Mohon tunggu...
Muhajirin
Muhajirin Mohon Tunggu... Guru - Asah pikir dengan menulis

Belajar menulis dengan baik adalah bagian penting untuk mengawetkan pengetahuan. Kadang ilmu bisa karatan dalam pikir yang terpendam. Berdiskusi dan menulis merupakan sebagian cara untuk mengasah Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tiga Momen Menyambut Lebaran di Masa Kecil yang Masih Dikenang

12 Mei 2021   13:01 Diperbarui: 12 Mei 2021   18:16 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menariknya, pencarian dilakukan setiap hari dan paling ramai pada hari-hari libur kalender nasional. Banyak hal yang terjadi selama di hutan, mulai dari saling menakut-nakuti dengan bahaya babi hutan, ular piton, atau mengarang cerita hantu penunggu hutan yang sewaktu-waktu bisa muncul. Bagi yang takut, akan selalu berusaha tidak jauh dari temannya yang lain.

Upaya menakut-nakuti teman mempunyai beberapa tujuan, diantaranya ada yang sengaja iseng untuk lucuan-lucuan saja. Ada juga yang benar-benar menceritakan pengalaman nyata berhadapan dengan babi hutan. Mereka kebanyakan lolos dari bahaya karena sudah mengetahui cara mengantisipasinya. Babi  berbahaya apabila berada pada dua kemungkinan yaitu babi yang terluka dan babi beranak kecil. Kalau tidak mampu menghadapi menghindar saja, sedangkan jika mampu hadapi dan habisi. Begitu kira-kira prinsip survive hidup di hutan.

Sebenarnya, keterampilan menghadapi babi hutan diperoleh dari pengalaman generasi ke generasi. Setiap laki-laki dewasa kebanyakan berpengalaman berburu babi untuk dimusnahkan karena dianggap sebagai hama. Namun, pencari kayu tidak semua punya pengalaman berburu, sehingga tidak heran ada yang mudah timbul rasa takutnya.

Bahkan, ketakutan itu sendiri sudah ada sebelum memasuki hutan, karena hawanya saja sudah menimbulkan sensasi yang aneh bagi yang belum terbiasa. Dingin, gelap dan sunyi. Belum lagi, dengan suara aneka satwa yang silih berganti sahut menyahut.

Pada gilirannya, ketakutan sebagian orang tersebut berdampak pada hasil kayu bakar yang diperoleh. Bagi penakut, biasanya tidak mampu mengumpulkan jenis kayu kualitas bagus karena banyak orang harus berbagi di radius yang terbatas. Sedangkan yang berani, bebas mengeksplorasi hutan seluas-luasnya, kemudian memilih kayu terbaik sesuai selera. Hal itu akan nampak pada jenis kayu bakar yang disusun di bawah kolong rumah masing-masing pednuduk. Suatu pembeda yang sering kali menjadi kebanggaan.

Meski demikian masifnya perambahan hutan, namun tak menyebabkan kerusakan parah karena tidak diperbolehkan menebang pohon berukuran besar sebagai penyangga hutan. Hal itu wajib dijamin, sebab sampai di rumah akan dievaluasi oleh para tetua terhadap ukuran dan jenis pohon yang ditebang.

Kondisi itu, tidak lagi bisa ditemukan di Dodu, bahkan umumnya di Kota Bima, karena hutan bukan hanya rusak tetapi sudah hilang. Hutan tutupan negara saja telah dikapling-kapling menjadi milik pribadi. Kemudian diperkuat oleh Perda Tata Ruang Kota Bima yang tidak memuat adanya wilayah hutan.

Ketiga, Membuat Dodol Bima.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dodol Bima bagi saya adalah dodol terbaik yang pernah ada di dunia ini. Hehee, tentu saja itu menurut saya yang orang Bima. Bagi suku lain pasti memiliki makanan atau dodol khasnya masing-masing, Diantara yang terkenal adalah dodol Garut dan dodol Betawi juga saya suka, tapi tidak memiliki kesan khusus ketika berlebaran.

Seperti Dodol lain, dodol Bima juga bertekstur lembut dan kenyal berwarna hitam dari campuran gula merah dan tepung beras ketan hitam. Bahannya, terdiri dari tepung beras ketan, gula merah, santan kelapa, mentega, gula pasir, dan terigu. Semua itu disediakan dan diolah oleh para ibu sampai jadi satu paket yang dituang dalam kuali besar.

Kemudian giliran para Bapak yang mengaduknya dalam kuali di tungku tanah yang digali. Alat Pengaduknya terbuat dari kayu atau tembilak yang sudah dibersihkan. Pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar sehingga itulah alasan para ibu menyerahkannya pada kaum adam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun