Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Hidup Ini Apa yang Kau Cari Nak? (Beban/Bekal)

8 Desember 2021   20:08 Diperbarui: 8 Desember 2021   20:12 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Coba tengok aktivitas hidup kita selama ini, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.  Diri beraktivitas yang semuanya mungkin dikatakan sebuah kebaikan namun ternyata mungkin bukan hakekat kebaikan.  Memang segala aktivitas adalah sebuah aktivitas tapai yang kita lakukan karena beban dalam kehidupan yang kita jalani.

Mengapa aktivitas diri katakan sebagai sebuah beban? 

Pertama, segala aktivitas hidup adalah ibarat sebuah ritual pikir yang berat yang harus dilakukan.  Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi merasakan bahwa segala aktivitas adalah barang berat yang harus dilakukan karena segala sesuatu harus sesuai dengan yang dipikirkan.  Keharusan atau kewajiban ini menjadi  beban pikir diri karena tujuan untuk memenuhi kehidupan di dunia.

Mulai dari aktivitas rumah tangga-bekerja bahkan sampai ritual peribadatan pun semata-mata bukan karena kesadaran diri karena diri hidup. Tapi merasa sebuah beban yang harus diletakkan dipunggung.  Sehingga melaksanakan itu semua hanya semata-mata memenuhi kewajiban tugas manusia di muka bumi ini.

Hal ini dikarenakan diri dalam aktivitas hanya di dominasi oleh otak (kepala)  dalam keseharian.  Dominasi inilah yang menjadikan diri dalam beraktivitas/bekerja akan keliru arah dan menjadikan diri merasa terbebani dalam kehidupan di dunia ini. 

Semua pikir yang menjadi isi yang ada di kepala ini mengumpul sebagai sebuah beban karena tidak semua akan dapat dipenuhinya.  Beban yang berkumpul dari kepala  yang tak terpenuhi atau terwujud inilah nantinya yang akan dibawa mati. 

Kedua, Segala aktivitas hidup adalah ketakutan tidak terpenuhi. Ketakutan ini mengakibatkan diri akan beraktivitas akibat dorongan agar bisa mencukupi segala kebutuhan yang ada.  Keharusan atau kewajiban dalam melaksanakan aktivitas hanya semata mata memenuhi kepuasan atau menghilangkan "rasa" yang memenjara kehidupan diri manusia.

Akibatnya seluruh aktivitas akan menjadi sukar untuk dilakukan karena diri dibebani oleh rasa was-was/kelupaan yang sudah tidak sesuai dengan kodrat sebagai manusia.  Karena perasaan tersebut mendominasi aktivitas hidup hanya sekedar menutupi ketakutan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Semua perasaan yang menjadi beban dan belum bisa diwujudkan akan mengumpul menjadikan diri terpenjara dalam rasa itu sendiri. Beban yang terkumpul ini akan menjadi sebuah penyakit dan nantinya akan dibawa mati.

Ketiga, Segala aktivitas hidup adalah keinginan yang harus dicukupi. Ketika diri beraktivitas dengan dasar seperti ini maka akan bertindak bagaimana mewujudkan keinginan tersebut.  Keinginan yang harus diwujudkan ini mengkibatkan diri akan bertindak diluar kontrol bahkan sering bertindak merugikan orang lain.

Dominasi keinginan perut agar dapat terpenuhi  menjadikan diri menjadi manusia yang rakus dan sering bertindak diluar batas.  Hal inilah yang sering merugikan diri sendiri dan orang lain bahkan alam semesta.  Akibatnya seluruh aktivitas diri menjadi beban harga diri karena keinginan yang ingin untuk dipenuhinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun