Apakah diri masih bernafas?
Apakah diri masih mendengar?
Apakah diri masih selalu makan?
Dan Apakah diri masih merasa hidup di dunia?Â
Mungkin semua pasti akan dijawab "iya masih"
Namun kenapa hidup masih seperti ini
Selalu merasakan dan mencari beban karena kondisi
Dan tak pernah menemukan sumber air kehidupan yang hakiki
Halusinasi karena diri terpenjara pada beban diri
Yang menjadikan berat dalam menjalani kehidupan di dunia ini
Ibarat hanya memikul kondisi masalah yang dihadapi
Karena semua masuk dalam hati
Kehidupan diri sekarang terasa berat
Gocangan dan hembusan selalu terasa
Serasa menggeser titik pijakan kaki kita
Mengakibatkan diri lalai dengan diri sebagai manusia
Halusinasi karena diri kurang ilmu dan pemahaman
Yang menjadikan diri selalu merasa kehausan
Ibarat diri keliru dalam mencari air kehidupan
Karena lalai dengan bacaan yang seharusnya dijadikan panduan
Fenomena diri yang sudah mulai terbelah sehingga tak mampu menampung air
Karena selalu berat sebelah
Tak pernah berpikir akan kondisi yang telah berubah menjadi masalah
Menyebabkan terbuai dalam pemecahan problema dengan jalan yang salah
Pemahaman akan pengetahuan yang banyak keliru
Karena diri hanya selalu belajar dan hanya meniru
Kebiasaan yang telah ada membelenggu sebagai guru
Yang tak ada upaya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman yang baru
Keseimbangan adalah sebuah hakekat
Yang harus dicari dengan penuh hikmat
Dengan kesadaran diri yang perlu diruwat
Agar diri dapat mencapai titik pijakan yang kuat
OOiii.... malangnya diri ini
Betapa sedih jika sudah terjebak dengan situasi ini
Berat sebelah kondisi yang dijalani
Lepas dari titi keseimbangan kehidupan manusia sejati
Betapa malu jika diri tetap seperti ini
Bagaikan diri yang tak pernah mampu tegak berdiri
Terpeleset jauh dari harapan hidup yang asli
Terpedaya oleh hiruk pikuk kondisi yang hanya halusinasi
Bukan bekal yang dicari
Hanya beban yang selalu menjadi penghias dalam kehidupan ini
Menjadikan diri bagaikan orang yang diam dan hanya memikul beratnya kondisi
Lumpuh tak mampu berjalan dan berteriak teriak hanya untuk meratapi
Memang tak banyak diri yang sadar
Karena sudah terlelap dengan kesakitan
Yang dirasa seperti sebuah ilusi kebahagiaan
Dan ibarat kita meminum air laut yang banyakÂ
Hanya sekedar puisi
Untuk rujukan diri
Agar selalu ingat pada nilai hakiki
Karena diri adalah manusia bukan makhluk yang bersifat hewani
Salam
Magelang, 30/11/2021
KAS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H