Mohon tunggu...
muh alhusaini19
muh alhusaini19 Mohon Tunggu... Lainnya - publikasi

Menulislah jika itu bisa membuat segalanya reda~

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dan Filsuf

21 Februari 2021   21:07 Diperbarui: 21 Februari 2021   21:19 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Keterkaitan antara filsafat dan filsuf menjadi awal yang penting untuk dipetakan dalam bingkai filsafat dan ilmu. Filsafat adalah sebuah proses berpikir, sedangkan filsuf adalah orang yang melakukannya. Filsafat akan terus memiliki banyak pengertian. Namun dari banyaknya berbagai pendapat tentang filsafat, esesnsinya selalu bermuara pada sebua pemikiran. Inti dari filsafat adalah pemikiran terhadap sesuatu yang menggunakan nalar. 

Filsafat juga dapat disebut sebagai pandangan hidup orang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di angan-angankan. 

Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu sikap seorang yang sadar dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari perspektif yang luas dan meyeluruh dengan segala hal yang berkaitan dengannya.

Jika seperti itu, maka filsuf adalah orang-orang yang menggunakan nalar untuk memikirkan fenomena apa saja. Sebagai filsuf, manusia memiliki sifat ingin tahu terhadap segala sesuatu. Sesuatu yang ingin diketahui manusia tersebut disebut ilmu pengetahuan. Pengetahuan selalu membuat penasaran. Pengetahuan manusia penuh teka-teki. Dalam perhatian filsuf, pengetahuan dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu, pengetahuan indra, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat dan pengetahuan agama.

Dalam istilah "pengetahuan" (Knowledge) tidak sama dengan "ilmu pengetahuan (Science). Science yang biasa kita sebut sains, bercirikan pada pemahaman saintifik, artinya bersifat ilmiah. 

Pengetahuan dapat berasal dari pengetahuan manusia melalui pengalamannya atau juga dapat berasal melalui orang lain, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang memiliki objek, metode, dan sistematika tertentu serta ilmu juga bersifat universal. Ilmu dan pengetahuan pada akhirnya saling melengkapi hingga terbentuk ilmu pengetahuan. 

Filsafat, mencoba memahami ilmu dan pengetahuan. Dengan modal filsafat, ilmu pengetahuan dapat berkembang luas. Sedangkan filsuf tidak lain adalah orang yang ahli dalam sains.

Perkembangan ilmu yang begitu dinamis tidak serta membuat semua pertanyaan dapat dijawab. Oleh sebab itu pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab tersebut menjadi porsi pekerjaan seorang filsuf. Maka tugas filsafat merunut jawaban yang sulit dicapai oleh ilmu. Hamersma (1990;3) menyatakan filsafat itu datang sebelum dan sesudah ilmu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ilmu (yang khusus) itu mungkin juga tidak dapat terjawab oleh filsafat. 

Pernyataan ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Franz Magnis Suseno (1985;20) bahwa jawaban-jawaban filsafat itu memang tidak pernah abadi. Karena itu filsafat tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah. Hal ini disebabkan masalah-masalah filsafat adalah masalah manusia sebagai manusia, karena manusia pada satu pihak adalah sebagai manusia, tetapi di pihak lain manusia berkembang dan berubah, masalah-masalah baru filsafat adalah masalah lama manusia. Pendapat ini memberi gambaran bahwa manusia tidak stabil. Tentu saja ilmu dan pengetahuan pun dipandang dari sisi filsafat juga lebih dinamis.

Filsafat dalam pergumulan nya tidak hanya menyelidiki salah satu dari segi kenyataan saja, melainkan apa-apa yang menarik perhatian manusia, disinilah perbedaan antara antara filsafat dengan ilmu-ilmu yang lain. Jika suatu ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, dan koheren tentang suatu bidang tertentu saja dari kenyataan, maka filsafat adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan. Maka sifat filsafat lebih universal, dan merupakan ilmu tanpa batas karena memiliki syarat-syarat sesuai dengan ilmu.

Telaah secara mendalam pada filsafat akan membawa kita pada pada tiga sifat pokok filsafat yaitu, Menyeluruh, Mendasar, dan, Spekulatif. Juga sifat lain yang perlu ditambahkan adalah sifat reflektif, dan kritis. walaupun ada spekulasi berpikir dalam filsafat namun tetap berdasarkan pada data-data yang akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun