Mohon tunggu...
Muhamad Wildan Nursyamsi
Muhamad Wildan Nursyamsi Mohon Tunggu... Programmer - Programmer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memiliki minat dan ketertarikan pada teknologi terutama pada web. Menyukai hal-hal baru untuk dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satu-satunya Orang yang Lahir di Dalam Ka'bah, Kisah Sahabat Nabi Hakim bin Hizam

12 Mei 2022   06:12 Diperbarui: 12 Mei 2022   08:44 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anaknya pernah melihatnya menangis, dia bertanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai ayah?” Dia menjawab, “Banyak hal, semuanya membuatku menangis wahai anakku. Pertama, keterlambatan Islamku sehingga aku kehilangan banyak peluang emas dalam jumlah besar sampai-sampai kalau aku menafkahkan emas sepenuh jagat, niscaya aku tidak bisa menutupinya. Kemudian Allah menyelamatkanku di perang Badar dan Uhud sehingga aku berkata kepada diriku, ‘Aku tidak akan membantu orang-orang Quraisy untuk melawan Rasulullah dan aku tidak akan meninggalkan Makkah.’ 

Namun kenyataan aku tidak bisa menghindar untuk kembali membantu orang-orang Quraisy. Kemudian setiap kali aku hendak masuk Islam, aku melihat sisa-sisa orang Quraisy, Mereka lebih tua dariku, mereka lebih terhormat dariku dan mereka tetap berpegang kepada agama jahiliah yang selama ini mereka pegang , maka aku mengikuti mereka dan meneladani mereka. Seandainya aku tidak melakukan hal itu, yang mencelakakan kita hanyalah sikap mengikuti para leluhur dan pemuka kita. Lalu aku tidak menangis wahai anakku?”

Demikian juga dengan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, beliau merasa heran dengan seorang laki-laki yang mempunyai sikap bijak dan pemahaman yang baik seperti Hakim. Mana mungkin Islam samar baginya, dan beliau berharap kepadanya dan kepada orang-orang yang sepertinya agar segera masuk ke dalam agama Allah.

Di suatu malam sebelum Fathu Makkah, Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat Radhiyallahu Anhuma

اِنَّ بِمَكَّةَ لَاَ أَرْبَعَةَ نَفَرٍ أَبَأَ بِهِمْ عَنِ الشِّرْكِ وَاَرْغَبُ لَهُمْ فِي الْإِسْلَامْ، قِيلَ: وَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ الله؟قَالَ: عَتَّابُ بْنُ أُسَيْدٍ، وَجُبَيْرُ بْنُ مُطْعِمٍ، وَحَكِيْمُ بْنُ حِزَامْ، وَسُيْلُ بِنْ عَمْرٍ

“Sesungguhnya di Makkah ada empat orang, aku sangat menghawatirkan kekufuran mereka dan mengharapkan keislaman mereka.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Attab bin Usaid, Jubai bin muth’im, Hakim bin Hizam, dan Suhail bin Amr.”

Dan Allah berkenan melimpah karunia-Nya kepada mereka, mereka semuanya masuk Islam.

Hakim bin Hizam masuk Islam, maka Islam menguasai akalnya , dia beriman, maka iman menyatu dengan darah dan hatinya. Dia bersumpah atas dirinya sendiri untuk melebur semua sikap yang diambilnya di masa jahiliah dan semua nafkah yang ia keluarkan demi memusuhi Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan jumlah yang berkali-kali lipat.

Hakim memenuhi sumpahnya. Di antara buktinya adalah kepemilikan Darun An-Nadwa jatuh ke tangannya. Sebuah rumah yang terhormat yang bersejarah, di sana orang-orang Quraisy bermusyawarah menentukan langkah-langkah di zaman jahiliah, di sana para pemula dan para pembesar Quraisy menyusun makar jahat kepada Rasulullah.

Maka Hakim bin Hizam ingin berlepas diri darinya. Maka dia menjualnya dengan harga 100.000 dirham. Maka seorang anak muda Quraisy berkata kepadanya, “Paman, engkau telah menjual kebanggan orang-orang Quraisy.” Hakim menjawab, “Mana mungkin wahai anakku, seluruh kebanggan telah lenyap yang tersisa adalah ketakwaan. Aku tidak menjualnya kecuali karena aku ingin membeli dengan harganya sebuah rumah di surga. Aku menjadikan kalian sebagai saksi bahwa aku meletakkan harganya di jalan Allah.”

Setelah masuk Islam Hakim menunaikan ibadah haji. Dia menggiring seratus unta yang dihiasi dengan pakaian yang indah, kemudian dia menyembelihnya demi mendekatkan diri kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun