Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Humor Sufi: Kenali Potensi Diri

24 Juli 2022   05:00 Diperbarui: 24 Juli 2022   06:14 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Namun realitanya setelah diri kita hidup di dunia banyak yang lupa dengan potensi yang dimilikinya akibat dari desakan atas kondisi yang berada di lingkungan hidupnya.  Kondisi yang demikian ini karena dominasi dari rasa khawatir atau perasaan was was tentang masa depan yang dijalani.  Sehingga kehidupan hanya fokus pada saving kebutuhan karena penjara pada perasaan tersebut.  Hal ini mengakibatkan kekeliruan orientasi karena hilangnya makna potensi diri yang dimiliki akibat penjara dari kondisi kehidupannya.

Penjara pemahaman pengetahuan yang hanya orientasi fisik/material mengakibatkan diri salah dalam memahami makna atas sebuah isyarat peristiwa yang terjadi agar dijadikan bahan untuk bekal kehidupan.  Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan pemahaman yang hanya mendasarkan pada logika material dan atau hilangnya unsur non material yang seharusnya menjadi orientasi berpikir dalam kehidupan ini. Maka hasil pikir yang di dapat dari ketidakseimbangan adalah kemunduran atau hilangnya nilai potensi diri yang sesungguhnya. 

Hilangnya potensi inilah sebetulnya sebuah kecemasan yang menjadi bahan protes para malaikat pada waktu itu.  Dan realita ini sekarang terjadi sehingga kehidupan diri hanya selalu "menumpahkan darah dan membuat kerusakan" untuk mempertahankan hidup di dunia ini.  Maka hilangnya potensi ini menjadikan diri memiliki derajat yang paling rendah, sehingga melebihi "kebringasan dan kebiadapan" para makhluk lainnya.

Sebuah kerugian jika kondisi ini terjadi dalam kehidupan diri kita sekarang ini.  Maka perlu kiranya diri untuk selalu melakukan prosesi berpikir dan merenung untuk kembali mengenali dan menemukan potensi diri manusia yang sesungguhnya.

Potensi dan Kondisi Diri

Potensi diri adalah sebuah kepemilikan dasar yang harus dimiliki oleh manusia yang sesungguhnya.   Potensi diri bukan merupakan ukuran material atau kepandaian jasadiyah melainkan sebuah bentuk keseimbangan yang komprehensip antara unsur material dan non material.  Dua unsur inilah yang merupakan kekuatan dan daya hidup sesungguhnya setiap diri manusia ditengah kondisi kehidupan yang dijalani.

Kepemilikan potensi diri ini akan menjadikan diri mampu menangkap dan mencermati setiap perangkap kondisi yang ada disekitar kita.  Namun bukan hal yang mudah untuk memilikinya karena harus membiasakan diri untuk belajar dan berproses sesuai dengan pengetahuan yang benar.  Kebenaran pengetahuan ini sifatnya adalah mutlak dan tak tergantikan atau bukan sebagai hal yang harus direnovasi atau tambal sulam melainkan dibangun dari proses aktivitas belajar selama kehidupan.

Proses belajar yang benar dan yang tak berakhir inilah menjadikan diri memiliki kepekaan dari setiap kejadian yang sedang terjadi sehingga mampu membaca arah yang ingin dituju atau makna yang tersirat dari peristiwa yang terjadi sebagai penyadaran diri atas kondisi yang sedang terjadi.  Sehingga diri mampu memposisikan kondisi yang ada bukan sebagai penghalang atau tembok pembatas perjalanan di kehidupan ini.    

Keberadaan diri kita hanya ibarat naik bus untuk  sampai tujuan tertentu dan tak pernah bisa mengatur karena sekedar menumpang dan harus adaptasi atau menikmati perjalanan yang ada.  Maka kewajiban diri hanyalah sekedar untuk bersikap dan memposisikan diri dengan kebersyukuran karena masih diijinkan untuk hidup menumpang di dalam kehidupan agar mampu mencapai tujuan.

Penutup

Hanya sekedar humor sufi dan tidak ada yang lucu atau pantas ditertawakan dalam tulisan ini.  Perbedaan pemikiran atau filosofi tentang potensi diri inilah yang mungkin bisa membikin diri tertawa atas pemahaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun