Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah "ilmu istimewa" yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh pengetahuan biasa dari proses dan hasil upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat dari yang ada, yaitu misalnya, hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah "ilmu istimewa" yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh pengetahuan biasa dari proses dan hasil upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat dari yang ada, yaitu misalnya, hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.
Orang yang belajar filsafat, tentu tidak secara langsung menjadi filsuf, filsuf memang tidak dilahirkan, melainkan muncul sebagai atribut tingkat berpikir. Orang yang bertugas sebagai guru, pengarang, penceramah agama dan lain-lain akan menjadi filsuf selama orang-orang tersebut mengekspresikan sesuatu menggunakan kacamata berpikir yang rasional. Bahkan seorang bapak atau ibu setiap hari akan menjadi filsuf selama ia dalam keseharian nya menggunakan prinsip seorang filsuf yang memberi pelajaran etika, moral, jati diri kepada anaknya. Jadi filsuf itu akan muncul setiap saat dan di mana saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H