Keempat: Bagian Ketiga
Bagian Tiga ini membahas tentang diri yang sudah terlepas dari belunggu kehidupan yang hanya berdasarkan rujukan dari orang lain. Kesadaran diri kebenaran dari rujukan ini bukan sebuah kebenaran yang mutlak serta mungkin masih juga bagian dari kekeliruan. Kesadaran inilah yang memunculkan semangat diri dalam memaksimalkan potensi yang sudah disediakan oleh Sang Pencipta sebagai bekal untuk kehidupan diri di dunia ini. Dalam kehidupan bagian tiga ini diri manusia sudah menemukan potensi diri yang akan diraih sehingga dapat melepaskan beban/kondisi kehidupan dunia untuk memaksimalkan kerja diri secara sesungguhnya karena kepasrahan kepada Sang Pencipta. Sehingga dalam bagian tiga ini disebut Bagian Diri Dalam Kesadaran untuk menjalankan amanat dalam kehidupan di dunia.
Kelima: Bagian Empat
Bagian Empat ini membahas tentang diri yang sudah menemukan makna hakekat dari sebuah kesadaran dalam kehidupan manusia di dunia ini. Buah dari kesadaran adalah manunggaling diri dengan diri yang sesungguhnya. Hal ini mengakibatkan diri dalam kehidupan sudah bukan seperti manusia lain yang hidup di dunia ini. Dampak dari manunggaling diri adalah bentuk manifestasi diri mencapai titik keseimbangan antara posisi diri sebagai hamba dan pemimpin. Peta kehidupan sudah tidak diperlukan karena buku Panduan sudah menyatu dalam diri manusia dan ini berakibat perjalanan kehidupan adalah sebuah risalah atau ajaran dari Sang Pencipta. Dan ketika ini terjadi diri manusia tidak mengalami kesusahan dan kesedihan karena sudah tidak ada lagi beban yang menjadikan diri terpenjara dalam kondisi kehidupan di dunia. Maka bagian ini dinamakan sebagai Diri Menuju Kebahagian.
Banyak kekurangan yang dari buku ini dan butuh masukan yang banyak agar dapat memperbaiki buku ini menjadi buku yang menarik untuk dibaca dan dipelajari. Tidak muluk-muluk harapan dari penulis dari buku ini hanya harapan dari tulisan ini mampu untuk membangunkan kembali rasa “manusia” diri melalui cerita dan harapan sastrawi ditengah kesumpekan dan himpitan hidup yang sudah menjadi penjara kondisi kehidupan ini. Perdebatan dan cengkraman pemahaman ilmu yang salah kiblat telah menina bobokkan diri dari tujuan diri manusia diciptakan. Bangun dan bangkitlah jiwa diri kita yang tertidur pulas.
Demikianlah, selamat menikmati dan membaca serta merenungi buku Terapi dan Rekonstruksi Diri ini.
Terima kasih
Salam, KAS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H