Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Aku Ingin Sehat?

20 Februari 2022   22:27 Diperbarui: 20 Februari 2022   22:31 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika bentuk sehat tidak dapat terdefinisikan maka otomatis diri tidak mampu mengambil makna dari kata tersebut.   Karena melalui bentuk inilah manusia mampu baca dan belajar tentang pemahaman yang akan bermanfaat untuk kehidupan di dunia ini.  Hal ini senada dengan sebuah pernyataan "lihatlah langit dan bumi, melalui dua hal itu manusia mampu mengambil manfaat darinya yang sesuai dengan kadar penglihatan dan pendengarannya".

Sebuah pelajaran yang mengajak diri agar mampu menemukan makna sehat ditengah kondisi pandemi ini.  Kesehatan akan terjadi jika diri mampu kembali pada alur pemahaman yang sebenarnya bukan sekedar informasi pemahaman dari kebohongan mata dan telinga diri kita selama ini yang sudah menjadi penjara bagi pemahaman diri kita.  

  

Kembali Menjadi Diri Manusia

Kehidupan sekarang ini jika diri kita menyadari pasti banyak berafiliasi pada wujud keduniaan yang bersifat meterial/jasadiyah, dan  pasti akan sangat mempengaruhi pemahaman makna dan diri manusia sehari hari.  Hal ini mengakibatkan esensi diri sebagai manusia semakin berkurang bahkan berubah dan lepas dari fitrah diri sebagai manusia.  Dan ketika ini terjadi maka tidak salah jika diri sekarang ini bukan berposisi sebagai manusia namun bisa sebagai serigala.

Serigala yang digambarkan sebagai hewan buas yang suka berkelompok dalam memangsa buruan (menyendiri karena bekerja bersifat untuk kepentingan pribadi) tak jauh dengan pribadi diri kita sekarang ini.   Diri kita yang sudah berubah fungsi dari manusia yang sempurna dan tertinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk lain berubah menjadi sesuatu yang rendah derajatnya.  Penggambaran ini menunjukkan peran diri sebagai manusia telah hilang sehingga hidupnya pun jauh dari keseimbangan hidup sebagai manusia yang sejati.

Dan perubahan hakekat ini tidak hanya seperti serigala melainkan bisa digambarkan dengan hewan-hewan yang lain.  Apakah selama ini diri tidak pernah berpikir sampai demikian dalam kehidupan sekarang ini?  Maka tidak salah ketika ada sebuah fenomena yang "mengingatkan" untuk mengajak berpikir tentang kondisi kehidupan sekarang.  Karena ketika diri memiliki kesadaran bahwa perubahan ini mengakibatkan esensi diri sebagai manusia sudah lepas dan tergantikan oleh yang lain.

Esensi diri sebagai manusia yang lepas ini mengakibatkan lepas dari teori keseimbangan kehidupan.  Tugas diri sebagai manusia dilupakan karena ekstisten hewan yang telah menggantikan perilaku dalam diri kita.  Memang secara bukti (material/jasadiyah) diri kita masih dalam bentuk manusia  dan secara pemahaman bentuk inilah bukti yang kuat dalam pengetahuan modern.  Namun realita perilaku diri kita sudah menyimpang dari hakekat sebagai manusia.  Hal ini diperkuat dengan pernyataan "Keluarlah dari sarang serigala itu! karena penghuninya merasa tidak nyaman dengan kedatanganmu ke rumahnya".  Sebuah nasehat yang banyak dilupakan diri kita sebagai manusia bahwa hidup kita sekarang ini ibarat rumah sudah tidak dihuni oleh penghuninya.  

Kesadaran memang dibutuhkan untuk menyadari hal ini, namun tidak jarang karena "kebutaan" mata dan "tuli" pendengaran diri kita akibat dari penjara indahnya pemahaman yang ada sekarang ini.  Pemahaman yang ibaratnya sudah menggantikan peran Tuhan dan menjadikan diri sebagai tuhan mengakibatkan diri terperosok dalam kehidupan di dunia ini.  

Kesadaran untuk menjadikan diri memiliki pemahaman yang benar akan mampu menjadikan diri tetap sehat dan hidup yang tangguh dalam kondisi pandemi covid corona ini.  Bukan berarti bahwa pemahaman yang selama ini kita anggap benar itu salah namun belajar untuk lebih mengoptimalkan mata dan telinga diperlukan agar diri memiliki pemahaman yang sesuai dengan yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Tulisan ini hanya sekedar humor sufi yang memberikan pemahaman tentang bentuk sehat pada diri manusia agar diri mampu hidup dalam keseimbangan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun