Mohon tunggu...
Muhaimin Nur Salim
Muhaimin Nur Salim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Ponorogo jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

Seoarang remaja misterius yang penuh dengan kegemaran memainkan game online dan juga menggemari filsafat dan dunia fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hitam Putih Cangkul, Peluit dan Pena

27 Mei 2024   08:50 Diperbarui: 27 Mei 2024   09:05 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.kibrispdr.org

Tulus ikhlas tanpa mengharap like komen dan pangkat

Berkawan bumi langit dan cinta keluarga

Istiqomah bergerak meskipun semakin sempit ruangnya

"Banyak keringat petani yang kita telan puluhan tahun"

"Banyak air mata petani yang sangat sering kita lupa"

"Banyak darah petani yang tumpah di medan tanam"

sedikit kesadaran si putra pagi itu

Sembari mendengarkan lagu nasida ria

Duduk menatap pohon kelapa yang menjulang tinggi

Mendongak tanpa kata dan kedip 

Ia melamunkan kondisi hitam putih desa dan kota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun