Mohon tunggu...
Muhajir Arrosyid
Muhajir Arrosyid Mohon Tunggu... dosen -

Warga Demak, mengelola tunu.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rabiah Vs Ustadz Syam Tentang Surga

18 Juli 2017   12:55 Diperbarui: 18 Juli 2017   13:18 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat video Ustadz Syam di media sosial aku teringat dengan Rabiah Al Adawiyah, sufi perempuan terkenal itu. Diceritakan Rabiah sedang berjalan, di salah satu tangannya  terdapat obor dengan api membara, di tangan yang lain ia membawa ember yang berisi air. Kemudian ada seseorang bertanya.

            "Hai Rabiah, hendak kemana kau?"

            "Aku hendak ke surga, akan aku bakar surga."

            "Itu ember?

            "Akan aku siram neraka. Agar orang menyembah Allah bukan hanya karena surga dan neraka."

            Aku kira kisah inilah yang menginspirasi Om Dani untuk membuat lagu yang liriknya begini. "Jika surge dan neraka tak pernah ada.....".

Mungkin Rabiah sedang bercanda ya Tadz? Masak tahu dimana letak surga dan neraka. Tapi kita bisa menguliti maksud Rabiah. Tujuan itu Allah, surga hanya hadiah yang dijanjikan. Kita tidak boleh menghamba kepada surga, karena jika hanya fokus kepada surga maka kita bisa terpeleset menyekutukan Allah. Memang segala niat ibadah kita kita lafalkan Lillahitaala, Ina sholati, wanusuki, wamahyaya, wamamati, lillihirobbil alamin. Tetapi jika mimpi kita hanya surga, kita seperti seorang yang menginginkan sesuatu tapi tidak hormat kepada pemiliknya.

Kok aku jadi banyak bicara tentang surga ya Tadz. Aku menulis tentang surga ini hanya menggunakan logika yang dipinjamkan oleh Allah kepada ku. Sebenarnya jika dipinjamkan juga tidak tepat, kok seperti aku ini orang lain, aku adalah bagian dari Allah. Sudah-sudah malah bingung nanti.

Surga adalah sesuatu yang dijanjikan oleh Allah agar umat manusia taat menjalankan perintahnya. Sedangkan neraka adalah sesuatu yang dijanjikan oleh Allah bagi orang yang berpaling atas perintah Allah. Tetapi bagi orang yang sudah mengenal Allah dan mengenal dirinya, ia tidak lagi meributkan surga dan neraka. Ia mengakui adanya surga dan neraka tetapi tidak menjadi tujuan. Pokonya, di dunia Nabi kita menyuruh kita berakhlak baik.

Terus surga itu yang seperti apa? Digambarkan surga itu serba indah, serba enak, serba gampang, tidak ada yang susah. Oleh pendongeng Hans Christian Anderson, 'digambarkan di surga ada sungai dengan air mengalir jernih dan ikan-ikan berwarna emas di dalamnya. Ada juga kerumunan burung merak yang merentangkan ekornya di antara pohon-pohon palem raksasa. Sang pangeran menemui bidadari yang pakainnya bersinar seperti matahari dikelilingi dayang-dayang berkonde bintang berkerlip. Istana bidadari itu berwarna tulip cerah, dari jendela istana terlihat pohon pengetahuan berbuah merah keemasan. Pohon itulah yang mengakibatkan Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.

Demikian Hery Yasin mengimajinasikan surga, ada mata air jernih mengalir. Saking jernihnya hingga terlihat ikan pencuri dan ikan polisi berkejaran, terlihat juga kepiting bercinta di dasar sungai. Pohon rindang dengan akar menjuntai. Buahnya rimbun warna emas membuat ranting mentelung.

Kemudian kamu Ustadz di depan ibu-ibu berkerudung itu menggambarkan surga. Katamu, salah satu nikmat Allah terbesar di surga adalah pesta sek. Karena inilah yang kita tahan-tahan di dunia.

Jika mengunakan logikamu maka segala yang dilarang di dunia akan diberikan di surga. Lagi-lagi kalau menggunakan logikamu segala yang dilarang di dunia adalah hal yang baik yang ditunda izinnya oleh Allah untuk dilakukan nanti di surga. Misalkan, tidak diperkenankan ngaplok orang tua, nanti waktu di surga boleh ngaplok. Dan segala jenis contoh wagu yang lain.

Ada hadist "Surga berada di telapak kaki Ibu." Pak Ustadz pulanglah ke rumah, temui Ibumu dan lihatlah telapak kakinya, maka akan kau saksikan surga yang menampilkan gambar sek bebas. Begitu?

Pak Ustadz, ada istilah lain yaitu baiti janati, rumahku adalah surgaku. Jadi tidak perlu nanti untuk menikmati surga. Sekarang saja kita bisa menikmati suasana surga. Suasana surga adalah suasana damai, tenag di rumah dan seorang ibu sangat berperan. Ibu atau ummi adalah penyeimbang antara anak dengan abahnya.

Jika ditarik di ranah yang lebih luas misal kepemimpinan, ibu atau ummi adalah sebagai penyemibang antara imam dan ummat. Seorang ummi berada ditengah-tengah di antara imam dan ummat. Ia memantau agar imam tetap teguh berdiri dan memberi perhatian dan kasih sayang kepada ummat.  Jadi Ibu adalah kata sifat yang memberikan kedamian, ketentramaan selayaknya surga.

Marilah kita sebagai ummat Islam berhati-hati, (apalagi Ustadz). Orang lain tidak mengenal siapa Nabi kita Muhammad. Mereka mengenal Nabi dari perilaku kita, perkataan kita karena kita yang sudah mengaku-ngaku menirunya. Janganlah Rosullullah dihina-hina karena kita tak mempu menghadirkan diri Rosullulah dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun