Mohon tunggu...
Muhammad Alul Rahmatullah
Muhammad Alul Rahmatullah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby

17 Januari 2025   21:47 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

3. **Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Tidak Aman-Ambivalent)**:
   - Bayi sangat cemas dan marah ketika ibu pergi, tetapi saat ibu kembali, mereka menunjukkan ambivalensi: ingin dekat, tetapi juga kesulitan untuk merasa nyaman.
   - Hal ini mencerminkan ketidakpastian dalam hubungan dengan pengasuh yang tidak selalu konsisten dalam memberikan respons.

4. **Disorganized Attachment (Keterikatan Terorganisir)**:
   - Pada beberapa anak, mereka menunjukkan perilaku yang tidak teratur atau membingungkan, seperti mendekati ibu dengan ketakutan atau melakukan perilaku yang kontradiktif.
   - Biasanya, ini terjadi ketika pengasuh tidak dapat memberikan respons yang konsisten atau sering kali menakutkan bagi anak, seperti dalam kasus trauma atau pengabaian.

### **Pengaruh Terhadap Perkembangan**
Ainsworth dan Bowlby sepakat bahwa pola attachment yang terbentuk pada usia dini memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak. Mereka berpendapat bahwa **attachment yang aman** membantu anak untuk mengembangkan rasa kepercayaan diri, kemampuan untuk membentuk hubungan yang sehat, dan keterampilan sosial yang baik. Sebaliknya, anak dengan attachment yang tidak aman cenderung mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan dan mungkin memiliki masalah dengan pengaturan emosi, kecemasan, atau kesulitan kepercayaan.

Selain itu, teori attachment ini telah digunakan dalam banyak penelitian dan terapi untuk memahami dampak pola pengasuhan, terutama dalam konteks anak-anak yang mengalami trauma atau kehilangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun