Ketakutan kekurangan makan adalah hal wajar yang sering ditemui, padahal ketika makan dengan berlebih akan mendatangkan penyakit itu sendiri. Â Kecemasan tidak diperhatikan teman akan menimbulkan rasa ego diri agar diri selalu menjadi perhatian, sehingga hidup hanya untuk mencari hal tersebut dan menimbulkan rasa bosan dan perpisahan dengan teman yang lain.
Oleh karena itu diri harus bisa belajar bijak agar diri tidak seperti orang yang hanya sekedar mencari nafkah namun kesibukannya malah meninggalkan hal-hal yang penting dalam kehidupannya. Â Agar hal ini dapat terwujud maka diri harus selalu dapat menjaga keseimbangan kehidupan yang baik.
Teori Keseimbangan dalam Kesibukan Bekerja
Diri dalam bekerja memang selalu disibukkan pikiran karena fokus agar dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Â Ketika pikiran-perasaan dan fisik manusia berkelana mencari materi dan mempersiapkan untuk kepentingan besuk hari atau tahun-tahun mendatang adalah sebuah bentuk penjara badan dalam kesibukan bekerja.
Walaupun diri adalah orang bebas yang tidak masuk sel namun melihat rutinitas keseharian dalam kehidupan ibarat diri dipenjara oleh pekerjaan (materi). Â Oleh karena itu penting kiranya diri untuk bisa melepaskan diri dari penjara tersebut. Â
Maka setiap orang harus memiliki kesadaran bahwa bekerja adalah hal yang baik namun bisa berubah menjadi tidak baik jika diri bekerja melampaui batas. Â Diri yang demikian karena tak memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup untuk mengetahui pembatas antara yang baik dan tidak baik.Â
Bekerja merupakan sebuah kenikmatan dan bagaikan kelezatan dalam perjalanan kehidupan manusia. Â Namun kenikmatan dan kelezatan bisa berubah menjadi musibah ataupun petaka jika disebabkan munculnya rasa bosan-penyakit diri-ataupun hilangnya orang-orang yang pernah dicintai dan dicintainya.
Tugas diri adalah untuk selalu mencari pemahaman atau pengetahuan yang benar dan tidak sekedar mengikuti pengetahuan yang selama ini dianggap benar oleh orang lain. Â Mencari pemahaman tersebut adalah dengan selalu merenung dan belajar ditengah kesibukannya untuk mencari jawaban atas penjara kehidupannya.
Ibaratnya diri yang datang ke majelis ilmu adalah dengan motivasi untuk mencari pemahaman/pengetahuan yang benar. Â Dan bukan datang ke majelis karena diri untuk memenuhi kebutuhan perutnya (materi/prestasi/popularitas). Karena ketika diri lepas dari unsur dunia maka akan memudahkan diri dalam menerima segala bentuk nasehat dan menjadikan diri paham dengan pemahaman tentang kehidupan yang baik.
Dan ketika ini terjadi maka hati dan mata manusia akan terbuka dan mengakibatkan timbulnya jiwa manusia yang diwakili oleh rasa penyesalan serta memunculkan instropeksi untuk selalu belajar dan memperbaiki diri. Â Dan kesadarannya pun tidak hanya sekedar muncul di tempat pencarian ilmu namun kesadaran yang hakiki dan akan menyertai perjalanannya di kehidupan di dunia ini.
Pemahaman kehidupan yang baik akan membawa pada pengenalan tugas diri sebagai manusia yang sesungguhnya. Â Karena dengan pemahaman tersebut akan diawali dengan mengenal diri secara benar. Â Ketika diri dapat mengenal dirinya sendiri otomatis diri tidak ingin ditinggalkan oleh dirinya sendiri dan hanya dikuasai oleh hal yang lain.