Tim mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang diketuai oleh Hendra Bara'langi' dan dibimbing oleh Ibu Diyah Yumeina, S.TP., M.Agr., Ph.D., melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Tombolo, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng. Program pengabdian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan limbah plastik yang selama ini menjadi masalah di desa tersebut.
Plastik sebagai salah satu jenis sampah anorganik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai. Setiap hari, penggunaan plastik dalam berbagai kebutuhan rumah tangga, seperti pembungkus makanan, botol air mineral, dan mainan, terus meningkat, sehingga limbah plastik menjadi tantangan lingkungan yang semakin mendesak untuk ditangani.
Desa Tombolo adalah salah satu desa di mana limbah plastik menjadi masalah akibat tidak adanya sistem pengelolaan sampah yang efektif. Berdasarkan hasil observasi tim mahasiswa Unhas, limbah sampah plastik di desa tersebut hanya dibakar, dikubur, atau dibuang ke selokan. Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan, risiko banjir, bau tak sedap, hingga penyebaran penyakit.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tim mahasiswa UNHAS memperkenalkan ecibrick sebagai solusi kreatif untuk menjawab permasalahan masyarkat. Ecobrick adalah teknik memadatkan limbah sampah plastik ke dalam botol plastik untuk dijadikan blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Metode ini tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik, tetapi juga mengubahnya menjadi benda yang memiliki nilai guna, ekonomi, dan estetika.
SD Inpres Kampung Beru sebagai mitra dalam pelaksanaan pemanfaatan limbah sampah plastik menjadi kerajinan ecobrick menyambut baik kegiatan ini. Kepala SD Inpres Kampung Beru menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa Universitas Hasanuddin dalam memberikan solusi terhadap masalah sampah plastik di desa mereka. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan memanfaatkan limbah plastik secara kreatif.
Pemanfaatan limbah plastik dimulai dengan sosialisasi kepada siswa-siswi SD Inpres Kampung Beru mengenai bahaya limbah plastik dan pentingnya pengelolaan sampah. Setelah sosialisasi, para siswa diajak untuk mengumpulkan sampah plastik dari lingkungan tempat tinggal mereka. Sampah plastik yang terkumpul kemudian dibersihkan, dikeringkan, dan dipilah-pilah untuk digunakan dalam pembuatan ecobrick.
Pembuatan ecobrick dimulai dengan memotong-motong sampah plastik, seperti kemasan makanan dan gelas minuman, menjadi potongan-potongan kecil. Potongan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik hingga padat dengan menggunakan tongkat. Pada kesempatan ini, para siswa dan tim mahasiswa Unhas bersama-sama membuat kerajinan ecobrick berupa pot tanaman yang dihasilkan dari botol-botol plastik yang telah diisi limbah.
Melalui kegiatan ini, tim mahasiswa Universitas Hasanuddin tidak hanya berusaha mengatasi masalah limbah plastik, tetapi juga berkontribusi dalam mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Upaya ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam menciptakan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H