Kami membayarkan utang tersebut, lalu segera beranjak.
Saat itu, kami merasa kembali menjadi mahasiswa yang tak berguna. Mengingat senyum mereka berdua ketika hendak beranjak, membuat nuraniku betul-betul terluka. Maaf, Pak tua. Maaf, Dik. Kami mahasiswa yang kurang peka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!