Mohon tunggu...
Muhamad Najib
Muhamad Najib Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Linguistik (Penerjemahan) Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Ilmu Linguistik (Penerjemahan) Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Dasar Kupu-kupu!" Fenomena Sebutan Mahasiswa di Kampus

30 Desember 2020   13:39 Diperbarui: 30 Desember 2020   14:07 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia kampus adalah tempat yang penuh dengan fenomena menarik. Dari mulai jenis-jenis kegiatan, watak mahasiswanya, dan tentunya penuh dengan kenangan. Kita dapat memperhatikan watak mahasiswa dengan melihat bagaimana cara ia berinteraksi dengan teman dan kegiatannya di kampus. Ada mahasiswa yang gemar berorganisasi hingga lupa waktu, ada mahasiswa yang suka menghadiri acara-acara formal kampus, adapula mahasiswa yang hanya kuliah kemudian kembali ke rumah atau kos nya tanpa melakukan kegiatan lainnya. Hal ini menimbulkan ungkapan-ungkapan yang populer di kalangan mahasiswa.

Istilah populer tersebut sering kali berangkat dari generasi milenial yang kreatif sehingga menimbulkan hal-hal baru tersebut. Kupu-kupu, kuda-kuda, kunang-kunang, dan kura-kura merupakan beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran makna. Pergeseran makna kata tersebut meliputi perubahan makna.

Fenomena perubahan atau pergeseran makna yang terjadi pada sebuah kata atau istilah merupakan salah satu fenomena kebahasaan yang lumrah terjadi pada masa kini. Dilihat dari sisi sinkronis, sebuah kata atau leksem tidak akan mengalami perubahan pada maknanya.

Namun, hal sebaliknya akan terjadi apabila dilihat dari sisi diakronis. Dalam kurun waktu yang singkat, makna sebuah kata tidak akan mengalami perubahan, tetapi sebuah kata atau leksem berkemungkinan untuk mengalami perubahan makna dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi di tiap kosakata dalam suatu bahasa, hanya kosakata tertentu saja yang mengalaminya.

Suwandi (2011: 151) mengemukakan 12 faktor penyebab terjadinya perubahan makna, yaitu faktor linguistik, faktor kesejarahan, faktor sosial masyarakat, faktor psikologis, faktor kebutuhan kata baru, faktor perkembangan ilmu dan teknologi, faktor perbedaan bidang pemakaian lingkungan, faktor pengaruh bahasa asing, faktor asosiasi, faktor pertukaran tanggapan indera, faktor perbedaan tanggapan pemakaian bahasa, dan Faktor penyingkatan.

Secara sederhana, semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna kata. Dalam artikel ini penulis akan membahas mengenai makna kata kura-kura, kupu-kupu, kunang-kunang, dan kuda-kuda yang mengalami pergeseran makna dalam dunia kampus.

Ada berbagai istilah yang diberikan kepada seorang mahasiswa sesuai ciri khas atau aktivitas yang sering dilakukannya sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kampus.

Sebagai contoh istilah "kura-kura". Ini merupakan singkatan dari kuliah-rapat kuliah-rapat. Mahasiswa seperti ini biasanya menjadi anggota atau pengurus suatu organisasi, bahkan dia menduduki posisi penting di organisasi itu. Sebagian besar orang menilai mahasiswa kura-kura sebagai orang yang sibuk. Aktivitasnya sehari-hari diisi dengan agenda rapat atau kegiatan selain kuliah sehingga sulit untuk dia bisa berkumpul bersama teman-teman kuliah.

Selain itu, ada pula istilah mahasiswa "kupu-kupu", yang merupakan singkatan dari kuliah-pulang kuliah-pulang. Banyak orang beranggapan bahwa mahasiswa tipe ini kurang berkembang karena aktivitasnya cenderung monoton dan kurang bersosialisasi dengan teman di dalam ataupun luar kampus. Meski demikian, ternyata mahasiswa kupu-kupu juga mempunyai keunggulan lain.

Kuliah-nangkring kuliah-nangkring. Itulah kepanjangan dari kata "kunang-kunang" dalam konteks ini. Bagus atau tidaknya mahasiswa jenis ini tergantung dari tempat di nangkring. Jika dia nangkring di perpustakaan kampus untuk membaca buku dan mengerjakan tugas kuliah, tentu akan menjadi mahasiswa yang beprestasi. Akan tetapi, kalau nangkringnya di kafe hanya untuk bersenang-senang, pastinya tidak berpengaruh positif untuk perkuliahan. Bukan cuma itu, kunang-kunang juga singkatan dari kuliah nangis-kuliah nangis. Mungkin maksudnya sebutan di kala tugas kuliah sedang menumpuk, sedangkan waktu ujian pun semakin dekat.

Kemudian kuda-kuda, Istilah kuda-kuda ini merupakan sebutan untuk mahasiswa yang seringnya melakukan kuliah-danus kuliah-danus. Kata danus di sini singkatan dari dana usaha. Maksudnya adalah mahasiswa yang jika ada kegiatan organisasi, dia kerap berperan sebagai orang yang mencari dana, misalnya berjualan barang, bernyanyi, dan memainkan musik. Tidak ada yang salah untuk mahasiswa jenis ini karena itu berarti dia mempunyai bakat untuk berwirausaha. Siapa tahu kelak dia akan menjadi seorang pengusaha sukses dengan bekal pengalaman sedari kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun