Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Aib dan Benih Kehidupan

1 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 1 Desember 2022   06:58 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bibit kehidupan baru ini muncul dari akumulasi informasi perilaku keliru orang lain yang setiap hari menjadi makanan atau pupuk yang mungkin tidak disadari hidup dan tumbuh berkembang dengan subur dalam diri  kita. Ibaratnya bibit liar ini mengalahkan bibit kebaikan yang seharusnya tertanam dalam hati diri kita namun karena kalah dan tidak terawat menjadikan mati potensi kebaikan yang seharusnya dimiliki.   Maka tidak mungkin diri akan menjadi individu yang diharapkan jika kondisi ini masih terjadi dalam kehidupan kita.

Mengelola Aib untuk Menemukan Potensi diri

Mengelola aib adalah tugas setiap diri manusia.  Aib sebetulnya bukan hanya ada pada orang lain melainkan juga ada pada diri kita. Akan tetapi seperti sebuah pepatah mengatakan "gajah didepan mata tidak tampak, kuman diseberang lautan nampak" merupakan hal yang terbiasa terjadi pada diri kita. 

Hakekatnya aib orang lain adalah bacaan dan bahan pembelajaran diri yang digunakan sebagai pembanding atas perilaku yang keliru dari orang lain dengan pemahaman yang diterima dari ajaran yang ada.  Perilaku menyimpang orang lain yang dikatakan aib adalah merupakan sebuah aktivitas yang mungkin dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja karena kondisi yang dimiliki orang lain. Maka tugas diri adalah mencari bahan bacaan atas aktivitas yang keliru tersebut sebagai pemahaman dari hikmah atas kondisi setiap diri manusia.  Dan atas aib orang lain tersebut tugas diri bukan disampaikan kepada orang yang lain melainkan meredam (jika bisa) atas aib tersebut.

Sedangkan aib diri kita adalah merupakan aktivitas yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan namun keliru akibat dari kurangnya pemahaman yang dimiliki.  Pemahaman yang tidak kuat menjadikan diri tidak mampu menghadapi atas kondisi yang ada.  Sehingga akibatnya aib itu muncul karena jalan pintas atas permasalahan yang menjadi beban dalam perjalanan kehidupan.

Tindakan yang keliru diri kita inilah yang sebetulnya merupakan ciri dari diri kita yang belum memaksimalkan potensi yang ada.  Kurangnya pemahaman ataupun bacaan akibat diri malas dalam belajar ataupun rajin belajar namun dengan alur pemahaman yang keliru.  Sebuah kerugian jika kondisi seperti ini tetap diluar jangkauan pemikiran dan kesadaran diri kita dalam kehidupan ini.

Bukan hal yang sulit dan juga bukan hal yang mudah untuk mampu mengelola aib menjadi sumber bacaan.  Namun sejatinya setiap diri manusia diberi kemampuan untuk itu karena masing-masing diberi potensi diri untuk menjadi insan atau individu manusia yang baik.  Namun karena sifat diri yang selalu bersinggungan dengan rasa khawatir dan was-was menjadikan diri sibuk untuk menghilangkan perasaan itu sehingga mengakibatkan tugas pokok untuk mencari potensi diri terlupakan.

Diri kita akan mampu dikatakan mengelola aib jika memiliki hati yang bersih.  Karena hati yang bersih adalah syarat utama untuk menemukan potensi diri.  Hal ini dikarenakan dengan hati yang bersih diri akan mampu memaksimalkan indra yang dimiliki sehingga diri hidup tidak dalam kekangan dominasi salah satu indra yang terkuat dan mengakibatkan diri hanya terkondisikan oleh logika berpikir/prasangka/pemenuhan hasrat keinginan.

Hati yang bersih merupakan strategi awal yang memunculkan motivasi untuk hidup yang benar dan menjauhkan diri dari alur pikir dari yang keliru. Karena alur pikir ini akan menjadikan diri selalu berupaya untuk memuaskan ego diri dan menjadikannya diri sebagai tuhan dalam aktivitas yang dilakukan.   Sebuah jalan yang keliru jika ini benar terjadi karena salah dalam tindakan awal dalam setiap aktivitas yang dijalani.

Kerja dari hati yang bersih akan mampu memutar indra (pikir/perasaan/keinginan) sesuai dengan fungsinya akibat dari ketiganya berinteraksi.  Sehingga dalam aktivitas yang dijalani karena kesadaran diri sebagai manusia yang mampu memaksimalkan potensi diri dan mampu mengalahkan ego diri walaupun kegiatannya adalah sama.  Potensi diri inilah merupakan tujuan dasar diri agar diri ringan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.  Dengan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia maka akan dilanjutkan perjalanan diri untuk memiliki pembeda dengan makhluk lain sebagai individu yang sempurna dan pantas untuk mengemban amanat dari Sang Pencipta.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun