Peristiwa bencana alam yang terjadi tidak lepas mulai dari banjir hingga tanah longsor tidak lepas dari peran diri manusia dalam kehidupan di dunia ini. Â Banjir dan tanah longsor memang bukan merupakan salah mutlak dari diri manusia namun memang ada campur tangan Sang Pencipta atas peristiwa bencana tersebut. Â
Hal ini sebetulnya sebuah siratan pembelajaran kepada diri untuk selalu berpikir akan langkah dalam kehidupan di dunia ini.
Siratan bencana tersebut merupakan sebuah pelajaran dan pengingat atas kehidupan ini bahwa adanya tugas yang diemban diri sebagai manusia. Â Namun karena kesibukan diri dalam mengais rejeki untuk dijadikan "bekal" Â malah menjadikan "beban" dan harus dipikul dalam kehidupan ini.Â
Hal ini dikarenakan oleh kekeliruan di dalam memaknai bekal atau beban akibat dari penyakit rasa khawatir dan was-was yang menjangkiti setiap diri manusia.
Apabila diri sadar dengan kondisi yang demikian maka akan menyebabkan munculnya sebuah percikan api semangat untuk memperbaiki kekeliruan atas perjalanan hidup yang selama ini  dijalani. Â
Kerusakan alam yang menjadikan bencana merupakan akumulasi dari banyaknya kesalahan yang mungkin tidak dalam kesadaran hidup diri kita. Â Karena mungkin dianggap hal yang biasa dan benar yang dilakukan dalam kehidupan namun secara hakekat adalah sebuah kekeliruan dan merugikan banyak pihak termasuk diri kita sendiri.
Mengapa dapat dikatakan terjadi jika sebuah hal yang kelihatan benar namun sebetulnya sebuah kekeliruan? Hal ini diakibatkan oleh alur pikir diri manusia yang mengakibatkan keliru dalam memahami pemahaman (ilmu) tentang potensi dan aktivitas diri manusia atas segala hal yang  dimiliki atau dilakukannya.Â
Diibaratkan ketika diri ingin berpergian untuk mencapai kota tujuan yang dikehendaki namun diri tidak mengenal kendaraan yang dipakai serta arah ataupun cara yang dilakukan menempuh perjalanan tersebut. Â
Potensi diri
Manusia diciptakan dan dibekali oleh Sang Pencipta dengan kesempurnaan dan kecukupan.  Namun bekal kesempurnaan dan kecukupan bukanlah hal yang langsung diberikan secara percuma akan tetapi melalui sebuah perjalanan pemahaman tentang hidup melalui belajar.  Maka tidak salah ketika tugas diri sebagai manusia adalah harus baca dan belajar hingga akhir kehidupan di dunia  ini.
Proses dan semangat belajar inilah hakekat untuk menemukan potensi diri manusia sebagai pembeda dengan makhluk lain baik itu sesama manusia ataupun dengan penghuni alam semesta yang ada