagus, tetapi mereka seharusnya memenangkan trofi lebih banyak”, ujar Klopp.
Sentimen ini sekaligus menggarisbawahi sebuah narasi bahwa, terlepas dari bayang-bayang rekor prestasi Manchester City, Liverpool asuhan Klopp telah mengukir namanya dalam sejarah dengan tinta yang tidak terhapuskan.