Mohon tunggu...
Andi MuhaiminDarwis
Andi MuhaiminDarwis Mohon Tunggu... Relawan - Menulislah. Sebelum kenangan indah terbuang sia-sia. Hargai hidupmu lebih dari siapapun itu.

Teknik Sipil 2015, Univ. Muhammadiyah Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

A Nation of Sheep (1961)

20 Juni 2019   14:25 Diperbarui: 20 Juni 2019   14:39 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Turun ke jalan mengecek drainase dan gorong-gorong, serta membagikan sembako adalah konsep terendah dari kata "merakyat" untuk kategori Pemimpin Wilayah ataupun Pusat. Sedang, konsep tertinggi adalah memastikan seluruh penduduk aman, damai dan tentram dalam hidup. Begitu juga dalam rangka penyampaian pendapat.

Kemana pemimpin kami yang terkenal merakyat? yang dahulu membuka Pintu Istana selebar-lebarnya agar dapat berkomunikasi langsung dengan rakyatnya; yang membagikan nomor pengaduan agar langsung diproses.

Dari awal, saya telah merasa dibodohi dengan kata "merakyat". Apa gunanya Menteri Kesehatan, Lembaga Kesehatan dll, apabila seorang Pemimpin Wilayah atau Pusat yang langsung turun ke pasar?
Dari Awal, saya telah merasa terbodohi dengan kata "merakyat". Mau tidak mau, suka atau tidak suka, semua fasilitas harus tersedia dengan baik kepada seorang pemimpin. Itu sudah dijamin oleh negara. Jadi, tidak usah peduli dengan persoalan penampilan seorang pemimpin yang berjalan dengan baju, jaket, celana, dan sepatu dengan harga yang murah. Sebab, apabila terjadi pertemuan Bilateral atau Multilateral mustahil seorang pemimpin memakai jas seratus ribuan.
Masa bodoh dengan makanan pemimpin yang selera rendahan, seperti pete, sate, nasi kuning, pecel dsb.
Kita telah terbodohi dengan jualan-jualan aneh itu. Sebab, Semuanya tak ada kaitannya dengan keterampilannya dalam memimpin. Bahkan, saya rela membayar mahal agar mendapatkan pemimpin yang adil dan kuat.
Untuk itu, saya ucapkan selamat bersenang-senang kepada seluruh rakyat. Selamat menyaksikan pemberontakan dan kucuran tangisan air mata serta darah di mana-mana, sedang pemimpin kita sibuk makan pecel dan berbelanja pakaian murah meriah.
Selamat merasakan hidup sederhana bersama pemimpin yang sederhana. Biarlah kekuatan asing yang menikmati kekayaan kita. Hidup dan standar pemimpin kita memang terlalu sederhana untuk menjadi negara maju dan kaya.


William J. Lederer menulis buku yang berjudul A Nation Of Sheep (1961), yang menunjukkan betapa mudahnya rakyat Amerika ditipu oleh para wakilnya di Kongres. Seluruh tenaga dan talenta yang dimiliki difungsikan untuk berupaya tetap berkuasa dan mempertahankan bos-bos mereka supaya juga tetap berkuasa. Lain tidak, mereka menganggap rakyat yang telah memilih mereka tidak lebih dari kambing congek yang mudah dibohongi dan diberi informasi selektif agar tetap tidak sadar bahwa kepentingan rakyat banyak menjadi terkorbankan. Dus, a nation of sheep, bangsa kambing (Amien Rais:2008)-bukan saya-

Tak ada kebencian yang saya utarakan. Opini memang tak selamanya harus memuja dan memuji. Jika hanya pujian yang harus terucap, maka terdapat disfungsi hati dan akal dalam dirimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun