Mohon tunggu...
Muhamad Thorik
Muhamad Thorik Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I am a Muslim, a moderate one. A good Muslim is always a moderate, Islam never allows its followers towards any path of extremity (Quran 2:143). Hatred, fanaticism or diehardism towards anything or anyone, therefore, is unislamic (Quran 4:135; 4:103)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Keliru Menorehkan Garis Antara Kawan Dengan Lawan!

29 Maret 2014   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap kita mendambakan kehidupan yang tentram dan damai, yang sekaligus merupakan cita-cita semua pemimpin dunia, baik yang baik maupun yang jahat sekalipun. Firaun telah mengandaikan sebuah sorga dunia, dengan kemegahan singgasana dan menumpuknya anggaran dalam kas kerajaannya, serta selir dan dayang-dayang cantik berikut segala kemudahan yang diinginkannya. Boleh jadi ia merasa bahwa dirinya tengah menyelenggarakan perbaikan, dengan menolak mempersoalkan kesejahteraan rakyat, bahkan merasa tak penting membicarakan jurang pemisah antara segelintir orang kaya dengan mayoritas rakyat miskin. Berkali-kali ia dan kroni-kroninya mengalami cobaan dan ujian hidup, dan sesekali Musa (bekas anak angkatnya) berusaha mendoakan bagi kebaikan dan kesadarannya. Namun tiap kali ia bangkit dari ujian, seketika itu pula ia kembali pada keangkuhan dan kesombongannya semula. Sampai pada waktunya ketika bertubui-tubi peroblema hidup menimpa dirinya serta mengancam kekuasaannya, akhirnya ia nekat menorehkan garis pemisah antara lawan dengan kawan. Setiap kritik dihadapinya dengan represif dan kekerasan. Kini tak penting baginya untuk mempelajari bagaimana cara menghadapi kritik itu dengan baik, namun dianggapnya sebagai "duri" yang menghambat ambisi dan cita-citanya... dan harus dibabat-habis. Meskipun dalam perjalanannya, boleh jadi Firaun tidak membunuh dengan tangannya sendiri, namun ia telah gegabah mengumandangkan keputusan politik yang mengakibatkan orang-orang mati dan banjir darah di mana-mana.
Hal ini sungguh bertolak-belakang dengan perjuangan Muhammad, yang pada prinsipnya sama-sama menginginkan keadaan menjadi tentram dan damai, meski kodrat kehidupan meniscayakan beliau agar tetap harus menorehkan garis pemisah antara kawan dengan lawan, demi terselenggaranya perbaikan dan keadilan rakyat, dan bukan demi kepentingan segelintir elit serta melestarikan kekuasaan dan kekayaan duniawi semata...(refleksi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun