Mohon tunggu...
Muh Almubarak
Muh Almubarak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mulai dari awal

Hidup krisis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat sebagai Way of Life

17 Juni 2021   18:59 Diperbarui: 17 Juni 2021   19:03 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berangkat dari pernyataan Ayatullah M.T. Misbah Yazdi, bahwa "Karena manusia menghadapi serangkaian masalah pokok dan mendasar yang tidak bisa dijawab oleh sebarang ilmu, maka mesti ada ilmu khusus yang disebut dengan metafisika atau ilmu umum atau filsafat utama yang menjadi bidangnya." Jika demikian apakah filsafat mampu menyingkap hakikat manusia, mampukah filsafat menjawab semua problematika kemanusiaan, mampukah manusia menjawab apa tujuan manusia, untuk apa ia dihadirkan dibumi dan sebagainya.

Namun terlebih dahulu bahwa dengan filsafat ialah dimaksudnya sebagai basis analisis dan menjadi Ilmu kritis yang mencoba menganalisa sesuatu secara esensial, radikal dan fundamental. Filsafat dalam konteks ini bukan lagi ilmu yang subjek pembahasannya ialah sesuatu yang abstrak melainkan filsafat disadari sebagai, "ilmu yang kritis, kesadaran Etis dan Way of Life". Lalu apa itu manusia? Dalam tradisi filsafat setidaknya ada tiga perspektif yang diajukan mengenai pertanyaan apa itu manusia.

1.Pandangan "Dualitas badan dan Jiwa"

2.Pandangan "Manusia itu murni Tubuh "materi"

3.Pandangan "Kesatuan badan dan jiwa"

Setiap pemikir dalam menjelaskan konsep manusia tidak terlepas dari tiga pandangan di atas dan itulah menjadi asas dalam merekonstruksi tujuan hidup manusia dan menyodorkan solusi atas berbagai macam problematika yang dihadapinya. Namun secara logis, terlepas dari apakah jasad dan jiwa manusia itu satu kesatuan ataukah dua sesuatu yang berbeda, pada dasarnya pandangan bahwa manusia adalah realitas yang terdiri atas dua aspek, yakni materi dan immaterial lah yang benar dan memiliki dasar yang begitu kuat.

Kemudian menjadi persoalan selanjutnya ialah antara kedua aspek manusia tersebut manakah yang menjadi hakikat diri manusia, apakah jasadnya ataukah jiwanya. Dari sinilah kita dapat melihat manusia dan tujuannya dengan jelas. Jika pandangan yang mengafirmasi jasad sebagai kenyataan yang hakiki dari manusia dan menafikan aspek ruhaniah atau jiwa maka konsekuensi logisnya ialah kepentingan dan kebahagiaan yang bersifat material lah yang sangat diprioritaskan. Namun jika jiwa atau ruh lah yang menjadi aspek hakiki dan bahkan tanpanya manusia tidak akan ada (exist) maka Dunia dan berbagai macam tawarannya dianggap tidaklah begitu urgen.

Namun dalam tinjauan filsafat manusia tidak dipisahkan secara ekstrem dan memprioritaskan salah satu diantaranya, melainkan filsafat mencoba membedah secara kritis dan menetapkan tujuan esensial dari kedua apek tersebut. Sehingga tidak ada dikotomi yang picik akibat kegagalan-kegagalan dalam menentukan tujuan dasar dari jasad dan jiwa itu sendiri. Filsafat sebenarnya mencemooh mereka yang menghindari masyarakat dan sosial dengan mengurungkan dirinya agar terhindar dari dosa dan maksiat dan sebaliknya filsafat pun mengejek mereka yang sangat menekankan aspek horizontal dengan mematikan aspek vertikal yakni relasi antara manusia dengan realitas transendental. Sehingga filsafat dengan tujuannya sebagai "Way Of Life" hanyalah menawarkan konsep harmonisasi. Karena keselarasan dan keseimbangan dalam hiduplah yang mampu menciptakan sebuah ketenangan dan kebahagiaan. Kemudian melahirkan sebuah peradaban baru, yaitu Ilmu tidak lagi dipisahkan dengan Agama dan Filsafat. Yang kemudian selanjutnya mengembalikan semua Ilmu pada moyangnya atau Filsafat sebagai "The Mother Of Science" sehingga semua ilmu senantiasa berdiri di atas asas "Kebijaksanaan" sebagai basisnya dalam berkhidmat pada kemanusiaan.

Sekian dan semoga bermanfaat, mohon maaf jika masih banyak kekeliruan dalam tulisan ini.

Penulis : Muhammad Zain 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun