Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Mutiara Puasa (Tadarus adalah Jalan Mencari Cinta)

27 Maret 2023   07:00 Diperbarui: 27 Maret 2023   06:59 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena di dalamnya terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil maknanya jika diri memahami standar bacanya.  Manakala diri tak memahami aturannya maka "irama yang ada" menjadikan hal yang menoton bahkan mungkin menjadikan diri/orang lain mengantuk atau membosankan.  Sebuah dilema manakala ini terjadi akibat diri membaca tak pernah memahami standar bacanya.

Kesadaran akan standar yang dibaca bukan sekedar memahami aturan dan "tartil" yang diucapkan melainkan memahami secara menyeluruh mengenai 8W+1H.  Karenaa dengan mengikuti aturan itu akan memunculkan energi baru yang berupa asupan pemahaman yang digunakan untuk bahan bakar perjalanan kehidupan di dunia ini.  

Standar baca inilah yang menjadikan diri hidup dengan standar buku yang dibaca dan menjadikan diri memahami ritme kehidupan sehingga menjadi diri yang lepas dari manusia yang penuh keluh kesah dan was-was. Membaca buku yang ada di depan diri kita akan menunjukkan kompleksitas dan jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi dalam kehidupan ini. Dan itulah kesadaran memahami strandar  membaca akan menjadikan standar baru dalam kehidupan manusia.  

 Keempat, Menikmati perjalanan atau pembacaan. Proses atau ritual membaca adalah sebuah aktivitas yang harus dinikmati.  Proses menikmati baca ini ibarat diri memiliki konektivitas dengan apa yang dibaca.  Kadang bacaan yang dibacanya akan menambah motivasi hidup manakala kehidupan baru menurun motivasi yang dimiliki dan masih banyak koneksi lain.

Tadarus tidaklah perlombaan membaca akan sebuah buku, melainkan proses bagaimana diri mampu menikmati bacaan yang sesuai dengan ritme kehidupan.  Maka  tujuan akhir dari proses pembacaan bukanlah juara yang didapat melainkan pemahaman akan standar kehidupan yang dicapai. Semakin banyak baca maka akan menunjukkan kualitas diri yang semakin "TAQWA".

Membaca janganlah berorientasi pada seberapa banyak yang telah dibacanya.  Melainkan seberapa banyak pemahaman dan makna yang dapat diambil sebagai panduan untuk kehidupan diri kita.  Karena dalam bacaan terdapat obat, pedoman kehidupan, petunjuk kehidupan dan lain sebagainya.  Dengan memahami masing-masing maka akan memberikan ritme dan footnote untuk diri kita agar mampu tegar dalam menjalani kehidupan di dunia ini akibat diri mampu menggarisbawahi apa yang sudah dibacanya.

Itulah hakekat dari tadarus yang dimudahkan di bulan puasa ini.  Jadi antara tadarus dan puasa bukanlah hal yang dipisahkan melainkan sebuah ibadah yang komprehensip dan dimudahkan karena dipermudahkan diri dalam menerima asupan non materi akibat pengosongan asupan materi selama menjalankan ibadah puasa.

Penutup

Hanya sekedar humor sufi yang membahas tentang tadarus.  Tidak ada hal yang lucu dalam tulisan ini dan tidak ada maksud menyalahkan pemahaman yang selama ini berkembang di masyarakat.  Hanya sekedar mengajak untuk meningkatkan kualitas tadarus dalam mengisi malam di bulan Ramadhan.

Hai para pecinta,  Hari ini dirimu jatuh dalam pusaran air yang sangat deras,  Menjadikan cepat dan mudah dalam mencapai titik tujuan, Namun siapakah yang tahu cara berenang?
Hai para pecinta,  Hari ini dirimu diberikan segala kemudahan,  Menjadikan ringan dan mudah dalam setiap kegiatan, Namun siapakah yang tahu arti dari kemudahan?

Hai para pecinta, Dirimu pasti pernah melihat orang berenang, bahkan banyak alat untuk mencapai kemudahan, Tetapi bisa berenang dan segala kemudahan akan di dapat jika diri mau belajar dan baca. 

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun