Mohon tunggu...
Muhajir Zaki
Muhajir Zaki Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillah berkah

bismillah jadi dewan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman Resesi 2023: Bagaimana dengan Indonesia?

26 Oktober 2022   11:41 Diperbarui: 26 Oktober 2022   11:56 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perekonomian dunia tahun 2023 diperkirakan akan mengalami kegelapan terlebih di beberapa negara -- negara sudah mulai mengalami kenaikan inflasi dan dimungkinkan akan terus menaik sampai titik waktu yang  tidak diketahui.

Lalu, bagaiamana dengan perekonomian di Indonesia? Apakah indonesia tidak akan terkena imbasnya? Ataukah perekonomian global akan berimbas pada perekonomian di Indonesia? 

Apapun yang diprediksikan tentang resesi 2023, kuncinya adalah persiapan di mulai dari sekarang baik dari pemerintah sendiri ataupun dari masyarakat. Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah dan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat?

International Monetery Fund (IMF) memberitahukan bahwa pada tahun 2023 resesi ekonomi bisa dialami oleh seluruh negara. Bisanya resesi terjadi akibat menurunnya Pendapatan Domestik Bruno (PDB), meningkatnya harga barang atau inflasi dan menurunnya permintaan agregat dari masyarakat. 

Inflasi pada tahun sekarang dan tahun berikutnya dimulai pada saat Amerika Serikat mengalami penguatan nilai mata uang dollar yang kemudian memicu kerugian pada sektor UMKM dan konsumen di banyak negara yang sangat bergantung pada barang dan bahan baku. 

Kemudian tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi itu dengan menaikkan suku bunga, dan pada akhirnya ini akan berimbas pada inflasi di negara lain dan sudah terbukti negara lain pun mengalami inflasi. 

Terlebih lagi penyebabnya adalah Negara Rusia yang menggelar agresi militer ke Negara Ukraina yang menyebabkan harga energi dan makanan naik beberapa puluh persen dan mengakibatnya harga naik seperti harga bahan bakar minyak (BBM) kemarin dan tentu inilah yang menyebabkan perekonomian di Indonesia akan mengalami krisis dan apa yang ditakutkan pada tahun 2023 mungkin akan sangat terjadi.

Menurut peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengatakan bahwa kondisi perekonomian di Indonesia sebenarnya cukup baik, meski perlu kewaspadaan karena tekanan global yang semakin menggila. Masyarakat diharapkan untuk tidak panik secara berlebihan dalam menanggapi isu resesi ini, terus waspada, dan perlu persiapan yang matang. 

Kemudian dari pihak pemerintah melalui staf khusus menteri keuangan bidang komunikasi strategis Yustinus Prastowo menyebutkan, APBN 2023 sudah disiapkan untuk menjaga kestabilan perekonomian dan menanggulangi resesi 2023. Hal ini dibuktikan dari perpindahan alokasi subsidi dari bahan bakar minyak (BBM) menuju pemberian subsidi untuk belanja perlindungan sosial atau perlinsos yang kemudian akan disalurkan kepada beberapa sektor. 

Kemudian pemerintah pun akan memberikan stimulus kepada para pihak UMKM untuk memperkuat disektor perdagangan. Kemudian pemerintah pun akan memberikan insentif perpajakan maupun mendapatkan dukungan permodalan. Seperti program kartu pra kerja yang masih terus berjalan.

Bila kita melihat pergerakan yang telah dilakukan oleh pemerintah maka penulis bisa melihat bahwa pemerintah kita masih menggunakan kebijakan ekonomi politik pendekatan keynesian tepatnya neo-keynesian. 

Dan mungkin pemerintah akan terus memberikan stimulus-stimulus agar perputaran uang terus berjalan dan masyarakat dapat terus berbelanja dan produsen pun tetap terus menawarkan barangnya dengan harga yang pantas. 

Kemudian lalu bagaimana masyarakat bila menghadapi kondisi resesi ekonomi di tahun  2023? Penulis menyarankan perbanyak belanja kalaupun mau investasi sebaiknya berikan kepada UKM yang produktif. Kenapa UKMkarena UKM tidak terlalu berpengaruh terhadap dollar.

Lalu kenapa UKM yang produktif karena supaya uangnya akan terus berputar. Penulis menyarankan masyarakat diharuskan terus berbelanja sesuai dengan kebutuhannya jangan banyak menyimpan uang karena hal itu akan berdampak kepada inflasi. 

Kemudian masyarakat pun perlu membantu pemerintah dengan melakukan investasi kepada pihak UKM yang produktif karena UKM tidak terlalu berpengaruh terhadap dollar dan UKM produktif pun akan terus memutarkan uangnya sehingga ekonomi akan kembali normal.

Tetapi untuk penerapan pendekatan neo-keynesian mungkin tidak akan berpengaruh terhadap negara-negara besar karena memang sudah terbukti bahwasannya mereka menurunkan suku bunga bank tapi tetap inflasi terus meningkat inilah anomali perekonomian, dan dari hal itu para pemikir harus mulai memberikan pemikiran barunya untuk menciptakan pendekatan baru yang lebih optimal dalam memberantas resesi ekonomi 2023 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun