Poin ini yang paling melekat dalam diri saya. Mengingatkan kembali betapa mahalnya jiwa kebangsaan pendahulu kita. Tak terbeli dengan apapun itu. Beliau mengambil contoh dari negara yang katanya memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Namun, ketika murid dari negara tersebut ditawarkan untuk mengabdi kepada negaranya, rupanya mereka lebih memilih menuju negara maju seperti Amerika, Kanada dan sebagainya. Sangat mengiris hati. Rupanya tak ada nilai nasionalisme dalam kurikulum yang katanya terbaik di dunia.
Integritas
Tentunya hal ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat melalui pendidikan karakter untuk menjamin mutu dan potensi bangsa. Prof. Muhajir, akrabnya, ternyata menteri yang sangat percaya diri untuk menyematkan nilai-nilai pendidikan karakter pada kurikulum. Integritas bangsa adalah karakter bangsa itu sendiri.
Kemandirian
Belajar dari keinginan bangsa untuk terbebas dari segala bentuk penjajahan, baik itu secara kasar maupun halus, membuat Prof. Muhajir melihat bahwa Indonesia adalah negara yang mandiri, dan itu melekat pada insan nusantara. Beliau kembali bernostalgia ketika Indonesia tetap tidak setuju dengan RIS (Republik Indonesia Serikat) yang dianggapnya sebagai penjajahan secara halus dan simbol ketidakmandirian bangsa.
Selain poin-poin di atas, beliau melanjutkan dengan bercerita lepas namun tetap berilmu. Muhammadiyah beliau gambarkan sebagai organisasi yang memiliki peranan yang teramat penting bagi dunia pendidikan nusantara. Yang dahulunya, pendidikan hanya boleh dinikmati oleh keturunan Belanda dan keturunan pejabat, tetapi berkat Muhammadiyah semua kalangan dapat menikmatinya dan mengkonversinya menjadi kader bangsa yang berintegritas, seperti Ir. Soekarno dan Pangeran Diponegoro.
Sebelum mengakhiri Speechnya, beliau lagi-lagi memberikan pencerahan tentang potensi Indonesia kaitannya dengan superioritas Amerika yang sekiranya akan berakhir dan patah oleh keuletan bangsa China. Beliau membakar semangat mahasiswa untuk menjadi tonggak bangsa untuk Indonesia maju pada tahun 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H