Mohon tunggu...
muhalfandi
muhalfandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Berdakwah dalam Menjawab Problematika Moral dan Etika di Era Modernisasi Digital

29 Mei 2024   13:14 Diperbarui: 29 Mei 2024   13:19 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Eksistensi adalah keberadaan atau kenyataan adanya sesuatu. Eksistensi bisa merujuk pada keberadaan fisik, seper objek atau individu, maupun keberadaan non-fisik, seper ide, konsep, atau nilai. Sedangkan Eksistensi dakwah dapat didefinisikan sebagai keberadaan dan peran ak f kegiatan dakwah dalam kehidupan masyarakat. Dakwah, yang berasal dari bahasa Arab "da'wah" yang berar "seruan" atau "ajakan", merupakan upaya menyampaikan pesanpesan agama kepada umat untuk mengajak mereka menjalankan ajaran agama dengan benar. 

Eksistensi dakwah mencakup berbagai aspek, antara lain keberadaan fisik para dai (pendakwah) dan lembaga-lembaga dakwah seper masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan yang ak f dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dakwah. Selain itu, eksistensi dakwah juga terlihat dari berbagai ak vitas dan program dakwah seper ceramah, pengajian, seminar, diskusi, serta program-program keagamaan di media massa dan media sosial yang bertujuan untuk menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat. 

Lebih jauh lagi, eksistensi dakwah diukur dari sejauh mana dakwah mampu mempengaruhi perilaku, moral, dan e ka masyarakat, yang tercermin dalam perubahan posi f dalam sikap dan ndakan individu dan kelompok sebagai hasil dari ak vitas dakwah. Di era modernisasi digital, eksistensi dakwah ditandai dengan kemampuan para dai dan lembaga dakwah untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan inovasi dalam metode penyampaian pesan, termasuk penggunaan media sosial, situs web, aplikasi mobile, dan berbagai pla orm digital lainnya untuk menjangkau audiens yang lebih luas. 

Eksistensi dakwah juga tercermin dalam kemampuan para dai untuk merespon isu-isu moral dan e ka kontemporer yang muncul akibat perkembangan sosial dan teknologi, seper memberikan panduan dan solusi terhadap masalah-masalah seper cyberbullying, pornografi online, dan penyalahgunaan media sosial. 

Dengan demikian, eksistensi dakwah adalah manifestasi dari kehadiran dan peran ak f kegiatan dakwah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik secara tradisional maupun melalui media digital, untuk menyampaikan dan menegakkan ajaran agama serta menjawab tantangan-tantangan moral dan e ka yang muncul. 

Eksistensi berdakwah dalam menjawab problema ka moral dan e ka di era modernisasi digital merupakan topik yang sangat relevan di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Di era ini, digitalisasi telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk cara kita berkomunikasi, bekerja, dan belajar. 

Teknologi yang semakin canggih dak hanya memberikan kemudahan, tetapi juga membawa tantangan baru yang berkaitan dengan moral dan e ka. Sebagai salah satu bentuk penyebaran nilai-nilai agama, dakwah memiliki peran pen ng dalam menjawab tantangan-tantangan ini. Modernisasi digital membawa serta akses informasi yang hampir dak terbatas, yang dapat berakibat posi f maupun nega f. 

Di satu sisi, kemudahan akses informasi memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang berbagai isu. Namun, di sisi lain, informasi yang dak tersaring dengan baik dapat menimbulkan misinformasi dan hoaks yang merusak tatanan moral dan e ka. Dalam konteks ini, dakwah berperan sebagai penyeimbang yang memberikan panduan moral dan e ka berdasarkan ajaran agama. 

Melalui dakwah, umat dapat diajak untuk memilah informasi yang benar dan bermanfaat, serta menghindari informasi yang menyesatkan. Di era digital, metode berdakwah juga mengalami transformasi. Pla orm media sosial, situs web, dan aplikasi mobile menjadi alat utama bagi para dai dalam menyebarkan pesan-pesan agama. 

Penggunaan teknologi ini memungkinkan dakwah menjangkau audiens yang lebih luas dan lebih beragam. Namun, penggunaan teknologi ini juga menuntut para dai untuk lebih krea f dan inova f dalam menyampaikan pesan mereka. Konten dakwah yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari di era digital akan lebih efek f dalam menarik perha an dan mempengaruhi perilaku moral dan e ka masyarakat.

Tidak hanya itu, dakwah digital juga menghadirkan tantangan baru terkait dengan oten sitas dan kredibilitas sumber. Di dunia maya, siapa pun bisa menjadi 'penceramah' dengan mudah, sehingga pen ng untuk memas kan bahwa konten yang disebarkan berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki otoritas. 

Di sinilah peran lembaga-lembaga keagamaan dan para ulama untuk terus mengawasi dan memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam mengonsumsi konten dakwah yang ada di internet. Upaya ini pen ng untuk mencegah penyebaran ajaran yang menyimpang dan menyesatkan yang dapat merusak moral dan e ka masyarakat. Lebih jauh lagi, dakwah di era modernisasi digital juga dapat menjadi alat untuk memperkuat kohesi sosial dan membangun toleransi antar umat beragama. 

Dengan menggunakan pla orm digital, pesan-pesan dakwah yang menekankan pen ngnya toleransi, saling menghorma , dan bekerja sama dapat disebarkan secara lebih luas. Hal ini sangat pen ng dalam menghadapi berbagai isu sosial dan poli k yang sering kali diwarnai oleh perbedaan dan konflik. 

Dakwah yang mengedepankan nilai-nilai universal seper perdamaian dan keadilan akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan beradab. Selain itu, dakwah juga harus responsif terhadap isu-isu moral dan e ka yang muncul akibat perkembangan teknologi. Misalnya, fenomena cyberbullying, pornografi online, dan penyalahgunaan media sosial adalah beberapa contoh problema ka moral yang perlu mendapatkan perha an khusus. 

Dakwah yang efek f harus mampu memberikan solusi yang konkret dan aplika f untuk mengatasi masalah-masalah ini. Dengan demikian, dakwah dak hanya berfungsi sebagai penyampai pesan moral, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang ak f dalam membentuk karakter dan perilaku masyarakat sesuai dengan nilai-nilai e ka dan moral yang luhur. 

Secara keseluruhan, eksistensi berdakwah dalam menjawab problema ka moral dan e ka di era modernisasi digital merupakan suatu keharusan. Dakwah yang adap f terhadap perkembangan teknologi, kredibel, dan relevan dengan isu-isu kontemporer akan menjadi kunci dalam membentuk masyarakat yang bermoral dan bere ka di tengah arus modernisasi yang terus berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi digital secara bijak, dakwah dapat memainkan peran pen ng dalam menjaga tatanan moral dan e ka masyarakat serta membantu menjawab tantangan-tantangan baru yang muncul di era digital ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun