Mohon tunggu...
Muhamad Wildan Nursyamsi
Muhamad Wildan Nursyamsi Mohon Tunggu... Programmer - Programmer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memiliki minat dan ketertarikan pada teknologi terutama pada web. Menyukai hal-hal baru untuk dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pahitnya Berharap

23 Januari 2023   21:23 Diperbarui: 23 Januari 2023   21:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berharap pada manusia, pahit rasanya,

Sebagai bunga yang layu, di tepi jalan,

Diabaikan dan ditinggalkan, tanpa harapan,

Menanti kasih sayang yang tak pernah datang.

Berharap pada manusia, sesak rasanya,

Seperti angin yang kencang, di tengah malam,

Mencari seseorang, yang tak pernah ada,

Mencari kebahagiaan yang tak pernah tercapai.

Berharap pada manusia, sakit rasanya,

Seperti luka yang dalam, yang tak pernah sembuh,

Mencari belas kasihan, yang tak pernah diterima,

Mencari cinta yang tak pernah diberikan.

Berharap pada manusia, tak seharusnya,

Tapi kadang kita terjebak dalam harapan,

Lupa pada Tuhan yang selalu ada,

Dan menemukan kebahagiaan yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun