Perempuan pada pria pemilik pusaka
Terbiarkan waktu merampas segenap
Jangan tanya bilik malam yang muram pasrah
Jelaga saja dihempaskan mengguyur sosok
Masih belum cukup tergopoh, jarak telah melewati waktu
Menyetak raga, membesi otot perempuan perkasa
Gemulai tak lagi nampak
Meski tuan membedak tebal padanya, bahkan cangkul tak lagi mampu mengupas
Tetap saja, kenapa membisu saat dia merintis huma
Nikmati saja, sudah diabdikan segala untuk tuan
Dan tuan telah saksikan
Dia telah menggenggam malam
Dengan sabar menggoda pagi mendekap embun
Hingga surya menyala-nyala
Jangan sesali pusaka itu terenggut
Sebab sanadnya bukan pada kuncup
Biarkan bunga mekar tepat waktu
Meski luruh, masanya kembali jua
Waikabubak, 9 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H