Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Humor Sufi: Potensi Diri (Renungan Akhir Tahun 2022)

27 Desember 2022   18:30 Diperbarui: 28 Desember 2022   12:14 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum keseimbangan alam inilah yang merupakan jaminan bekal untuk kehidupan.  Tidak perlu diri harus bersifat "menguasai dan ingin lebih" karena setiap makhluk hidup itu sudah dijamin dan dicukupi dengan aturan main dari hukum tersebut.  Maka ketika ini terjadi akan membuat hidup akan selalu di liputi dengan kedamaian dan kebahagian.  

Diciptakannya diri manusia sebagai pelaku utama untuk menjaga kekekalan dari hukum keseimbangan alam tersebut.  Maka diri diberikan amanah dan tanggungjawab yang lebih agar mampu mengelola alam semesta ini untuk kehidupan.  Dan tidak salah maka diri manusia diciptakan dari tanah sebagai bentuk implementasi tugas suci di dunia dan selalu membumi dalam aktivitasnya.

Kondisi diri manusia yang melaksanakan tugas ini diberikan pangkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk lain yaitu sebagai derajat makhluk yang sempurna.  Karena diri memiliki tugas yang berat ini dan dianggap sebagai pemimpin maka tidak salah ketika dalam kehidupan muncul adanya koalisi dan  oposisi.

Koalisi merupakan pihak-pihak yang tunduk dan patuh terhadap diri manusia karena memiliki tujuan sama dalam kehidupan.  Dibawah kepemimpinan diri manusia untuk bersama-sama hidup dalam "peribadatan" karena hidup adalah memiliki pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta.  

Dengan rekan koalisi inilah sebetulnya diri manusia ditugaskan untuk selalu memimpin dalam kehidupan agar selalu menjaga keseimbangan.  Karena dengan keseimbangan maka hidup akan selalu dalam keberuntungan dan jauh dari rasa dirugikan. Maka dibutuhkan kesadaran bahwa hidup diri manusia ini tidak untuk kepentingan sendiri melainkan ada pihak-pihak koalisi yang membutuhkan kehidupan yang penuh dengan keseimbangan.

Sedangkan oposisi adalah merupakan pihak-pihak yang tidak pernah memiliki rasa berterima kasih kepada Sang Pencipta.  Keinginan yang berlebih dari ekspektasi yang diharapkan menjadikan dirinya menjadi oposisi.  Maka tidak heran ketika berada di pihak oposisi tugasnya bukan menyeimbangkan melainkan menjadikan ketidakseimbangan kehidupan.

Tugas oposisi yang dimotori oleh "setan" dan kerabatnya adalah dengan cara melakukan manipulasi dan kegaduhan dalam kehidupan sehingga menjadikan hidup dalam ketidakseimbangan alam.  Hal ini dilakukan dengan cara menipu - menghasut -menfitnah dan bahkan melakukan tipudaya agar usaha menjaga keseimbangan kehidupan tidak terjadi.

Manakala oposisi berhasil melakukan tugasnya maka hukum keseimbangan alam tidak dapat terwujud dalam kehidupan.  Hal ini ditandai dengan banyaknya peran diri manusia yang keliru dan menjadi sama dan kodratnya yaitu membuat kerusakan alam dan saling menumpahkan darah.  Sehingga hidup diri kita adalah ibarat manusia yang saling bunuh membunuh dan membuat penderitaan dalam kehidupannya.

Musibah dan bencana alam yang terjadipun tidak lepas dari keberhasilan opisisi yang melakukan tugasnya di dalam memotivisi kehidupan diri manusia yang tak pernah mengenal potensi dirinya.  Akibatnya dalam hidupnya adalah hidup mengikuti oposisi yang seharusnya kehidupannya di bawah level hakekat manusia yang sesungguhnya.

Musibah Sebagai Kalimat Alam Semesta

Alam semesta hakekatnya adalah makhluk hidup.  Maka sebagai makhluk hidup tidak bedanya dengan diri kita sebagai manusia yang butuh untuk mempertahankan eksistensi kehidupannya.  Sehingga dalam hidupnya pun butuh juga kedamaian dan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun