Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diri dalam Kondisi

17 Oktober 2021   19:37 Diperbarui: 17 Oktober 2021   19:40 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebebasan hidup serasa sudah menjadi tujuan
Karena selalu merasa berilmu dan selalu benar
Yang mengakibatkan diri terpenjara dalam ego manusia
Terlena dan bahkan lupa akan arah perjalanan yang harus dijalankan

Alam dan sesama manusia senantiasa serasa dalam cengkraman
Yang harus tunduk dalam kepentingan
Melalaikan semua prosedur hidup dan perintah Sang Pencipta
Memuja ego untuk sekedar kepuasan yang fana

Sang Pencipta sedih melihat...
Malu terhadap para saksi atas diciptakan diri kita
Yang pernah mengingatkan sebelum terjadi semua
Tapi Sang Pencipta pasti lebih paham dan tahu atas kondisi diri kita

Oooiii...  Sang Pencipta tidak  marah
Karena sifat Kasih dan SayangNYA terhadap diri kita semua
Namun apakah Sang Pencipta tidak mengingatkan?
Atau diri kita tidak sadar dengan semuanya.....

Bencana dan musibah silih berganti menimpa
Bagaikan siklus alam .... yang diri anggap itu hanyalah kejadian alamiah
Bukan peringatan atau marah NYA Sang Pencipta
Karena diri sudah terjebak dengan pengetahuan dan ilmu yang ada

Kondisi ini yang menyebabkan diri tidak pernah mau mengakui
Kesalahan atau kekeliruan yang terjadi
Ooohh... Betapa kejamnya diri ini
Yang senantiasa memuja ego dan harga diri untuk kepentingan yang tak dimengerti

Banyak manusia lain telah menjadi korban...
Bahkan laksana kelinci percobaan
Maka tak heran apabila alampun bisa marah
Karena kelakuan diri yang tak sepantasnya

Alam semesta telah rusak
Karena diri kita hidup dalam budaya ke angkamurkaan
Kondisi ini menyebabkan lupa hakekatnya
Maka jangan heran Sang Pencipta menyentil melalui alam untuk mengukur seberapa kuatnya diri kita

Sadarlah diri ini ... bahwa kita bukan diri  kita
Benda asing sudah menguasai dan memenjara
Derajat sudah runtuh tanpa ukuran karena hilangnya busur pengukurnya
Terlena dan tertipu oleh tipu daya kehidupan yang memabukkan 

KAS, 17/10/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun