Diriku berasal dari barang yang hina
Setetes mani yang telah bermemorfosis
Di dalam rahim ibu yang tercinta
Berubah menjadi manusia yang sempurna
Namun selama diri hidup di dunia
Tak pernah merasa menjadi manusia
Karena jeratan kehidupan yang fana
Memabukkan dan menjadikan lupa akan kesempurnaan
Tabiatku bagaikan hewan
Perilakuku bagaikan raja yang haus kekuasaan
Bicaraku bagaikan pedang yang siap menyayat hati manusia
Dan umurku hanya untuk tipuan kesenangan yang sesaat
Oooiii bodohnya diri ini..
Lalai dengan janji suci
Yang telah kuucapkan manakala diri lahir di dunia ini
Agar selalu teguh dalam perjalanan sebagai seorang musafir
Siapakah aku ini...
Siapakah yang membuatku lupa dengan diri
Yang selalu bisanya mengeluh dan meminta belas kasih
Dan tak pernah menjadi diri manusia sejati
Biarpun diri seorang cendikiawan yang sakti
Biarpun diri seorang pemikir yang jeli
Bila tak ada setetes embun cinta yang hadir
Tak mungkin hati ini menjadi terbebas dari jeratan pikir
Duhai Sang Pencipta
Berilah diri setetes cinta yang sejati
Agar diri mampu mendapatkan air
Yang mampu membangunkan kesadaran diri
Agar mampu menjadi manusia yang seperti Engkau kehendaki
Sebagai diri yang bermetamortofosis
Dari yang hina menuju diri sejati
========Â
Kesadaran mengajakku untuk berpikir
Tentang kondisi hidup yang selalu memenjara diri
Susah bergerak karena banyak aturan yang membatasi
Hidup serasa hanya alunan irama sendu yang yang mengiringi
Kesadaran mengajakku untuk kembali
Melihat diri yang terjerat nestapa ini
Tak pernah ada obat yang mengobati
Karena diri jauh dari orang bijak dan suci
Kesadaran mulai merenggut diri
Terasa sedih melihat alur cerita yang telah ku lalui
Jerat-jerat setan telah berubah bagai paras ayu bidadari
Mempesona... menggairahkan dan menggoda hatiÂ
Oooiiii.... apakah ini yang akan menghiasi cerita hidupku
Diri yang selalu bertopeng pada kebaikan yang palsu
Untuk mengejar kepuasan yang semu...
Dan yang akan keceritakan di hadapanMU
Sadarlah diri....
Bangunlah diri ini....
Bukalah selimut hati ini...
Agar diri mampu dan kuat menanggung beban dan janji suciÂ
Hijrahlah diri ini.... Â selama nafas masih ada
Dari kepalsuan menuju kehakekatan
Dari yang hina menuju kemuliaan
Dari derajat paling rendah menuju kesempurnaan
======
Sejak cintaMU bermukim di dada
Dimanapun diri berada... menjadikan hidup serasa di surga
Di atas tanah pun serasa sejuk karena rimbunnya pepohonan
Di bawah tanah pun serasa berkecukupan karena bersama harta yang tersimpan
Rasa sedih diganti dengan kesyukuran
Rasa khawatir diganti dengan keyakinan
Rasa putus asa diganti dengan cinta
Karena hadirnya DiriMU di dadaÂ
Semua muncul karena semangat diri dalam berproses dan belajar
Agar diri mampu berhijrah
Dari akseden menuju pikiran
Karena hakekat hidup diri hanya untuk menjalani
Magelang, 28/7/2022
Salam
KAS
Puisi metamorfosis diri adalah renungan kondisi diri yang tersadar pada posisi yang tak pernah berubah. Â Karena diri tak pernah mampu memaknai hijrah yang hakiki, yaitu hijrah dari akseden menuju hijrah pikiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H