3. **Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Tidak Aman-Ambivalent)**:
  - Bayi sangat cemas dan marah ketika ibu pergi, tetapi saat ibu kembali, mereka menunjukkan ambivalensi: ingin dekat, tetapi juga kesulitan untuk merasa nyaman.
  - Hal ini mencerminkan ketidakpastian dalam hubungan dengan pengasuh yang tidak selalu konsisten dalam memberikan respons.
4. **Disorganized Attachment (Keterikatan Terorganisir)**:
  - Pada beberapa anak, mereka menunjukkan perilaku yang tidak teratur atau membingungkan, seperti mendekati ibu dengan ketakutan atau melakukan perilaku yang kontradiktif.
  - Biasanya, ini terjadi ketika pengasuh tidak dapat memberikan respons yang konsisten atau sering kali menakutkan bagi anak, seperti dalam kasus trauma atau pengabaian.
### **Pengaruh Terhadap Perkembangan**
Ainsworth dan Bowlby sepakat bahwa pola attachment yang terbentuk pada usia dini memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak. Mereka berpendapat bahwa **attachment yang aman** membantu anak untuk mengembangkan rasa kepercayaan diri, kemampuan untuk membentuk hubungan yang sehat, dan keterampilan sosial yang baik. Sebaliknya, anak dengan attachment yang tidak aman cenderung mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan dan mungkin memiliki masalah dengan pengaturan emosi, kecemasan, atau kesulitan kepercayaan.
Selain itu, teori attachment ini telah digunakan dalam banyak penelitian dan terapi untuk memahami dampak pola pengasuhan, terutama dalam konteks anak-anak yang mengalami trauma atau kehilangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H